Happy Reading🐭
Mohon bijak dalam membaca, ya. Dan jangan lupa untuk dukungannya setelah selesai membaca✨
〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎〰︎
Kertas-kertas penting tampak berhamburan di atas meja. Memenuhi tiap sudut meja yang di atasnya juga terdapat sebuah komputer.
Seorang pria bersurai hitam legam terlihat fokus menatap layar komputer yang menyala di depannya. Sesekali tangannya itu meraih secangkir kopi hangat, lalu meneguk nya dengan pelan.
Tok ... tok ...
Pintu ruangan yang tenang itu tiba-tiba menciptakan bunyi berisik, setelah seseorang mengetuknya dari luar.
"Masuklah," ucap pria yang tengah duduk. Benar, dia adalah Zean.
Begitu mendapat izin masuk, orang di luar sana lantas membuka pintu ruangan. Menatap tuannya yang masih fokus dengan layar komputer.
Meskipun belum dipersilahkan untuk duduk, Darren, asisten pribadi Zean itu langsung duduk di hadapannya, tanpa memperdulikan ocehan yang akan ia tanggung nantinya.
"Ada apa? Apa kau tidak lihat aku sedang sibuk?!!" kesal Zean, ia mulai menghentikan gerak tangan yang sebelumnya sibuk dengan keyboard.
"Interview akan segera dimulai," balas nya singkat.
Bagaimanapun juga, interview karyawan baru memang sudah tanggungan Zean, karena dialah pemilik perusahaan tersebut.
Kini langkah kaki pria itu terseret menuju sebuah ruangan, yang di dalamnya terdapat tiga orang atasan yang nantinya akan menjadi pewawancara nya.
Di luar ruangan itu, terlihat beberapa orang yang akan menjalankan interview. Namun diantara mereka, yang paling menonjol adalah seorang wanita dengan gaya elegan. Rambutnya berwarna coklat cerah, dengan wajah cantik yang begitu sempurna.
Empat puluh menit telah berlalu dengan cepat. Setelah Zean berhadapan dengan banyaknya orang, sekarang hanya tersisa satu orang lagi, yang pastinya adalah seorang wanita.
Kini wanita dengan identitas baru itu duduk berhadapan dengan Zean, serta tiga orang atasan lainnya.
Mereka memulai wawancaranya, dengan membaca identitas lengkap wanita itu terlebih dahulu.
"Alicia Lynn Nicolle? Itu namamu?" tanya Zean kagum.
Lantas Alicia pun mengangguk, menanggapi pertanyaan kekanak-kanakan yang baru saja ia dengar.
Bibirnya mengukir senyum menyeringai, dengan pandangan mata yang terus tertuju para pria di depannya, tak lain adalah Zean.
Begitu usai menjalani wawancara yang dirasa terlalu mudah, Alicia akhirnya keluar dari ruangan tersebut dengan perasaan lega.
Tujuannya sekarang adalah pergi ke tempat parkir, dimana terlihat sosok Robin yang sudah hampir dua jam menunggunya di dalam mobil.
"Sudah selesai?" tanya Robin senang, seraya bersiap menginjak gas mobil.
"Wahh, tidak kusangka akan semudah ini. Aku tidak sabar ingin mendengar hasilnya."
Mobil perlahan mulai melaju, memasuki area jalan raya yang padat dengan kendaraan umum. Bahkan asap yang dikeluarkan benar-benar membuat dada terasa sesak.
Selama di perjalanan, wajah Alicia tampak senang. Matanya terus menatap ke depan, namun pikirannya sudah buyar kemana-mana.
〰︎Flashback on〰︎
"Hei, sepertinya cara berbicara mu sangat bagus. Wajahmu juga sempurna, dan lagi ... kau adalah lulusan universitas tinggi. Tempat kelahiran mu Amerika?" kata Jason, pria yang duduk berseberangan dengan Zean.
"Ahaha, terima kasih. Apakah ini pujian?" sahut Alicia dengan lembut.
"Benar, ini adalah pujian. Sepertinya sampai sini saja, wawancara pertamamu benar-benar membuat kami puas. Kembalilah kemari setelah mendapat informasi kalau kau lolos."
"Oke, ngomong-ngomong ... saya senang jika bisa diterima di sini."
〰︎Flashback off〰︎
Tidak membutuhkan waktu lama, kini kedua orang itu akhirnya tiba di apartemen G.O.U Big. Alicia langsung merebahkan tubuhnya di atas sofa, setelah merasakan lelah yang begitu membebani.
"Aku sudah mengirim mata-mata untuk Zean, suamimu itu. Mungkin sebentar lagi akan ada informasi?" tutur Robin, ia ikut duduk di sebelah Alicia.
