Axel Williams

Axel Williams

Bab 1.

Pasangan suami-istri bernama Andrew dan Lovely, di karuniai tiga orang anak. Dua anak kembar laki-laki dan seorang anak perempuan. Kedua putra kembar Andrew dan Lovely bernama Axel dan Azel Williams, dan putri mereka bernama Alica Williams. Ketiga saudara ini memang terlihat akur di hadapan kedua orang tuan mereka, terutama Axel dan Azel. Namun, di belakang itu, mereka sering berseteru dan bersaing.

Sejak kecil Axel dan Azel tinggal terpisah karena suatu alasan. Axel pernah di culik dan baru bisa di temukan setelah usianya menginjak sepuluh tahun. Saat itu Lovely dan Andrew sudah hampir putus asa, mengira Axel tidak akan pernah di temukan lagi.

Saat di temukan, Axel sudah diasuh oleh seorang pria yang berpenampilan aneh dan terlihat sangat tidak terawat. Seseorang itu bernama Reynold. Reynold mengatakan jika dirinya menemukan Axel di dekat tempat sampah, Reynold memungut Axel dan membesarkan Axel layaknya putranya sendiri. Ia Awalnya ingin menjual Axel pada seseorang namun niatannya di urungkan. Ketika tangan bayo kecil yang digendongnya menggenggamnya erat. Reynold pun memanggil bayi yang di pungutnya Axel, sesuai dengan nama yang ada di pakaian bayi saat pertama kali Axel ia temukannya.

Reynold diberi imbalan dan rumah yang layak oleh Andrew dan Lovely sebagai rasa terima kasih. Reynold pun mengizinkan Axel untuk di bawa pergi oleh Orang Tua kandungnya. Reynold selama ini juga kesulitan memberi makan dan membesarkan Axel karena harus berpindah-pindah tempat dari satu tempat ke tempat yang lain tanpa memiliki pekerjaan yang jelas.

***

Axel dan Azel kedua saudara kembar ini memiliki sifat dan karakter yang sangat bertolak belakang. Axel seorang yang dingin, kasar dan keras kepala. Ia cenderung bertidak sesuka hati, dan tidak pernah peduli pada apapun. Axel tidak akan segan menyakiti orang yang membuatnya kesal atau marah. Berbeda dengan Azel, yang hangat, sopan, ramah dan penuh kasih.

Axel dan Azel bagai minyak dengan air. Axel yang mudah emosi selalu suka menjahili Azel. Azel yang juga kesal terkadang membalas Axel dan terjadilah perkelahian. Hal ini pun terbawa sampai mereka dewasa. Azel yang masih punya batas kesabaran, terkadang diam dan pura-pura tidak menghiraukan Axel. Namun, Axel semakin menajadi, memancing kemarahan Azel. Semua yang di miliki Azel di rampas paksa oleh Axel, meski Axel juga punya barang yang sama. Axel tidak segan mengancam Azel, membuat Azel diam membisu.

Alica, sang adik. Sangat tidak suka dengan sikap Axel. Ia pun mengadukan perlakuan kakaknya, Axel pada orangtuanya, Lovely dan Andrew.

Andrew memberi nasihat dan teguran, Axel hanya diam dan mengangguk tanpa bicara. Namun dalam hatinya sangat kesal dan ingin membalas dendam pada Alica yang suka mengadu. Berulang kali teguran dan nasihan Andrew juga Lovely diabaikan Axel. Axel tidak pernah peduli pada apapun dan dengan siapapun. Axel menganggp ucapanorang tuanya hanya angin lalu.

Axel suka pergi ke klub, mabuk dan bersenang-senang bersama teman-temannya. Berbeda dengan Azel yang lebih suka menghabisakan waktu luang untuk membaca atau lembur bekerja.

***

Malam itu Axel pulang dalam keadaan setengah sadar. Andrew menegur Axel, dan hanya ditertawakan oleh Axel.

"Axel, jam berapa ini kau baru pulang?" tegur Andrew.

"Tidak tahu jam berapa. Lebih baik Papa tidur sekarang. Tidak perlu repot menungguku," kata Axel yang langsung pergi meninggalkan Andrew.

"Axel," panggil Andrew berteriak.

