Chapter | 04

+

+

Cukup lama Lily berada di kamar mandi. Ketika keluar dia sudah tidak mendapati keberadaan Kay. Syukurlah, Lily jadi tidak perlu melihat laki-laki itu. Setidaknya untuk saat ini.

Lily bingung dengan dirinya sendiri. Ada kalanya tubuhnya tidak bisa menolak sentuhan Kay seperti tadi. Apakah dia murahan? Sepertinya iya, seperti apa yang dikatakan orang-orang di sekolahnya dulu. Memikirkan itu membuat Lily tersenyum miris.

Lily tidak bisa tidur lagi jadi yang bisa dia lakukan hanya melihat langit malam dari jendela kamar, tanpa peduli udara malam yang menusuk kulitnya. Toh dia sudah terbiasa dengan hawa seperti ini.

Sedangkan di kamarnya Kay sedang mengeringkan rambutnya setelah satu jam berada di kamar mandi karena harus menuntaskan bagian bawahnya yang tidak tersalurkan.

Tangan Kay membuka laptopnya dan melihat rekaman kamera yang berada di kamar Lily. Terlihat gadis itu yang terduduk jendela membuat Kay mengumpat. Gadis bodoh, bagaimana bisa di cuaca yang dingin seperti ini dia mengenakan pakaian yang pendek apalagi dengan jendela yang terbuka.

Kay segera berjalan menuju kamar Lily, saat masuk kedalam dia tidak mendapati keberadaan gadis itu. Membuka kamar mandi lalu lemari tetap tidak ada.

Kemana dia?

Sedikit berlari, Kay menuruni tangga dan bernafas lega ketika menemukan Lily yang berada di tangga terakhir. Dia mengikuti gadis itu tanpa suara agar dia tidak menyadari keberadaanya.

“Lapar.” Gumam Lily masih terdengar di telinga Kay.

“Dimana sih dapurnya.” Lily menggerutu karena dia tidak menemukan dimana dapur berada sedangkan Kay tersenyum geli melihat Lily yang tengah kebingungan dari tangga.

“Ikuti aku.” Kay bersuara ketika melihat gadis itu akan berjalan menuju pintu keluar.

Mendengar suara dibelakangnya membuat Lily dengan cepat membalikkan badannya dan melihat Kay yang berada tidak jauh darinya. Dia pun mengikuti langkah kaki laki-laki itu.

Ternyata lewat sini, Ujar Lily dalam hati.

Keduanya tiba di dapur, Lily tidak berani mengeluarkan suaranya karena malu dan juga canggung memikirkan kejadian tadi. Sedangkan Kay memang seperti itu, akan bicara hanya seperlunya saja.

“Makanlah.” Lily menerima makanan yang telah disiapkan Kay.

“Terimakasih.” Lily kira Kay akan pergi, tetapi ternyata laki-laki itu ikut duduk didepannya.

Lily memakan makanannya dengan perlahan, bagaimana pun juga didepannya ada seorang laki-laki tampan yang sedang memperhatikannya. Lily berpikir apakah di wajahnya terdapat kotoran yang menempel? Kalau iya akan sangat memalukan.

Setelah makanannya habis Lily beranjak untuk mencuci piring bekasnya. Setelah selesai Lily kira Kay sudah tidak ada tetapi laki-laki itu masih berada di posisinya.

“Duduk.” Lily menuruti perintah Kay.

"Tahu alasan kenapa bisa berada disini?” Kay bertanya dengan manik yang terlihat serius dan itu membuat Lily gugup. Tanpa sadar meneguk ludahnya dengan kasar.

“Tidak.” Lily berdoa semoga pikiran buruknya tidak benar.

“Kamu sudah menjadi milikku, semua yang kukatakan harus kau turuti.” Lily terdiam sejenak, mencerna setiap kalimat yang dia dengar.

“Apakah selamanya?” Lily bertanya seperti itu karena dia memikirkan kedepannya, bagaimana kalau Kay membuangnya lalu akan pergi kemana Lily setelahnya.

“Tentu saja baby, apa yang kau harapkan, pergi dariku? Mustahil.” Jawaban laki-laki itu tidak Lily duga. Apakah selamanya dia akan terkurung di tempat ini? Disamping Kay? Lily tidak tahu siapa laki-laki didepannya bisa jadi dia adalah seorang penjahat atau juga mafia seperti yang sering Lily dengar dari orang-orang di tempatnya dulu.

