UJPP 4 - Pulang

Brag!

Hasbi serta Rasla turun dari mobil, Hasbi langsung menuju ke bagasi untuk mengambil koper milik sang istri. Sedangkan Rasla sendiri sibuk memperhatikan bangunan rumah sederhana di depannya, rumah tak bertingkat namun ukuranya lumayan besar dengan halaman yang luas dan terlihat asri dengan beberapa pohon seperti mangga, rambutan, pepaya, dan pohon kelapa yang tak terlalu tinggi.

"Ayo," Hasbi mengajak Rasla untuk berjalan semakin mendekat ke arah rumah.

Tok...Tok...Tok...

Di ketuknya pintu masuk dengan pelan. "Assalamualaikum Umma," Salam Hasbi dan tak lama kemudian pintu terbuka.

Cklek!

"Wa'alaikumussalam," Jawab seorang wanita paruh baya bernama Sitih Amina, biasa di panggil Ina. Dia merupakan ibu dari Hasbi.

Cup!

Hasbi langsung mencium punggung tangan sang ibu lumayan lama, air matanya pun ikutan menetes. Ina yang paham dengan pelan mengelus kepala Hasbi lembut, kemudian menatap seorang wanita yang berdiri di belakang putranya. Wanita dengan memakai dress selutut berwarna navy dan putih.

"Ayo masuk," Ujar Ina melepaskan tangannya dari Hasbi dengan pelan kemudian menggandeng tangan Rasla yang tak menolak sedikitpun.

"Mari duduk," Ajaknya dan langsung di patuhi oleh ke dua anaknya.

Ina duduk di sebelah Rasla. "Kamu istrinya Hasbi 'kan?" Tanya Ina basa-basi.

"Iya," Jawab Rasla singkat.

Ibu Hasbi mengangguk, kemudian diam. Ia bingung akan bertanya apa, apalagi Rasla masih asing baginya.

"Kamar dimana ya?" Tanya Rasla memecah keheningan, Ina menoleh menatap Rasla tersenyum lembut. "Mari Umma antar,"

Rasla mengangguk seraya mengikuti langkah ibu mertuanya.

Cklek!

"Ini kamarnya Hasbi, dan sekarang sudah menjadi kamarmu juga." Ujar Ina seraya memasuki kamar yang ukurannya lumayan besar, di sana juga tersedia kamar mandi. Tapi tak ada walk in closet, hanya ada lemari berukuran besar, desain kamarnya islami. Banyak buku sejarah Islam dan kitab-kitab yang tersusun rapih di rak buku, dindingnya juga ada beberapa karya kaligrafi.

"Istirahat ya, kalau butuh apa-apa panggil Umma." Pesan Ina seraya keluar dari kamar.

Menuju ruang tamu, disana ia melihat sang anak yang tengah duduk di single sofa dengan kepala yang di senderkannya. Matanya juga terlihat terpejam tapi Ina tahu bahwa Hasbi tidak sedang tidur.

"Hasbi, " Ina mengelus punggung tangan Hasbi lembut hingga membuat sang empu membuka matanya.

"Umma... " Panggilnya lirih menatap Umma-nya dengan air mata yang menetes, Ina yang melihatnya segera menyuruh Hasbi untuk pindah duduk di sampingnya dan memeluknya hangat.

"Yang sabar ya Hasbi, In Shaa Allah. Rasla yang tertulis di lauhul mahfudz-mu, berhusnuzon lah kepada Allah subhanahu wa ta'ala." Nasihat Ina semakin membuat Hasbi terisak.

"I-iyaa Umma, tapi hiks ba-bagaimana Hasbi... " Ucapnya tertahan, Ina paham maksud Hasbi.

"Keluarga Kyai Amar in shaa Allah paham Bi, kamu tidak perlu khawatir. " Ucap Ina menenangkan.

...

Sore harinya, Hasbi datang ke rumah ndalem seusai dari rumah Rt setempat untuk melapor jika dirinya telah menikah kemarin. Ia tak mau ada kesalah pahaman nantinya.

Srek!

Srek!

Srek!

Terdengar suara lidi yang di sapukan pada tanah, Hasbi mendongakan kepalanya yang sedari tadi menunduk. Ia mengatap seorang wanita manis berhijab panjang, namanya Isti Zaifuamara. Dia merupakan mantan calon istrinya.

"Assalamu'alaikum Isti," Salam Hasbi, Isti yang mendengar suara tak asing reflek mendongak.

"Wa'alaikumussalam, calon suami. " Balas Isti malu-malu, walaupun sebenarnya sudah selama seminggu dirinya memanggil Hasbi dengan sebutan calon suami dan begitu juga dengan Hasbi yang memanggilnya dengan sebutan calon istri. Namun, tetap saja dirinya merasa malu.

Hati Hasbi seperti di cubit, terasa sakit saat mendengar jawaban dari Isti. Wanita yang ia cintai.

"Kyai Amar dan Nyai Faridah apa ada di rumah?" Tanya Hasbi pelan, sedangkan Isti mengernyitkan dahinya heran. Karena Hasbi memanggil kedua orang tuanya Kyai dan Nyai, biasanya Abi dan Ummi sesuai perintah orang tuanya. Namun, Isti tak ingin berpikir macam-macam.

"Ada, biar aku panggilkan. Kang Hasbi silahkan masuk dulu, " Ujarnya seraya meletakan sapu lidi kemudian masuk ke dalam rumah untuk memanggil kedua orang tuanya yang berada di ruang keluarga tengah menonton TV.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!