3. Telah sampai

Tiga hari dua malam pun berlalu, Rebecca telah sampai di tempat yang paling ia benci. Gadis itu menarik nafas dalam-dalam sebelum ia turun dari keretanya.

Terlihat sudah ada beberapa bangsawan yang baru datang karena kerajaan mereka juga jauh dari akademi, jadi berangkat lebih awal.

Prajurit membawa barang-barang Rebecca lalu memasukkan ke ruangan asramanya, kamar Rebecca terlihat begitu bersih karena pelayan Akademi pasti membersihkannya.

Setelah prajurit selesai menaruh semua barang Rebecca di kamar, mereka menunduk hormat pada Nona-nya, "Semoga berbahagia, Nona." lalu memutar kereta dan pulang ke istana.

Rebecca menghela nafas kasar karena para prajurit yang berjumlah 10 orang itu akan datang lagi menjemputnya dalam waktu 12 bulan mendatang. Membuat Rebecca ingin jalan kaki saja pulang ke istanya-nya dari para harus menunggu 1 tahun lagi.

Rebecca mengunci pintu kamarnya, dia tidak ingin keluar untuk menemui orang-orang. Rebecca mengeluarkan semua barang-barang yang berada di tas besarnya lalu menata dengan rapi di rak-rak dan lemari yang terbuat dari kayu ulin dan sudah disediakan dari fasilitas Akademi sendiri.

Tiga jam berlalu, Rebecca berniat membersihkan diri karena tubuhnya yang begitu lengket. Setelah selesai, ia lanjut membaca bukunya. Tak terasa Rebecca pun terlelap karena kelelahan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

“Akhirnya kita sampai juga!” seru Roma bahagia, dia tak sabar ingin bertemu dengan teman-temannya.

“Gak usah teriak.” Ketus Ramiro kesal dengan adiknya yang terlalu bersemangat karena baru pertama kali menginjakan kaki di Akademi.

“Biarin.” Roma mengambil barang-barangnya lalu ia langsung pergi meninggalkan Ramiro.

“Sepertinya Pangeran Roma sudah mengenal Akademi ini, Tuan.” prajurit kerajaan Sellot sedikit tertawa karena Akademi ini begitu luas, bisa saja Roma tersesat saat menuju ke asrama.

Sedangkan Ramiro hanya menggelengkan kepalanya lelah dengan tingkah si adek satu-satunya itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Seorang gadis tengah sibuk mencari kamar yang bertuliskan namanya, ia mondar-mandir sambil kesal sendiri karena belum menemukan kamarnya. Ia pun mencoba memerhatikan sekali lagi dan akhirnya ketemu, ia melihat nama-nama orang yang berada di samping kamarnya.

“Rebecca Delart Fomir? Ku harap kita bisa berteman.” Gadis itu tersenyum lalu memasuki kamarnya.

Ia sangat berharap jika di Akademi ini dia akan mendapatkan teman yang baik. Karena ini adalah tahun pertamanya di Akademi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Rebecca melihat ada banyak sekali bangsawan yang berada di luar jendelanya. Dari tingkat 1 hingga tingkat 3, semuanya hampir ada. Taman di luar sangat ramai, mereka terlihat saling tertawa satu sama lain bersama teman-temannya. Itu membuat Rebecca sedikit merasa iri.

Rebecca tak pernah keluar kamar semenjak ia sampai ke Akademi ini 5 hari yang lalu, dia selalu menghabiskan waktunya dengan membaca buku dan melihat orang-orang dari dalam kamar. Beruntung pemandangan jendela ruangan Rebecca langsung tertuju pada taman, jadi Rebecca tidak merasa bosan.

Besok adalah pesta pembukaan Akademi, dimana semua bangsawan merayakan hari pertama mereka di Akademi setelah libur selama 4 bulan. Rebecca tidak siap akan hal itu. Dia takut, dia takut teman-teman seangkatannya menyindir atau menjauhinya. Covernya saja yang sok berani, tegas, dan galak, namun kenyataannya adalah dia penakut.

