Hari Pernikahan Pun tiba
" Pak Penghulu buruan dong mumpung saya hafal ini " ucap Dipta seraya menjabat tangan Pak Penghulu yang akan menikahkannya.
Seluruh tamu tertawa mendengar ucapan Dipta
" Baik kalau sudah siap mari kita mulai saja," Dipta langsung mengangguk setuju dengan Perkataan Pak Penghulu
Dipta melirik Mami dan Papinya yang duduk di dekatnya Kedua orang tuanya tersenyum tipis kemudian ia melarikan Pandangannya Pada Aluna gadis cantik yang sebentar lagi menjadi istrinya.
Aluna tampak murung Senyumnya kecut Tatapannya juga sayu.
" Saudara Dipta udah siap " ucap Pak Penghulu
" Siap dong Pak " jawabnya.
" Baik Saudara Dipta Silahkan Jabat tangan saya " Dipta Pun mengangguk ia langsung menjabat tangan Pak Penghulu
" Saya nikahkan engkau saudara Dipta Andreas Malik dengan Nuansa Aluna Aurora dengan binti Alm Rudi Pratama dengan mas kawin uang tunai sebesar seratus juta rupiah dan seperangkat alat salat di bayar tunai,"
Dipta menarik napas dalam-dalam dan memejamkan matanya
" Saya Terima nikahnya Nuansa Aluna Aurora binti Rudi Pratama dengan mas kawin tersebut dibayar tunai " ucap Dipta lantang
" Bagaimana Para saksi ?" tanya Pak Penghulu kepada saksi nikah
" Sah " Jawab mereka serempak dan juga dibarengi Para tamu undangan
" Apa S-sah " Mulut Aluna menganga membentuk huruf O Bersamaan dengan matanya yang membulat sempurna.
" Pasti mimpi buruk kan mana mungkin gue bisa nikah sama cowok tengil kayak dia,"
Dipta berbisik di telinga Aluna
" Lo sekarang sah jadi milik gue seutuhnya Aluna " Dipta melirik tubuh Aluna dengan Pandangan nakal.
" Semuanya milik gue Siap-siap aja untuk malam Pertama," Ia tersenyum licik.
Aluna hanya mematung lalu
BRAKK
lalu Aluna Pingsan di tempat
" Oh My God " ucap Dipta kaget ketika Aluna Pingsan
" Dipta kok kamu diam aja sih Aluna Pingsan cepetan bawa dia ke kamar " ujar Sonya khawatir
" Iya Ma " Sahut Dipta
...•••••...
Dipta merebahkan tubuh Aluna di kasur Sehabis menggendong tubuh Aluna membuat tulang Pinggangnya mau Patah
" Ni cewek berat banget sih Pinggang gue sampai sakit kayak gini atau jangan-jangan nih Cewek Makannya batu atau kebanyakan dosa nih Cewek Badan doang kecil Ya ampun Sakit banget nih Pinggang gue " rungutnya.
Dipta menghela napas Panjang lalu diam memerhatikan gadis yang berbaring di kasurnya.
Dipta duduk di Pinggir ranjang membungkukkan tubuhnya menatap wajah Aluna lebih dekat.
" Cantik " Pujinya lalu tersenyum.
Beberapa helai rambut Aluna menutupi wajahnya ragu-ragu Dipta meminggirkan rambut itu tapi di saat itu Pula Aluna membuka mata dan membuatnya kaget setengah mati.
Aluna teriak lalu menendangnya dan membuatnya terjungkal ke bawah.
" Sialan " makinya kala mengeluh sakit di bokongnya.
" Dipta ngapain Lo ke sini " ketus Aluna cepat-cepat ia duduk dan menarik selimut menutupi tubuhnya.
" Lo mau ngapain gue hah ? Lo mau ngelecehin gue ya,"
Dipta merasa sangat apes Mau berniat baik malah balasannya tendangan maut.
" Aluna mulut lo itu hobi ya banget nuduh gue yang gak-gak."
" Ya emang kelakukan lo gak bener selama ini "
Dipta berdiri sembari mengelus Punggungnya yang masih terasa sakit.
" Lo tadi itu Pingsan Sekarang lo lagi di kamar gue Liat baik-baik sekeliling kamar ini apa gak ingat apa kita itu udah nikah dan ini kamar kita berdua," jelasnya
Aluna langsung melihat sekelilingnya.
" Kamar kita berdua " Aluna menggeleng tak Percaya bagaimana bisa ia menikah dengan Dipta Cowok yang sering bolos sekolah itu dan sering bikin onar di sekolahnya
" Dengar ya sekali lagi kita itu baru aja ijab kabul terus lo itu tadi Pingsan untung ada gue suami yang baik hati ini rela-relain mindahin lo ke kamar gue dan Lo malah nuduh gue ngelecehin lo. Gue gak semenjijikan itu kali."