Axel hanya tersenyum miring mendengar panggilan Andrew. Axel tidak peduli mau berapa kali di panggil, dan siapa yang memanggil, dia terus melangkah menuju kamarnya.

Axel berpapasan dengan Lovely. Lovely menyapa Axel, dan bertanya dari mana Axel larut malam baru kembali.

"Axel, kau baru datang?" sapa Lovely menghentikan langkah kaki Axel.

Axel menatap Lovely, "Dari tempat biasa, Ma," jawab Axel sedikit lembut.

"Kau mengabaikan panggilan Papamu lagi? bukankah Mama sudah mengatakan jika orang tua itu harus di hormati," kata Lovely.

"Axel tahu, Ma. Axel lelah dan ingin tidur. Mama juga tidur," jawab Axel kembali melangkahkan kaki meninggalkan Lovely.

Lovely menatapi Axel, ia sama sekali tidak mengira jika Axel putranya akan sekasar itu dan berani padanya juga suaminya, Andrew.

Lovely menghela napas panjang, merasa gagal sebagai seornag Ibu. Lamunanya di kejutkan Andrew, Andrew menghampiri Lovely dan menyapa.

"Sayang, kau di sini? tidak tidur, bukankah kau sakit?" kata Andrew.

"Aku baik-baik saja sekarang. Aku baru melihat Axel, apakah kau memarahinya lagi?" tanya Lovely.

"Aku tidak marah, Love. Aku hanya bertanya. Axel menyepelekan perkataanku, sungguh tidak sopan!" seru Andrew merasa kesal.

"Hei, tenangkan dirimu," kata Lovely.

"Aku bukan Papamu yang selalu bisa bersabar menghadapi sesuatu, Love," jawab Andrew.

Lovely tersenyum, memeluk Andrew. Andrew selama ini sudah berusahan dengan keras mendidik kedua putra dan putrinya sebaik mungkin. Andrew ingin menjadi Papa yang baik dan bijak seperti papa mertuanya, Brian. Namun, kenyataanya berbeda, satu dari anaknya sungguh membuatnya selalu kesal.

"Maaf," kata Andrew menghela napas panjang.

Lovely melepas pelukan kembali menatap Andrew, "Tidak apa, tidak perlu minta maaf. Selama ini kita sudah berusaha bukan? meski tidak sesempurna Papa dan Mama, tetapi kita sudah berhasil membesarkan anak-anak kita menjadikan mereka orang yang luar biasa," jawab Lovely tersenyum cantik.

"Terima kasih, sayang. Kau selalu ada untukku selama ini. Kau selalu mengingatkanku saat aku lupa dan memintaku menahan diri jika aku hilang kendali. Jika tanpamu, aku ragu apakah aku masih mampu. Kau dan anak-anak kita adalah kebahagiaanku," ucap Andrew yang lalu mencium kening Lovely.

"Masuklah ke kamar lebih dulu, aku masih ingin mengambil air minum dan melihat anak-anak." Kata Lovely.

Andrew menganggukkan kepala, "Ya," jawab Andrew.

Andrew berjalan pergi meninggalkan Lovely menuju kamar. Seperti biasanya, Lovely mendatangi kamar kedua putra dan putrinya satu per satu. Hal yang sama juga di lakukan Brian dan Amelia dulu padanya juga adiknya, Alex.

***

Lovely berdiri di depan pintu sebuah kamar. Ia mengetuk pintu perlahan, lalu  membuka kamar putrinya, Alica. Ia masuk dan menutup pintu kamar perlahan. Melangkah dengan hati-hati mendekati Alica yang terlelap tidur, Lovely duduk di tepi tempat tidur menatapi Alica. Ia tersenyum lebar, tangannya membelai lembut wajah dan rambut Alica.

"Waktu cepat berlalu, Putri kecil Mama yang cantik, sudah menjadi gadis dewasa. Alica, Mama menyayangimu. Selamat malam sayang, selamat tidur. Mimpi indah," lirih Lovely mencium lembut kening Alica.

Lovely berdiri dari duduknya, membenahi selimut Alica dan pergi meninggalkan Alica. Ia berjalan mendekati pintu, membuka pintu dan keluar dari kamar Alica. Di depan pintu, Lovely menatap sebuah kamar tidak jauh dari kamar Alica, yaitu kamar putranya, Azel.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!