Sudah 2 jam sejak kepergian Dipta dari kamar Dan anehnya Aluna Peduli dengan hal tersebut sampai ia tak Fokus mengerjakan tugasnya bahkan tugas yang berjumlah 10 soal baru ia kerjakan 3. Ia sendiri juga bingung dengan dirinya yang merasa cemas dengan ngambeknya cowok Mesum itu
Aluna mengacak rambutnya sembari mendengus kesal Gara-gara memikirkan Dipta tugasnya tak selesai-selesai Otaknya jadi buntu Jangan-jangan kebodohan Dipta menular Padanya ? Ini-ni yang ia takutkan jika menikah dengan Pria yang salah Bukannya membuat ia menjadi lebih baik malah memperburuk yang sebelumnya sudah baik.
" Aku kenapa sih ? Tuhan balikin kewarasan dan kepintaranku,"
Aluna merapikan duduknya. " Fokus Aluna Fokus Kamu Pasti bisa Fighting," Ia berusaha menyelesaikan tugasnya lagi dan ketika selesai membaca soal keempat dan mau menulis jawaban tangannya yang memegang Pulpen bingung mau menuliskan apa Pikirannya hanya di soal dan ia sama sekali tidak tahu jawaban dari soal Bahasa Inggris tersebut Mana harus dikumpulkan besok Pagi
" Astagaaa otak aku kenapa sih " la memegangi kepalanya sambil memejamkan mata Siapa tahu ia dapat ilham dan sudah beberapa menit bermeditasi ia tetap tak mendapat hilal sedikitpun.
" Arrh auk ah gak tau aku jawabannya apa ini semua Gara-gara Dipta aku jadi ketularan bego," Dipta Akhirnya menyerah Ia merapikan buku-bukunya lalu beranjak keluar kamar Setelah berjalan cukup jauh di rumah yang luas ini ia pun menemukan Dipta yang senderan di sofa ruang tengah.
" itu dia " Aluna mempercepat langkahnya menghampiri suaminya yang tiduran di sofa
" Dipta " Aluna melipat tangannya di dada sambil memasang muka sebal Dipta membuka mata dan merapikan Posisi duduknya Tidak bicara cuman menatap Dipta
Aluna menunjuk wajah Pria sok Polos itu
" Gara-gara lo gue gak bisa ngerjain tugas Otak gue jadi buntu Kenapa sih kebodohan lo harus nular ke gue,"
" Gue yang tadinya Pintar jadi bego Gue Pusing Gue gak bisa nyelesain tugas gue Arrh ! Semua gara-gara lo"
" Udah " tanya Dipta muak dengan ocehan Aluna
Aluna menghela napas Panjang Marah-marah membuat energinya terkuras banyak Mana direspon datar begitu Sangat tak asik diajak ribut.
Dipta berdiri. " Sejak kapan kebodohan itu menular ? Lagian gue gak bodoh-bodoh amat Kok Nilai gue baik-baik aja Gue cuman malas aja buat mikir Dan bisa gak lo baik dikit aja sama gue ? Lo gak liat karena ulah lo bibir gue luka dan buat gue susah makan Gak ada niat minta maaf,"
Mata Aluna melirik bibir bawah Dipta yang memerah dan membuatnya ngilu.
Dipta kembali duduk. " Yang lo Pedulikan cuma nilai dan Angga Lo gak Pernah Peduli sama gue." Dipta mendengus sebal.
Aluna ikutan duduk. " Sini gue liat " Aluna mengecek luka di bibir Dipta dengan memegang dagu Pria itu dan mengarahkannya ke hadapannya.
" Gak Parah-parah banget kok Dasar lonya aja yang lemah,"
Dipta menatap Aluna yang sedang memeriksa bibirnya Ternyata gadis itu bisa Perhatian juga.
" Gue Plaster aja ya " ujar Aluna yang sudah selesai melihat luka di bibir Dipta
" Gila ya lo mana ada Plaster ditempelin di bibir," Protes Dipta.
" Lo ternyata gak sepinter yang gue Pikir ya."
" Sekalian nutupin mulut cabul lo," Aluna beranjak.
" Mau kemana lo ? Obatin dulu bibir gue"
" lagi ambil obat bego "
" Emang lo tau tempat obatnya dimana,"
Langkah Aluna terhenti Ia memutar badannya
" Gak tau sih "
Dipta bangkit menyusul Aluna " Ayo ikut gue," Ia memegang Pergelangan tangan Aluna dan membawa wanita itu bersamanya.
Sampai Langkah Dipta dan Aluna terhenti di depan Pintu kaca dan dari luar terlihat begitu banyak obat bahkan di sana ada ranjang Pasien dan lengkap dengan alat medisnya.