“Apa aku selamanya akan berada di tempat ini?” Entah dari mana keberaniannya muncul.

“Tentu saja.”

“Tidak, aku tidak bisa hanya berdiam diri di rumah ini Kay.”

“Memangnya apa yang bisa kau lakukan?” Kay menaikkan sebelah alisnya.

“Aku, aku tidak terbiasa berdiam diri seperti ini, kau bisa membiarkanku bekerja di rumah ini seperti menyapu, mencuci, berkebun atau apapun itu.”

“Itu semua sudah ada yang melakukannya.” Kay melipat tangannya di depan dada seraya menyandarkan punggungnya ke kursi.

“Tapi Kay.”

“Sudahlah cepat tidur sudah malam, dan jangan kau kira hanya akan berdiam saja, tunggulah.” Kay meninggalkan Lily yang kebingungan dengan kalimat terakhirnya.

Saat akan bertanya apa maksud ucapannya, Lily sudah tidak mendapati keberadaan laki-laki itu. Lily pun kembali ke kamarnya karena menuruti perintah Kay.

Pagi ini Lily sudah bersiap-siap karena Giza dan Paulina sudah membangunkannya dan membantunya untuk bersiap karena Kay sudah menunggunya, lagi-lagi baju yang dikenakannya pun pilihan Kay.

Tiba dilantai bawah Lily mendapati Kay dengan memakai pakaian yang serupa dengannya, lalu Lily berjalan mendekat kearahnya.

Kay membalikkan badannya lalu berjalan meninggalkan Lily yang bingung dan hanya terdiam.

“Nona ikuti tuan.” Suara Giza dibelakangnya membuat Lily tersadar.

“Tapi Kay tidak menyuruhku untuk mengikutinya Giza.”

“Sudah turuti saja sebelum tuan marah.” Lily berjalan dengan kesal bagaimana dia bisa mengerti kalau laki-laki itu tidak mengeluarkan suaranya sedikitpun.

Dasar aneh.

Tiba diluar Lily tidak mendapati keberadaan Kay selain sebuah mobil hitam yang berada tidak jauh darinya. Saat Lily celingukan kaca mobil didepannya terbuka dan Kay yang terlihat didalamnya.

“Masuk.” Lily segera berlari dan masuk kedalam mobil lalu duduk disamping Kay, takut membuat laki-laki itu marah.

“Bodoh.”

“Siapa yang bodoh.” Kay memajukan mobilnya meninggalkan Mansion.

“Kau.”

“Anjing!” umpat Lily tanpa sadar.

“Gunakan bahasa Inggris.”

“Terserah aku lah.”

“Jillian.”

“Iya Kay.” Nyali Lily tiba-tiba menciut.

Keduanya pun terdiam menikmati perjalanan yang cukup lengang membuat Kay mengemudikan mobil dengan kecepatan tinggi.

Melihat Kay yang berada di balik kemudi membuat ketampanan laki-laki itu bertambah. Urat-urat ditangannya yang menonjol membuat Lily ingin sekali menyentuhnya.

“Berhenti menatap seperti itu.” Kay membuat Lily yang sedang curi-curi pandang gelagapan.

Fokus Lily, Lily menggelengkan kepalanya sendiri.

Hingga mobil berhenti di depan gerbang sebuah bangunan yang terlihat sudah tua. Ketika keluar dari mobil Lily mengedarkan pandangannya dan melihat sekitarnya tidak ada bangunan lain selain bangunan yang ada didepannya.

“Ayo.”

Lily mengikuti perintah Kay dan mengikutinya dari belakang. Saat gerbang didepannya terbuka Lily bergidik karena suasananya yang terkesan horor. Karena terlalu fokus pada sekelilingnya, Lily tidak sadar didepannya ada sebuah akar pohon yang membuatnya jatuh tersandung.

Wajahnya yang terhantam cukup kuat ke lantai membuat Lily meringis. Mendongak dan melihat Kay yang tidak berhenti dari langkahnya membuatnya bernafas lega karena laki-laki itu tidak  melihatnya dengan kondisi yang memalukan.

Dengan segera Lily bangkit dan sedikit berlari menghampiri Kay yang sudah berada didepan pintu. Ketika pintu terbuka isinya terlihat sama menyeramkannya dengan diluar.

