BAB 4

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu. Bulan dan kedua sahabatnya baru saja keluar dari kelas. Ketiganya melangkah menuju parkiran sekolah untuk mengambil kendaraan masing-masing.

"Lan, gue masih gak nyangka kalau lo sama Bintang bisa gandengan kaya gitu!" ujar Mutia yang entah sudah keberapa kali.

Bulan tersenyum senang sambil mengingat kembali momen langka tersebut. Apa harus ia tidak usah mencuci tangannya seperti apa yang Hendra bilang?

"Lo nanya begitu mulu ih, bosen gue dengernya!" gerutu Manda pada Mutia.

"Tapi serius Man, gue tuh masih kaya speechless gitu anjir. Padahal kan yang di gandeng sih curut tapi gue juga ikut senang." ucap Mutia lagi.

Manda menggeleng sedangkan Bulan memicing ke arah Mutia, "Lo gak suka juga kan sama Bintang?"

Mutia langsung menggeleng cepat, "Gak, makasih banyak deh, kaya gak ada cowok lain aja!" ucapnya cepat takut Bulan mengira yang tidak-tidak padanya.

Bulan mengangguk, "Bagus deh, awas aja ya lo makan punya temen lo sendiri!" ancam Bulan.

Sesampainya di parkiran sekolah, Bulan melihat Bintang yang tengah duduk di atas motornya sambil bermain ponsel.

"Padahal tuh ponsel di pegang terus, tapi kenapa kalau gue chat gak pernah di bales!" gerutu Bulan.

"Kan lo emang gak penting, bisanya cuma ganggu!" ujar seseorang di belakang mereka bertiga.

Ketiganya langsung menoleh ke arah sumber suara itu, entah dari mana itu makhluk tiba-tiba muncul di belakangnya. Emang dasar nenek sihir batin Bulan.

"Lo denger suara gak sih Man, tapi gak ada wujudnya?" tanya Mutia seolah tidak melihat ada Puput di sana.

Manda menggeleng, "Gak ngelihat apapun Mut, apa jangan-jangan."

"Nenek sihir." sahut Bulan dan membuat Manda serta Mutia tertawa terbahak.

Puput yang di katain nenek sihir pun tak terima, ia segera melangkah maju dan ingin menjambak lagi rambut milik Bulan. Tetapi sayang, ada Manda ketua ekskul karate. Dengan cepat Manda menahan tangan Puput dan memelintirnya.

"Awss sakit anjir!" ringis Puput.

Bulan dan Mutia hanya tertawa melihat ekspresi wajah Puput yang nampak kesakitan.

"Sekali lagi nih tangan nakal, gue patahin!" ancam Manda lalu melepaskan pelintiran itu.

Killa dan Reni hanya bisa diam melihat ketuanya di perlakukan seperti itu, mereka tidak mau terlibat masalah dengan Bulan kalau ada Manda di dekatnya. Bisa bonyok muka mereka.

Bulan berjalan menghampiri Bintang dengan senyum lebar miliknya. Rambut panjangnya bergoyang kesana kemari.

"Bintang, lagi nungguin gue ya?" tanya Bulan dengan tingkat kepedean entah berapa ratus persen.

Bintang hanya diam tidak menjawab dan masih fokus pada ponselnya.

"Bintang, kalau gue lihat lo sering banget main HP tapi kenapa lo gak pernah bales chat gue?" tanya Bulan lagi tidak menyerah begitu saja.

Lagi-lagi hanya kesunyian yang tercipta di sana.

"Bintang, kok nyebelin lagi sih?" gerutu Bulan kesal sambil menepuk lengan milik Bintang sedikit keras dan menyebabkan ponsel Bintang jatuh begitu saja.

Bintang menatap Bulan dengan marah, dan itu pertama kalinya Bulan melihat tatapan Bintang seperti itu. Nyali Bulan langsung menciut.

"Maaf Bintang." ujar Bulan sambil menunduk untuk mengambil ponsel milik Bintang.

Belum sempat mengambil suara Bintang terdengar, "Jangan sentuh HP gue!" bentak Bintang dan langsung mengambil sendiri ponselnya.

Sebenernya Bulan takut dekat dengan Bintang saat ini, tetapi ia harus minta maaf tidak mau membuat Bintang semakin benci padanya.

"Bintang, maafin gue. Ada yang rusak gak? Gue ganti ya kalau ada yang rusak." ucapnya lirih.

"Pergi!" bentak Bintang.

Belum puas dengan permintaan maafnya, Bulan mencoba kembali tetapi kali ini Bintang malah mendorong bahu Bulan lumayan kencang hingga membuat Bulan tersungkur ke belakang.

Manda dan Mutia yang melihat itu tidak terima, langsung menghampiri Bulan dan membantunya berdiri.

"Gue bilang apa, kejadian tadi itu cuma kebetulan lihat aja sekarang tuh orang kaya orang gila!" gerutu Manda langsung melangkah maju mendekati Bintang.

Bulan ingin mencegah tetapi Manda tetap maju, "Cuma karena HP lo jatoh, lo dengan seenaknya dorong Bulan, dia udah minta maaf! Kalo lo gagu gak bisa jawab permintaan maafnya gak usah lo pake dorong dia segala!" kesal Manda.

"Man, udah Man. Gue gapapa kok, gue yang salah di sini karena jatohin hape Bintang." ujar Bulan saat dirinya sudah berdiri di samping Manda.

"Gak bisa gitu Lan, gue gak terima lo di gituin sama manusia gak punya perasaan kaya gini. Manusia yang gak pernah tau gimana caranya ngehargain orang! Banci tau gak lo!" maki Manda pada Bintang yang hanya diam.

Mutia mengusap punggung Manda dan menenangkan sahabatnya itu, "Udah ya, kita pulang aja. Gak usah capek-capek marahin orang yang gak pernah dengerin omongan orang sekitar!" ucap Mutia tenang dan menarik kedua sahabatnya dari sana.

Ternyata mereka sudah jadi bahan tontonan, tidak menyangka kejadiannya sampai separah itu, karena selama ini yang mereka lihat Bintang hanya menolak dengan kata-kata pedas tanpa ada kekerasan seperti tadi.

"Gue kira mereka bakalan bersatu setelah foto tadi."

"Padahal kak Bulan sama kak Bintang itu cocok banget!"

"Mampus, dasar cewek gak punya malu!"

"Gue suka ngelihat Bulan tersakiti."

Desas desus itu terdengar jelas oleh ketiganya, Manda memandang mereka satu persatu dengan tatapan tajam. Seakan ingin mematahkan leher mereka, tidak mau berurusan dengan ketua karate itu mereka berpura-pura tidak melihat.

"Gue udah bilang, stop Lan! Tuh cowok gak punya perasaan, gue gak suka lihat lo di giniin terus sama dia." ujar Manda saat sampai di depan motor mereka.

Bulan menggeleng, "Tapi hati gue udah terpaku sama dia Man," ucap Bulan pelan.

Manda tertawa hambar, "Haha bulshit Lan, bukan karena udah terpaku tapi karena lo gak mau coba ngelangkah jauh dari dia!"

"Lo gak tau rasanya Man, karena lo belum pernah jatuh cinta!" ucap Bulan kesal.

Mutia menggeleng dan segera melerai keduanya agar tidak berantem di parkiran, bisa-bisa mereka jadi bahan tontonan lagi untuk kedua kalinya.

Manda memang selalu seperti itu, marah jika melihat Bulan seperti tidak mau mendengar sarannya. Kalau kalian punya teman kaya Bulan apa akan melakukan hal yang sama dengan Manda?

"Udah ya cukup, mending kita pulang karena gue mau les!" ujar Mutia sambil mengambil helm hello kitty-nya.

Akhirnya mereka bertiga keluar dari parkiran sekolah dengan kendaraan masing-masing. Ketiganya berpisah di lampu merah, karena rumah mereka berbeda arah semua.

Di sepanjang perjalanan Bulan masih memikirkan hal yang barusan terjadi dan membandingkan dengan kejadian tangannya di genggam oleh Bintang.

"Kenapa sebelumnya lo buat gue bahagia sih Tang," gerutu Bulan.

"Sebenernya lo manusia apa bukan sih, bener kata Manda lo gak bisa ngehargain orang Tang."

"Emang di hp lo ada apaan sih sampe lo marah kaya tadi karena HP lo jatoh doang!"

"Apa jangan-jangan lo udah punya pacar?" tepat di akhir kata itu tiba-tiba motornya mati. Untung saja Bulan mengambil jalur pinggir kalau tidak ia bisa di klasonin orang atau buruknya di tabrak dari belakang.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!