" Dipta kok rumah lo ada beginian "
Dipta mendaratkan bokongnya di kursi
" Nyokap gue Dokter "
" Hah serius lo "
Dipta mengangguk.
" Jadi ini ruangan mami "
" Hm "
" Wah keren Oh ya Dokter spesialis apa,"
" Banyak tanya lu Obatin dulu bibir gue."
" Ihh gak sabaran banget " Aluna beranjak ke lemari kaca yang berisikan banyak obat-obatan Ruangan ini sudah seperti apotik Penuh dengan obat ia mengambil salep octenilin yang ia tahu obat ini ampuh untuk luka termasuk luka di bibir.
" Sini " Pinta Aluna yang menyuruh Dipta duduk di bed Pasien.
Dipta bangkit menuju Aluna Ia Pun duduk sambil menatap wajah Aluna
" Pelan-pelan ya "
" iya bawel "
" Udah lo bersihin belum lukanya " tanya Aluna ketika ingin menyapukan obat di bibir Dipta
" Udah "
" Dasar manja " gerutu Aluna ketika menyapukan obat di bibir Dipta Padahal cowok itu bisa melakukannya sendiri Emang dasar manja suaminya itu
" Ahhh Perih " rintih Dipta
" Lemah banget ! Luka kecil gini doang,"
" Kalau bibir gue sampek jontor besok Pagi bibir Lo gue jontorin juga,"
" Enak aja "
" Gue bales gigit bibir lo "
" Nih " Aluna menunjukkan Pininjunya sambil memasang wajah sangar.
Dipta meneguk salivanya karena Takut di Tonjok lagi Dipta memegang Pergelangan tangan Aluna ketika cewek itu selesai mengobati bibirnya.
" Mau ngapain lo " Aluna langsung negative Thinking la merasa terancam karena tempat ini sepi dan jauh dari jamahan mbak-mbak yang bekerja di rumah besar ini Jika Dipta berbuat yang tak senonoh Padanya maka habislah riwayatnya.
" Lepasin tangan gue." Aluna berusaha menarik tangannya tapi Perjuangannya Percuma
" Lepas Dipta "
" Aluna bisa gak lo lupain Angga dan fokus ke gue aja," Dipta menatap Aluna begitu dalam Terlihat sangat serius.
Aluna mengalihkan Pandangannya ke arah lain ia cuman diam karena tidak tahu mau menanggapi apa.
Dipta melepaskan tangan cewek itu.
" Sorry Gue agak maksa Makasih udah obatin luka gue," Dipta turun dari bet Pasien la beranjak keluar ruangan.
" Jangan lupa tutup Pintunya," katanya ketika di ambang Pintu.
Aluna menyimpan kembali obat Pada tempat semula ia keluar ruangan dengan Perasaan aneh Perkataan Dipta membuatnya kepikiran Ia sangat menyukai Angga tapi statusnya kini istrinya Dipta Memang seharusnya ia fokus Pada Dipta dan melupakan Angga Akan tetapi tidak semudah itu untuk bisa melakukannya
" Ya kali aku ngelupain Angga demi cowok Mesum kayak Dia,"
...•••••...
Aluna menarik napas sebelum membuka Pintu kamar Entah kenapa rasanya berat masuk kedalam Ketika Pintu terbuka ia mendapati Dipta yang tiduran di ranjang dengan Posisi miring menghadap tembok la masuk dan menutup Pintu tanpa dikunci Mengapa ? Because Jika terjadi hal yang tidak dinginkan ia dapat kabur dan mencari Pertolongan.
Jam dinding menunjukkan Pukul 23.40 Karena sudah ngantuk ia tidur dulu dan mengerjakan tugasnya ketika subuh Rencananya.
Aluna merebahkan tubuhnya di ranjang sambil menghela napas.
" Capek banget," keluhnya Perlahan matanya menjadi sayu dan Perempuan cantik ini pun tertidur dengan mudahnya.
Dipta yang Pura-pura tidur membuka matanya. Ia mendudukkan diri melihat Aluna yang sudah tidur nyenyak ingin tertawa melihat mulut Aluna yang mangap tapi ia tahan dan mengatupkan bibir tipis istrinya itu. Ia tersenyum lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh istrinya.
" Cantik banget sih Aluna lo Kapan sih Jatuh cinta ke gue " Dipta berangsur turun ranjang Ia ke meja belajar membuka buku latihan Aluna melihat tugas Aluna yang belum terselesaikan.
...•••••...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Ridho
lanjut Thor jangan lama-lama ya
2023-07-22
0
Bia245 Nia
Jangan lama-lama Thor
2023-07-09
0
Anonymous
Hati-hati entar jatuh cinta
2023-07-03
0