Banyak barang-barang aneh juga perabotan yang sudah tidak terurus dengan debu-debu yang menempel. Lily berjalan dengan hati-hati karena tidak mau kejadian diluar terulang.

“Tunggu sebentar.” Kay pergi meninggalkan Lily sendirian di tengah-tengah ruangan dan masuk ke sebuah pintu yang berada di bawah sebuah tangga melingkar.

Sungguh, tempat ini sangat menyeramkan.

Lily berjalan berniat untuk melihat-lihat, rasanya tangan Lily gatal sekali ingin membersihkan seisi tempat ini agar lebih enak dipandang. Lily berhenti ketika kakinya tidak sengaja menginjak sebuah figura.

Dengan hati-hati Lily mengambilnya karena kaca figura itu sudah pecah. Sebuah foto keluarga dimana ada sepasang suami istri dan juga dua anak kecil ada di dalamnya. Wajah mereka sangatlah rupawan, pun baju yang mereka kenakan seperti pakaian yang biasa digunakan oleh kalangan bangsawan.

“Letakan kembali.” Suara dibelakangnya membuat Lily segera menaruh kembali figura tapi tidak dilantai melainkan dimeja yang berada sampingnya.

“Maaf sudah lancang.” Lily berjalan mendekat kearah Kay.

“Masuk ke dalam dan hadapi.” Kay mempersilahkan Lily untuk masuk kedalam ruangan yang sebelumnya dia masuki.

“Tunggu-tunggu, memangnya didalam ada apa hingga aku harus menghadapinya.”

“Jangan banyak tanya.” Kay mendorong badan Lily secara paksa untuk masuk kedalam membuat Lily menatap Kay dengan mata yang memicing.

“Lawanlah.”

“Tapi-tapi KAY!” Pintu lebih dulu ditutup dari luar oleh Kay.

“Sial! Apasih maksudnya.” Lily menggerutu seraya menatap pintu didepannya yang tertutup.

Membalikkan badannya yang Lily lihat didalam ini hanya kegelapan. Tangan Lily meraba-raba untuk menemukan saklar yang bisa menghidupkan ruangan.

Tapi tangan Lily malah menyentuh sesuatu yang terasa lengket membuatnya mengernyit. Lily mencium tangannya dan bau amis darah lah yang tercium di hidungnya membuat Lily membeku.

Dengan sedikit gemetar Lily kembali melangkahkan kakinya kembali karena rasa penasaran yang menyeruak. Akhirnya Lily menemukan saklar dan menekan tombol itu lalu ruangan ini seketika terang dan hal didepannya membuat Lily berteriak tertahan.

Sialan, kenapa juga dia harus penasaran.

Lily mundur secara perlahan takut ojek didepannya menyadari kehadirannya. Tapi harapan Lily tidak terkabul karena yang ada didepannya berbalik tiba-tiba dan langsung menyadari keberadaan Lily.

“MAAAATIIIII!” Lily menghindar ketika orang didepannya akan menyerangnya.

Gila ini benar-benar gila. Lily ketakutan melihat manusia aneh didepannya. Bagaimana bisa Kay memasukkannya kedalam ruangan yang berisi manusia seperti ini. Kay benar-benar gila.

Lily kembali menghindar ketika orang itu akan melukainya dengan sebuah botol kaca. Laki-laki brengsek, bagaimana bisa Lily melawan kalau dia saja tidak membawa senjata.

Tubuh Lily menghantam tembok ketika orang itu menyeruduknya. Nafas Lily seakan berhenti karena orang itu menekan tepat di dadanya. Tenaga orang itu seperti tenaga sepuluh orang dewasa yang tentu saja membuat Lily yang tidak ada apa-apanya pasti kalah.

Lily pasrah jika mati saat ini juga. Tubuhnya berkali-kali dibanting kelantai membuat tubuh Lily rasanya remuk dan darah keluar banyak dari mulutnya.

Disisa-sisa kesadaran Lily, pintu didepannya terbuka lalu muncul sosok Kay dengan wajah datarnya melihat kearah lily. Kay terlihat mengeluarkan sebuah pistol lalu menembakkan peluru kearahnya, bersamaan dengan itu Lily menutup matanya.

+

+

...°B e y o n d  T h e  S e a °...

..."Let's start this game"...

Terpopuler

Comments

Bzaa

Bzaa

seruuuuu dan bikin penasaran tor....

2023-09-26

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!