"Baguslah. Aku sangat senang karena kau bisa membantuku," ungkap nya dengan bangga, membuat pria di sebelahnya itu mengukir senyuman.
"Apa kau sangat senang?" tanya Robin.
"Tentu saja. Apalagi jika aku bisa sepenuhnya balas dendam pada Zean."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Waktu telah berlalu. Setelah beberapa hari menunggu informasi mengenai interview dua hari lalu, kini Alicia dikejutkan dengan sebuah pesan yang masuk pada ponselnya.
Sesuai rencana, wanita itu akhirnya berhasil masuk ke FWaD Company. Ditemani dengan Robin, kini mereka memasuki mobil untuk pergi menuju perusahaan tersebut.
Dua puluh menit berada di perjalanan, membawa keduanya menuju FWaD Company. Terlihat halaman perusahaan yang luas, ramai dipenuhi oleh para pekerja di sana. Yah, mungkin kedatangannya itu tepat saat jam istirahat makan siang.
Dengan langkah pelan, Alicia memasuki gedung perusahaan tersebut. Dan akhirnya berhadapan langsung dengan seorang pria, ia adalah Darren.
"Nona sangat cepat datang kemari. Sepertinya sangat bersemangat, ya?" ucap Darren seraya membuka beberapa lembaran kertas di atas meja.
Namun Alicia bukannya senang, justru malah merasa bingung, karena bukan Zean pria yang berhadapan langsung dengannya.
Meskipun demikian, itu tidak akan membuat masalah. Zean maupun Darren, keduanya sama-sama bisa menerima Alicia untuk menjadi salah satu pekerja di FWaD Company.
"Selamat, Nona menjadi satu-satunya orang yang terpilih untuk bisa bekerja di sini. Silahkan tanda tangani kontrak ini terlebih dahulu," pinta Darren.
Pria itu menodongkan sebuah kertas kontrak kerja karyawan dengan perusahaan. Hal itu selalu dilakukan setiap kali ada orang baru yang akan menjadi pekerja.
Alicia meraih sebuah pulpen yang diberikan oleh Darren, tangan kecilnya itu dengan lancar menuliskan tanda tangan pada kertas. Mulai saat ini, dirinya sudah resmi menjadi salah seorang anggota pekerja baru di FWaD Company.
Belum lama keluar dari ruangan, Alicia sudah mendapat panggilan telepon dari Robin. Bahkan biasanya pria itu tidak pernah sekalipun menganggu Alicia di waktu yang penting dengan meneleponnya.
"Halo, ada apa?" sapa Alicia sekaligus bertanya.
"Aku mendapat kabar dari mata-mata, kalau Zean sedang berada di restoran bersama beberapa orang yang kelihatannya penting," balas Robin secara langsung, kontan membuat wanita di balik teleponnya terkejut hebat.
"Aku akan segera ke mobil."
Alicia mempercepat langkahnya, memasuki lift dan akhirnya tiba di lantai dasar. Ia berlari menuju area parkir, mendekati Robin yang tengah berdiri di sebelah mobil miliknya.
Pria berbadan tinggi itu membukakan pintu mobil untuk Alicia. Begitu memasang sabuk pengaman, mobil pun mulai melaju dengan kecepatan tinggi. Melewati gedung-gedung besar di pusat Kota, serta beberapa bangunan toko yang terletak di seberang jalan.
"Kita akan bertemu pria itu dimana?" tanya Alicia, wajahnya menunjukkan raut cemas.
Robin lantas meraih tangan Alicia. Bibirnya lagi-lagi menebar senyuman, membuat wajahnya terlihat semakin sempurna.
"Kau tidak perlu khawatir, ini akan baik-baik saja. Oh ya, di cafe yang bersebelahan dengan King Kard. Dia meminta kita untuk menemuinya di sana," balas Robin.
"Pantas saja tadi Zean tidak ada di ruangannya."
"Loh, terus kau bertemu dengan siapa tadi?" tanya nya merasa heran.
"Darren, dia asisten pribadi kepercayaan Zean."
"Mungkin kau bisa memanfaatkannya?" usul Robin.
"Ehm, benar."
Bersambung ...
Mohon dukungannya untuk karya ini, karena Author sedang mengikuti event Pembalasan Istri NovelToon.
Jika kakak semua berkenan mendukung, Author sangat berterima kasih~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
𝒮🍷⃞⃟Ive•Сɛƨℓιɛα•ଓε🐬♀♛ƐꝈƑ⃝🧚
Ih seneng banget bacanya, Robin gercep dpt info dr mata"🤣
2023-06-20
3