Netra mata Rebecca tak sengaja tertuju pada seseorang yang pernah ia cintai. Terkejut, badan Rebecca langsung bergetar dibuatnya. Tubuhnya tinggi, kulitnya berwarna kuning langsat. Alisnya tebal, mata biru gelap yang sipit. Rambutnya panjang hingga menutupi jidatnya, sedikit berotot dan tersenyum sangat manis. Dia adalah Fion.

Lelaki itu terlihat sedang berbaur bersama kedua teman akrabnya. Rebecca langsung menutup gorden jendela sangking nya terkejut. Ada rasa rindu di dalam lubuk hatinya, juga ada kebencian disana. Dia tidak tau apa isi hatinya sendiri, Rebecca sangat iba.

Melihatnya dari jauh saja membuat Rebecca menjadi begitu rindu, apa lagi besok dia akan bertemu secara langsung. Rebecca benar-benar tak siap akan hari esok.

Rebecca menggenggam tangannya geram, mau tidak mau Rebecca harus siap bertemu dengan orang-orang yang membencinya. Gadis itu tidak ingin terlihat lemah depan musuhnya.

Rebecca akan tetap menjadi Rebecca yang dulu, Rebecca yang mengusik semua orang yang mengganggunya. Gadis itu sangat takut untuk kembali ke Akademi karena trauma yang di buat oleh mereka, dan mulai besok Rebecca akan membalas siapapun yang pernah mengganggunya.

Mata Rebecca tertuju pada suara di pintu, ada seseorang yang mengetuk kamarnya 3 kali setelah itu tidak ada lagi. Namun Rebecca melihat ada surat di bawah pintunya, membuat Rebecca sedikit tertawa karena mengirim surat di bawah pintu itu sedikit konyol.

Rebecca pun mengambil surat itu sambil membolak-balikkan kertas berwarna putih tersebut dan mendapatkan tulisan di belakangnya. 'Maaf mengganggu, aku adalah Violla tingkat 1, mohon di baca suratnya hehe ❣️'

Entah apa yang ada di pikiran Rebecca, bukannya membuka surat itu, Rebecca justru membuangnya di tempat sampah. Dia sadar kalau kalimat covernya cukup sopan, tapi dia hanya malas membuka. Dia lelah bersimpati pada orang yang berpura-pura baik di awal.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Seorang gadis baru saja menuruni kereta kudanya, dia menghela nafas lega karena sampai di Akademi tepat waktu.

Suasana Akademi sangat ramai di sore ini, dia ingin sekali berbaur dengan teman-temannya di taman yang sedang ramai itu. Tapi dia lebih memilihh merapikan barang-barangnya terlebih dahulu hingga dia beranjak menuju asramanya, dan tentu saja para prajurit akan membantu gadis lemah lembut itu.

Tiana menghirup udara kamar itu dengan senyuman, deja vu rasanya. Jujur, dia merindukan suasana Akademi, namun bukan pembelajaran yang dia maksud. Namun kekasihnya, Fion. Tiana tersenyum tipis saat memikirkan senyuman Fion yang sudah 4 bulan tidak bertemu itu, dia berharap besok saat pestapembukaan Akademi dia akan melepaskan seluruh rindunya pada Fion.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Violla sedang berada di kamarnya, dia berharap gadis yang berada di sebelah ruangannya yaitu Rebecca membaca surat yang dia taruh di bawah pintu. Violla sangat kebingungan untuk mencari teman, dia tidak mengenal siapapun disini. Saat mengirim surat itu pun dia mikir 10 kali karena sangat malu untuk bergaul.

Violla tau pasti siapa Rebecca Delart Formir ini sebenarnya, maka dari itu dia ingin sekali berteman dengan Rebecca. Hanya dia satu-satunya yang Violla harapkan, walaupun dia tau Rebecca adalah tingkat 3, yaitu dua tahun lebih tua darinya. Violla berharap mereka akan menjadi teman baik.

Violla juga berharap semoga surat itu di baca oleh Rebecca dan tidak dibuang. Karena isi surat tersebut adalah ajakan Violla untuk pergi bersama di pesta pembukaan Akademi besok pagi.

Terpopuler

Comments

Syabil_aw

Syabil_aw

Nggak sabar, pingin tau aksi rebecca balas dendam. Ayo Tor, semangatttt

2023-06-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!