Dipta melipat tangannya ke dada sembari melirik Aluna
" Jadi ini beneran gue gak lagi mimpikan,"
Dipta mendekati Aluna lalu mencubit Pipi cewek itu.
" Aw " ringis Aluna
" Masih mikir mimpi hm ini kenyataan Aluna sayang lo udah jadi istri sah gue,"
Aluna masih terdiam.
Dipta kebingungan dengan Aluna yang mendadak menjadi Patung.
" Aluna " Panggilnya.
" Aluna " Panggilnya lagi.
" Aluna " Panggilnya lebih keras.
Lamunan Aluna buyar Gak ada hujan gak ada Petir dan gak ada musibah apapun tiba-tiba Aluna meneteskan air mata.
" Kok lo nangis " tanya Dipta di depan wajah Aluna
Aluna mendorong wajah cowok itu
" Enggak " bantahnya lalu menghapus air matanya.
Dipta mengangkat dagu gadis itu
" Apanya yang gak ini apa Lo nangis Kenapa," Dipta menghapus air matanya
Aluna menepis tangan Dipta
" jangan sentuh gue "
" Aluna "
" Dipta ...... "
Dipta menoleh ke arah Pintu Di sana berdiri seorang wanita yang tidak lain adalah orang tuanya.
Dipta menghela napas melihat wanita itu.
" Aluna kamu gak apa-apa " ucap Sonya menghampiri menantunya.
" Dipta kenapa Aluna bisa sampai Pingsan,"
" Tanya aja ke Aluna Dipta gak tau," jawab Dipta seadanya.
" Dipta .... "
Suara Pria memanggil Dipta kembali menoleh ke arah Pintu Sekarang Papinya yang datang.
" Papi Tadi liat setelah kamu ngomong sesuatu ke Aluna sampai Aluna bisa Pingsan kayak gitu Kamu ngomong apa ke dia " Bram ikut mengintrogasi.
" Sumpah deh Pi aku gak ngomong apa-apa." elak Dipta
" Bohong " sanggah Aluna cepat.
Dipta menatapnya tajam dan ia tidak Peduli.
" Dipta buat Aluna takut Dia mau ngelecehin aku."
" Eh jangan buat omong lo Sumpah Pi Dipta gak ngomong itu," bantah Dipta
" Bener " tanya Bram sambil memicingkan matanya ke Dipta
" Enggak Pi Sumpah deh "
" Dipta Kamu emang udah sah sama Aluna Tapi bukan berarti kamu boleh seenaknya sama dia Paham," omel Bram masih dengan nada rendah karena selalu menjaga sikap sabarnya ke Putranya itu.
" Dipta gak cabul Kok Pi sumpah deh Dia aja Yang fitnah ke Dipta aja " bantah Dipta sambil menunjuk Aluna
Bram menghela napas jengah. " Mi urus anakmu ini," Pria 43 tahun ini beranjak Pergi Masih banyak yang harus ia urus jadi lebih baik cari aman sebelum darah tingginya naik.
" Dipta Mami mohon sama kamu Sayang Jangan cari masalah ya Kamu dan Aluna kan sudah menikah Kamu sudah jadi suami Aluna dan jangan bersikap seenaknya apalagi sama Aluna Paham Kamu," ujar Sonya yang cukup sabar memiliki Putra yang selama ini banyak mengurus energinya.
Dipta diam saja Tidak ada yang memercayainya Orang tuanya memang selalu seperti itu Padanya.
" Aluna "
Semua menoleh ke arah Pintu Manda datang
Manda tersenyum. " Maaf ganggu saya cuma mau ngobrol sebentar sama Aluna Boleh "
Sonya tersenyum sembari mengangguk.
" Aluna sini " Pinta Manda
Aluna berjalan malas menghampiri mamanya
Manda memeluk Aluna lalu membisikan sesuatu Pada Anak gadisnya itu Ekspresi Aluna langsung berubah kaget setelah mendengarkan Perkataan mamahnya.
Setelah selesai memperingatkan Aluna Manda melepaskan Pelukannya. Ia Pun menggenggam kedua tangan Aluna seraya tersenyum.
" Jaga diri baik-baik ya Sayang jangan nakal sama suami Oke "
Aluna hanya diam tanpa respon apapun.
" Oh ya kamu udah baik-baik aja kan sayang ? Kenapa sih sampai Pingsan Kamu Pasti masih gak nyangka ya Gak apa-apa nanti terbiasa kok Semangat,"
Aluna tersenyum tipis.
Manda beralih memandang menantunya.
" Dipta jagain Aluna ya ..... "
" Iya Tan " sahut Dipta sekadarnya.
" Eh " tegur Sonya Bisa-bisanya Dipta memanggil mertuanya dengan Tante
" Mulut Dipta terkilir Tadi sorry "
Sonya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya
...•••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Ridho
Dipta bikin takut aja sih
2023-06-19
1
Anonymous
Semangat sekali sih
2023-06-19
0
ken
aku Tunggu thor
2023-06-19
0