Hari sudah malam, kebetulan sekali mereka melewati daerah yang sangat ramai, bisa di bilang itu adalah pasar malam. Rebecca menyuruh Prajuritnya untuk berhenti terlebih dahulu, ia ingin mencoba makanan-makanan dari luar istana.
Prajurit tentu menurut apapun yang di perintahkan Nona-nya, mereka juga mulai lapar. Rebecca menuruni kereta kuda yang dibantu oleh prajurit.
Orang-orang yang ada disana terkejut karena tiba-tiba seorang Putri Kerajaan mereka datang, tatapan mata mereka terhadap Rebecca sangatlah aneh.
Rebecca tau, tatapan itu adalah tatapan kebencian terhadapnya. Rumor jika Rebecca penindas di Akademi pasti sudah kesebar di telinga rakyatnya.
Rebecca menunduk kesal, ia sangat benci dengan tatapan itu. Rahang Rebecca menegas, tangannya di kepal kuat, dia benci rakyatnya. Rebecca memutuskan untuk kembali ke kereta kuda dengan kaki yang di hentakkan.
“Belikan aku semua makanan ringan disini.” titah Rebecca menatap prajuritnya tajam, mereka langsung bergegas pergi menuruti perintah Rebecca.
Rebecca menghela nafas kasar, kenapa hidupnya harus seperti ini. Di benci oleh rakyat adalah langkah awal kehancuran seorang bangsawan, padahal Rebecca tidak melakukan apapun.
Tak sedikit orang menyadari Putri Kerajaan yang berada di dalam kereta kuda, mereka menatap sinis kereta itu. Rumor bahwa Rebecca hampir membunuh sepupunya sendiri membuat para rakyat langsung membenci Rebecca, padahal dulu Rebecca di kenal sebagai Putri yang murah hati.
Cukup lama Rebecca menunggu prajuritnya datang, gadis itu memutuskan untuk membaca buku. Tak lama kemudian Prajurit datang membawa banyak sekali makanan.
"Ini yang anda perintahkan Nona." Prajurit menaruh makanan di samping Rebecca.
"Lanjutkan perjalanan." tutur Rebecca sambil menyantap makanan ringannya.
"Boleh kah kami makan terlebih dahulu, Nona?" tanya Prajurit dengan sangat hati-hati, mereka tidak berani menatap mata Rebecca.
"Tidak, cepat lanjutkan perjalanan." ketus Rebecca kesal.
"Baiklah Nona." para Prajurit memegang perutnya karena mulai berbunyi, sungguh mereka sangat lapar.
Prajurit itu kesal, terdapat kedongkolan dalam hatinya terhadap Rebecca yang selalu tidak memikirkan perasaan bawahannya. Namun mereka tetap melanjutkan perjalanan karena titah Rebecca adalah kewajiban mereka.
Rebecca melihat ke luar jendela dan mendapatkan bulan purnama yang sangat terang menyala, salah satu hal paling di suka Rebecca adalah memandang langit malam dengan bulan purnama sebagai medianya.
“Jadi kau menyukai bulan purnama?” tanya Fion sambil memandang Rebecca.
“Benar, aku akan merasa lebih tenang jika melihatnya.” tutur Rebecca tersenyum.
“Kalau begitu aku akan menemani mu untuk keluar setiap malam melihat bulan purnama.” Fion tersenyum miring memikirkan hal buruk.
“Cukup hari ini kita diam-diam keluar asrama, besok-besok jangan, gak baik.” Rebecca memukul pelan bahu Fion yang membuat keduanya tertawa kecil.
Rebecca menggeleng kepalanya cepat karena mengingat kejadian saat ia masih tingkat 1, Rebecca langsung mengambil buku untuk dibaca agar lupa dengan hal-hal yang berada di Akademi.
Mata Rebecca teralihkan dengan cincin berlian yang tersimpan di jari manisnya, Rebecca langsung teringat dengan hari dimana ia bertunangan dua bulan yang lalu.
Saat itu Ramon, yang merupakan Raja Sellot hanya mengundang keluarga terdekat untuk menjadi tamu di hari pertunangan Rebecca.
Rebecca terkejut bukan main, ternyata lelaki yang menjadi suami Rebecca di kemudian hari adalah sahabat Fion. Ia adalah Ramiro.
Sedangkan Ramiro tidak bereaksi apapun seakan-akan dia sudah tau jika Rebecca akan menjadi tunangannya.
Ramiro mengambil sebuah kotak yang berada di saku celananya, lalu ia mengambil tangan kanan Rebecca secara pelan-pelan.
Ramiro mengambil cincin dalam kotak kecil yang berlapis emas, lalu ia memakaikannya ke jari manis Rebecca. Setelah selesai, Ramiro mencium punggung tangan Rebecca membuat orang-orang yang berada di ruangan bertepuk tangan dengan meriah.
Rebecca tidak menyangka itu, Rebecca kira jika ia di jodohkan oleh Roma yang merupakan adik dari Ramiro.
Rebecca langsung tersadar dari lamunannya akibat guncangan kereta kuda yang melewati batu besar.
"Berhati-hatilah." Teriak Rebecca kesal.
"Maaf Nona, saya tidak fokus." Balas Prajurit itu, dia mulai pusing akibat tidak ada isi perutnya.
"Apa kalian lapar? manja sekali. Berhentikan kereta dan segera makan." Titah Rebecca dengan ketus.
Para Prajurit pun langsung tersenyum senang, mereka memberhentikan keretanya lalu segera makan bekal yang mereka bawa.
Rebecca pun beralih membaca buku lagi yang berjudul 'Tentang Akademi'. Sambil menunggu prajuritnya mengisi perut dia membaca buku dari lembar ke lembar berikutnya, karena buku ini termasuk penting untuk mengenal lebih jauh seperti apa 'Akademi' itu.
Tentang Akademi.
Akademi di dirikan oleh para Aliansi Kerajaan untuk membentuk kedamaian di setiap wilayah, saat anak-anak bangsawan berumur 6 hingga 15 tahun mereka akan di ajarkan secara otodidak di wilayah istana masing-masing.
Namun saat beranjak umur 16 hingga 18 tahun, mereka di haruskan belajar di Akademi untuk mengajarkan seperti apa bentuk perdamaian sesungguhnya. Disana para penerus bangsawan tidak hanya di ajarkan tentang materi, tapi juga tentang kebugaran jasmani. Contohnya kelentukan, ketangkasan, dan kecepatan. Seperti memanah, berkuda, dan berenang.
Agar mudah membedakan umur di antara para bangsawan tampa bertanya, mereka menggunakan sebutan Tingkat 1, Tingkat 2, dan Tingkat 3.
Saat bangsawan telah berada di Akademi selama satu tahun, maka mereka disebut 'Tingkat 1' dan jika bangsawan sudah berada dua tahun di Akademi maka disebut 'Tingkat 2' begitu juga sebutan 'Tingkat 3' untuk bangsawan yang sudah berada di sana selama tiga tahun.
Di Akademi ini juga punya peraturan yang sangat ketat untuk mendidik para bangsawan tentang kedisiplinan. Mereka harus sudah berada di asrama sebelum matahari terbenam dan keluar asrama setelah matahari terbit, itu berarti mereka di larang keras keluar kamar masing-masing saat langit mulai gelap.
Ada juga hal yang membuat Akademi ini berbeda dari tempat lain, yaitu derajat Prajurit dan Pelayanan lebih mulia dari pada Bangsawan. Karena Prajurit lah yang menjaga para bangsawan juga tak sungkan memarahi bangsawan yang tidak mau ikuti aturan, juga Pelayan lah yang siap sedia merawat mereka dan memasakan makanan untuk mereka. Namun ada lagi derajat yang paling di tinggi di Akademi ini, ialah 'Master'. Seseorang yang mempunyai ilmu yang sangat luas dan dengan sabar mengajarkan para bangsawan dengan ilmu yang mereka punya.
Akademi ini di bentuk unt ...
Buku yang di baca Rebecca langsung terjatuh ke bawah kursi karena ia mulai terlelap dalam tidurnya, padahal baru 2 lembar yang dia baca namun langsung tertidur. Mungkin karena buku kali ini sedikit membosankan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Ibu, sungguh kita tidak memberitahukan Rebecca?" Dilan sedang berada di balkon tempat kerjanya, sambil menatap indahnya bulan purnama sempurna yang sangat terang.
"Ini yang Ayahmu mau, Dilan. Rebecca tidak ada sangkut pautnya." Ucap Rihanna dingin yang juga menatap bulan purnama, ia berada di sambil seseorang yang lebih tinggi darinya, yaitu anak laki-laki satu-satunya. "Kau mengkhawatirkan adik mu ya?" pertanyaan Rihanna langsung di anggukin oleh Dilan.
"Dia sudah dewasa, dia tau apa yang harus dia lakukan." Rihanna tersenyum tipis membayangkan wajah Rebecca.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments