Pulang sekolah adalah waktu yang sangat di tunggu oleh kebanyakan murid entah dari sekolah manapun, begitu pula dengan Bulan. Tetapi sayang, hari ini sepertinya hari yang sial meskipun tadi ia dapat satu kejadian manis.
Bensin motornya yang tiba-tiba habis di tengah jalan makin membuatnya semangat untuk menggerutu. Mungkin menggerutu juga salah satu hobi Bulan.
Bulan segera mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi orang di rumahnya, sudah 3kali melakukan panggilan tetapi tidak ada yang menjawab. Bulan mencoba menghubungi keduanya temannya tetapi juga tidak ada jawaban, mungkin mereka masih di jalan.
"Apa gue share di grup kelas aja ya, siapa tau ada yang mau nolongin gue." ujarnya sendiri.
Sambil mengetik sesuatu di grup tersebut Bulan tidak menyadari ada motor yang mepet ke arahnya, hingga motor itu berhenti di depannya. Bulan langsung menyembunyikan ponselnya ke belakang tubuh karena ia kira itu adalah jambret.
Ternyata jambretnya tampan. Bulan mengetahui itu karena sang pemilik motor sudah membuka helmnya.
"Bintang." ujarnya terkejut melihat siapa yang menghampirinya.
Bulan tersenyum lebar, jantungan seperti sedang berdisko. Ia ralat dengan kata-kata hari yang sial, ternyata ini lebih manis dari kejadian tadi di sekolah. Mungkin, ia belum tau apa yang akan di lakukan Bintang di sini.
"Lo mau bantuin gue?" tanya Bulan pada Bintang.
"Kenapa?" tanya Bintang.
Lagi-lagi Bulan tersenyum, terlalu senang mungkin. Ada gak ya di sini yang seperti Bulan kalau bertemu dengan gebetannya.
"Ee..ee itu, gue lupa isi bensin jadi bensinnya habis terus mogok." jelas Bulan membuat Bintang mengangguk.
Bintang mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu di sana. Bulan yang melihat itu hanya terdiam sambil terus memperhatikan wajah tampan milik Bintang yang sayang untuk di lewatkan begitu saja.
Wajah yang memiliki alis tebal, hidung mancung dan rahang yang kokoh terpahat dengan sempurna eh jangan lupakan dengan bibirnya yang merah muda menambah kesan seksi dan cool pada Bintang. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan kalau bisa memandang wajah itu setiap saat.
"Bintang, kok lo bisa ada di sini? lo ngikutin gue ya?" tanya Bulan.
"Gak!" jawab Bintang cepat.
Padahal memang itu kenyataannya, Bintang sebenarnya merasa bersalah pada Bulan karena kejadian di parkiran makanya Bintang ingin mengikuti Bulan memastikan kalau cewek itu baik-baik saja meskipun ia tidak menghampirinya.
Tetapi malah seperti sekarang, motor milik Bulan mogok di tengah jalan dan Bintang tidak tega melihat hal itu. Entah setan dari mana Bintang menghampiri Bulan pada akhirnya. Bintang anggap ini sebagai tanda permintaan maaf meskipun ia tidak mengucapkannya langsung.
"Tapi ini kan bukan arah rumah lo, atau lo mau ke rumah pacar lo lewat jalan sini?" tanya Bulan kepo dengan status Bintang sekarang. Single atau taken.
"Iya." jawab Bintang sekenanya.
Ternyata jawaban itu berpengaruh besar pada Bulan, yang tadinya sangat bahagia sekarang jadi kecewa.
"Ternyata bener dugaan gue, lo udah punya pacar makanya lo nolak gue terus. Aturan lo bilang sama gue, biar gue gak sampe segininya. Meskipun gue gak yakin kalau gue bisa berhenti ngejar lo." jelas Bulan dengan nada lirih.
"Berisik!" tegur Bintang.
Sedih, hatinya sakit. Ia kecewa sama dirinya sendiri karena ternyata perjuangannya sia-sia. Sudah mengorbankan harga diri, ternyata akhirnya seperti ini.
"Tang, lo tau gak hati gue hancur tau denger jawaban lo tadi." beritahu Bulan.
"Tau." jawab Bintang singkat seakan tidak merasa bersalah.
"Kalau lo tau, kenapa juga lo harus jawab kaya gitu. Lo gak jahat banget Tang." keluh Bulan.
"Emang." sahut Bintang santai.
Belum sempat Bulan membalas ucapan Bintang, ada tiga motor mendekat ke arah mereka dan Bulan tau itu siapa. Ada Arkana, Angga dan Hendra sedang membonceng Baim.
"Mana yang mau di angkut Tang?" tanya Arkana yang sudah berdiri di dekat Bulan dan Bintang.
Bintang menunjuk Bulan asal dan membuat Bulan reflek memukul bahu sang gebetannya itu. Dengan cepat Bulan meminta maaf, tidak mau kejadian tadi di ulangin lagi di sini. Malu, satu kata. Loh bukannya urat malunya sudah tidak ada sejak mengejar seorang Bintang.
"Maaf Tang, reflek. Lagian lo mah nyebelin emangnya gue pengemis mau di angkut." rajuk Bulan.
"Berisik." ujar Bintang membuat Bulan terdiam.
Bintang nampak bicara sesuatu dengan Arkana dengan suara pelan. Bulan berusaha untuk menguping tapi sayang suara keduanya terlalu kecil atau telinga Bulan ada gangguan.
"Balik." ujar Bintang setelah kembali ke hadapan Bulan.
Bulan yang mendengar satu kata itu bingung, ia malah salah fokus membalikan badannya jadi sekarang posisinya membelakangi Bintang. Terdengar suara tertawa kencang dari 4 cowok di sana.
"Bulan lo ngapain balik badan bego?" teriak Hendra sambil terus tertawa.
Bulan membalikan lagi badannya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, ia bingung dengan intruksi dari Bintang tadi.
"Tadi Bintang bilang balik, ya gue kira balik badan. Lagian kenapa sih kalau ngomong tuh cuma satu kata, gak punya kosa kata yang lain apa!" gerutu Bulan sebal karena jadi bahan tertawaan.
"Cerewet!" sahut Bintang.
Arkana mendekati Bulan, "Maksud Bintang, lo balik sama dia, biar motor lo, baim yang bawa sambil di stut ke pom bensin nanti gue balikin ke rumah lo." jelas Arkana membuat Bulan menyengir kuda.
Ia tidak salah dengar kan, pulang bersama dengan Bintang. Oh my God, mimpi apa Bulan semalam kalau ia bisa boncengan dengan Bintang. Rasanya ingin sekali terbang saat ini.
"Naik." suruh Bintang yang ternyata sudah berada di atas motor.
Bulan kaget karena barusan ia sedang melamun, takut Bintang berubah pikiran lagi makanya Bulan langsung segera naik ke atas motor. Tapi sayang karena motor Bintang tinggi maklum motor gede jadi Bulan agak susah naiknya.
Bintang menjulurkan tangannya untuk membantu Bulan naik, dan itu di sambut senang oleh Bulan.
"Pendek." sindir Bintang.
"Bodo, yang penting enak di peluk." apasih ngawur banget jawabannya.
Sedangkan cowok-cowok di belakang cekikikan melihat tingkah keduanya. Tidak lupa juga Hendra memotret moment itu dan mengshare di grup angkatan dan kelasnya.
Bintang segera melajukan motornya ke arah rumah Bulan yang sudah di beritahu alamatnya oleh Bulan sendiri. Kalau tadi Bulan tidak memberitahu alamatnya karena Hendra sudah tau dimana rumahnya.
GRUP KELAS ASIK
Hendra : Send foto
Hendra : besok kita di traktir lagi sama Bulan guys.
"Padahal mereka itu cocok." ujar Arkana.
Di anggukin oleh ketiganya.
"Bintang dan Bulan, dari nama aja udah klop banget." sahut Hendra.
"Tapi sampai sekarang gue gak ngerti kenapa Bintang seakan nutup diri banget buat Bulan." sahut Angga dan di anggukin oleh Arkana.
Bintang, Angga, Arkana dan Hendra adalah teman sejak masa SMP. Semua tau bagaimana Bintang sejak dulu, memang dingin tetapi tidak sedingin ini.
"Lagian si Bulan juga gak capek apa ngejar manusia es kaya gitu, kalau gue jadi Bulan udah nyerah deh dari dulu." sahut Hendra.
Lagi-lagi di anggakuin oleh ketiganya.
"Bulan gak mau sama gue aja apa, gue juga ganteng padahal." sahut Baim dengan percaya dirinya dan membuat ketiganya menoyor kepala Baim.
"Anjir, mending gue lah. Gue juga kalau di kasih Bulan gak akan nolak. Secara cantik, pinter tajir lagi." ujar Arkana.
"Sempurna ye kan?" sahut Angga dan di anggukin lagi oleh mereka.
"Udah yuk balik, ngapain kita malah ngerumpi sih. Buruan jalan, nanti kan kita mau futsal sama anak-anak." ujar Baim lalu menaikin motor Bulan.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments