03. Pangeran Sekolah Vs Ketua Osis

Koridor sekolah mendadak ramai, tentunya hal ini sudah tidak asing lagi bagi warga sekolah. Karena tiga pangeran sekolah itu sedang berjalan di koridor kelas sebelas, yang sontak malah membuat siswi siswi kelas sebelas berteriak histeris.

Mungkin ini terlalu berlebihan namun jujur saja, pesona Leo selalu berhasil membuat cewek-cewek banyak menyukainya.

"Duh berasa artis gw." ucap Axele, ia mulai percaya diri berjalan di sepanjang koridor.

"Jangan sombong dulu, muka pas-pasan nyadar diri dong." timpal Geral, ia memberikan senyum sinis pada Axele.

Axele yang merasa terhina tak terima, cowok itu mendelik kesal ke arah Geral. Sedangkan Leo yang selalu berjalan di depan mereka mulai risih dengan tingkah kedua sahabatnya, lantas cowok itu menoleh sebentar untuk menegur.

"Berisik kalian!"

Mereka berdua langsung kicep saat Leo menegur, kemudian setelah Leo kembali fokus menatap ke depan. Mereka yang berjalan di belakang Leo mulai saling menuduh.

"Lo sih!" tuduh Axele sambil menyikut lengan Geral.

"Kok gw? lo dulu yang mulai bego!"

"Amasasi?"

"Bacot tai!"

"Berisik banget sih!" Leo menghentikan langkahnya, ia berbalik dan menatap kedua sahabatnya kesal.

"Eheq, maaf bosqueh." ucap Axele nyengir, ia bahkan meacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk peace.

Leo memutar malas bola matanya, membalikkan badannya untuk kembali berjalan. Namun,

**Brakkk

Semua yang ada di koridor kaget bukan main saat Leo dan Ketua OSIS tak sengaja saling bertubrukkan, hingga membuat tumpukkan buku yang di bawa sang Ketua OSIS tersebut terhempas ke lantai.

Leo menarik napasnya, memejamkan matanya sebentar lalu berdecih.

Cowok itu berkecak pinggang sambil menatap Ketua OSIS tersebut, Vito Stevano namanya. Ketua OSIS yang sudah di kenal dengan kedisiplinannya, tampannya, dan kepintarannya.

"Punya mata nggak sih???" gas Leo, ia menatap nanar Vito yang hanya menatap datar ke arahnya.

Yang Vito perhatikan, penampilan cowok itu. Sungguh acak-acakkan, tidak memakai dasi, baju tidak di masukkan ke dalam, bahkan ikat pinggangnya saja bukan lambang sekolah.

"Lo bisa kena hukuman, penampilan lo dan teman lo itu melanggar peraturan." Vito berkata santai, namun terdengar menusuk.

"Komen terus! mak gw aja nggak protes penampilan gw gini." Axele menantang, ia sangat tidak menyukai ketua osis itu.

"Mungkin karena ortu lo udah nggak peduli sama lo." jawab Vito, ucapannya itu spontan membuat Axele ingin meninjunya karena kesal.

"Tenang oi!" Geral mengunci lengan Axele.

Leo masih diam, ia masih punya banyak stok kesabaran untuk menghadapi Vito. Ketua Osis yang benar-benar disiplin dalam peraturan.

"Dan lo, mending mulai sekarang lo perbaiki sikap lo sebagai kakak kelas. Bukankah kakak kelas itu harusnya jadi panutan yang baik untuk adik kelas?" Vito menatap Leo datar, sedangkan yang ditatap juga tak kalah datar.

"Kenapa nggak lo aja yang perbaiki sikap? mulut lo itu terlalu banyak bicara, nggak haus apa?"

"Memang yak, orang yang nggak pernah dapat perhatian dari ortu itu bisanya cuma membrontak." sindir Vito, ia tersenyum sinis.

"Lo nyindir gw?"

"Lo ngerasa?"

Tangan Leo terkepal, ia memang merasa karena ia memang tidak pernah mendapat perhatian dari orang tuanya. Habis sudah kesabarannya, jika dikaitkan dengan masalah keluarganya Leo tidak akan tinggal diam.

"Bangsat!"

BRUKKKK

...🍕...

"Anjay! ini Leo?"

Miselia mendadak heboh saat ia dan Revelyn tengah berjalan di koridor kelas dua belas.

"Ini Leo?"

Revelyn memutar malas bola matanya, terpaksa ia mengalihkan pandangannya dari buku novelnya menuju layar handphone Miselia.

Gadis itu memperlihatkan foto Leo kepada dirinya, membuat Revelyn mengangguk.

"Emangnya kenapa? kok kayak kaget gitu." tanya Revelyn menatap Miselia heran.

Miselia menggeleng sambil kembali menatap foto Leo dengan takjub. "Nggak papa, cuma pangling aja tadi. Emang yak, julukan Pangeran Sekolah itu nggak main-main. Udah tampan, tajir lagi, bahkan gw lihat kayaknya dia selalu beliin lo apa aja padahal lo nggak minta. Emang sebulan dia dikasih uang saku berapa?" tanya Miselia penasaran, pasalnya ia ingin tahu sekaya apa Leo sampai-sampai cowok itu bisa membeli apa saja yang dia mau.

Revelyn nampak berpikir sebentar, detik selanjutnya ia menjawab.

"Kalau nggak salah, seratus juta perbulan."

"W-WHAT??? Are you seriously? bahkan gw aja cuma dua juta perbulan. Oh my God, ortunya kerja apa njir?"

Miselia terlalu shock, ia tidak menyangka Leo selalu diberi uang sebanyak itu setiap bulannya.

Revelyn mengangkat bahunya, "katanya sih dokter, dan juga pemilik Rumah Sakit yang sekarang tersebar luas dimana-mana." jelasnya sambil terus berjalan.

"Berarti Rumah Sakit yang ada di daerah sini, juga punya ortu Leo?"

"Maybe."

"Gilaa ... pantes aja banyak cewek pada kepincut, rupanya tajirnya nggak main-main yak. Anak sultan, beruntung."

Revelyn tersenyum sinis, "harta itu nggak penting, karena yang paling penting itu kebahagiaan." gumam Revelyn, mungkin hanya ia saja yang bisa mendengar apa yang tadi ia katakan.

"VELYN!!! MISEL!!!"

Teriakan Una berhasil membuat banyak pasang mata memandangnya.

Gadis itu berlari dengan wajah paniknya, membuat kedua sahabatnya terheran-heran.

"Una, lo kenapa teriak-teriak kayak orang kesetanan?" tanya Miselia, ia menatap Una yang bernapas dengan tersenggal-senggal.

"Gw nyariin kalian! itu, itu di koridor kelas sebelas." Una menunjuk arah koridor kelas sebelas dengan ekspresi panik.

Tingkah Una membuat Revelyn menatapnya serius, gadis itu menutup buku novelnya secara kasar.

"Jangan bilang kalau," Revelyn menjeda, menatap Una yang mengangguk-angguk kepadanya. "ya ampun, jangan lagi dong!" Revelyn memekik frustasi, ia spontan langsung berlari menuju koridor kelas sebelas.

Awalnya Miselia dan Una saling berpandangan, detik selanjutnya mereka berdua langsung berlari menyusul Revelyn.

...🍕...

Brakk.

"Sialan! lepasin gw, emangnya lo nggak pernah di ajarin sopan santun sama ortu lo hah?" Vito menggertak saat Leo mendorongnya hingga membentur dinding, bukan hanya itu saja, Leo juga mencengkram kerah seragam Vito hingga berantakkan.

"Kalau iya emangnya kenapa?"

Leo semakin kesal, ia bahkan melayangkan satu pukulan telak pada pipi Vito yang berhasil membuat cowok itu tersungkur ke lantai.

"Gw terima lo hina penampilan gw, tapi gw nggak akan pernah terima kalau lo bawa-bawa ortu gw. Emang benar kok yang lo katakan, ortu gw nggak pernah ajarin gw apapun bahkan sekedar untuk menemui gw pun nggak pernah!"

Bahkan Mama, nggak akan pernah kembali.

Vito terdiam, ia meringis karena sudut bibirnya yang mulai mengeluarkan darah segar. Cowok itu masih terduduk di lantai, menatap Leo tajam. Sedangkan yang di tatap masih mengepalkan kedua tangannya karena tersulut emosi, Leo selalu kehilangan kesabarannya.

"Udah oi, nanti kalian berdua gw laporin ke BK nih?" Geral mengancam, ia bahkan sudah mengunci kedua lengan Leo meski cowok itu membrontak secara kasar.

"Gw nggak takut!" teriak Leo hingga membuat para siswa dan siswi yang menonton takut mendengarnya.

"Lo tuh ketua osis masa nyari ribut sama kami? udah mending lo pergi aja dari hadapan kami sekarang, sebelum sepatu gw terbang ke wajah lo!" kali ini Axele menimpal, ucapannya membuat Vito berdecih.

Cowok itu akhirnya berdiri, menepuk-nepuk seluruh pakaiannya yang kotor karena debu. Ia lalu menatap Leo datar, cowok itu nampak beringas ketika marah.

"Oke gw akui gw kalah, beruntung kali ini gw nggak laporin kalian ke BK. Tapi untuk selanjutnya, gw nggak bakal diam kalau kalian nyari masalah lagi. " ucap Vito sambil beranjak pergi dari hadapan Leo, meninggalkan ketiga cowok itu yang bertambah kesal oleh ucapannya barusan.

"LAPORIN AJA SANA, GW NGGAK TAKUT! DASAR SIALAN!"

"Leo!"

Leo langsung tersentak kaget, ia spontan menoleh dan terkejut dengan kehadiran Revelyn di tengah keributan yang ia perbuat.

Gadis itu memasang ekspresi kesal, sembari membawa buku novel tebalnya Revelyn berjalan menghampiri Leo.

Plakkk

"Aduh, sakit oi!"

Seisi koridor terdiam, mereka tidak percaya dengan beraninya gadis itu menimpuk kepala Leo dengan buku di tangannya.

Semua pasang mata memandang Revelyn, sebagian dari mereka ada yang tidak kenal pada Revelyn, dan sebagian lainnya sudah tahu bahwa yang bisa membuat Leo kicep cuma Revelyn.

"Makanya jangan berantem!"

"Iya iya maaf, habisnya-"

"Habisnya apa? udah ah gw marah sama lo!" Revelyn mengomel, ia tidak peduli dengan semua orang yang tengah memperhatikan dirinya.

"Jangan marah dong, entar pulang sekolah gw ajak ke Mall deh."

"Nggak!"

Hampir semua siswi-siswi mulai iri pada Revelyn, mereka tidak habis pikir kenapa Leo sangat memperlakukan gadis itu dengan sangat istimewa. Karena yang mereka ketahui, Leo tipikal cowok yang tidak terlalu suka dekat-dekat dengan cewek lain kecuali dengan satu orang, gadis itu.

Mata Revelyn mulai menatap wajah Leo dengan intens, wajah cowok itu lebam-lebam bahkan sudut bibirnya pun berdarah.

Revelyn mendengus kesal, ia langsung menarik tangan Leo pergi dari keramaian.

"Velyn, lo mau kemana???" teriak Miselia heran.

"Oi oi, lo mau bawa bos kami kemana???" teriak Geral.

"UKS!!!" jawab Revelyn setengah teriak.

"Bener UKS yak? jangan sampai salah masuk, entar nyasarnya ke toilet lagi." kali ini Axele yang berteriak, membuat semua mata memandangnya malas.

"Berisik!"

...🍕...

UKS SMA Sanjaya.

"Kenapa berantem sih? entar kalau lo di panggil ke BK gimana?"

Leo diam saja ketika Revelyn terus menerus mengomelinya dari tadi, gadis itu terus cerocos sambil mengobati luka Leo dengan kapas dan obat merah.

"Udah kebiasaan cowok main tonjok kalau ada masalah, nggak kayak cewek yang kalau ada masalah malah main sindir di sosmed." ucap Leo tersenyum, pandangannya masih belum teralihkan dari wajah di hadapannya.

"Kan cowok sama cewek beda!" Revelyn menekan luka pada wajah Leo, alhasil membuat cowok itu mengaduh kesakitan.

"Duh jangan di tekan lukanya, sakit tau!"

"Makanya kalau mau main tonjok itu pikir dong, giliran luka aja malah kesakitan kayak anak kecil!"

Leo tersenyum, marah gadis itu tanda bahwa ia mengkhawatirkan dirinya.

"Katanya tadi marah, kok malah peduli gini sih? duh manisnya."

Revelyn mulai berhenti mengobati, ia menatap Leo dengan ekspresi cemberut.

"Ya jelaslah gw peduli! gw nggak mau lo kenapa-napa, gw kan nggak mau kehilangan lo. Cukup mereka aja yang pergi ninggalin gw, lo jangan."

Leo terdiam, menatap gadis itu lekat. Matanya mulai berkaca-kaca, ia tahu bahwa gadis di hadapannya sangat takut ditinggal seperti yang keluarganya lakukan padanya. Namun Leo bukan mereka, Leo sudah janji akan terus berada di samping gadis itu.

"Lo kan udah janji nggak bakal ninggalin gw, gw mohon jangan lakuin hal gegabah yang bisa buat lo jauh dari gw!" Revelyn menatap Leo lekat, matanya seolah mengatakan bahwa ia benar-benar tidak ingin kehilangan Leo.

"Gw nggak bakal ninggalin lo kok." Leo memeluk tubuh gadis itu, membiarkan Revelyn menangis meluapkan isi hatinya. "Karena gw kan udah janji sama lo, bahwa gw akan selalu ada di samping lo." bisik Leo tersenyum, ia semakin mengeratkan pelukannya.

Dulu Revelyn mulai tidak mempercayai siapapun, karena kakaknya pernah mengatakan bahwa ia akan kembali menemui Revelyn. Namun sampai sekarang kakaknya belum kembali, membuat Revelyn berpikir bahwa semua orang sama saja seperti kakaknya, hanya bisa berjanji lalu mengingkarinya dan Revelyn benci itu.

Namun Leo berbeda, cuma Leo yang ketika berjanji ia akan selalu menepati, cuma Leo yang ketika ia mengatakan suatu hal cowok itu tidak main-main, dan cuma Leo satu-satunya orang yang ketika Revelyn tunggu ia kembali.

Leo merasakan Revelyn semakin mencengkram seragamnya. Leo tahu, gadis itu mencoba melampiaskan kesedihannya.

"Lo beneran janji 'kan, lo nggak bakal tinggalin gw?"

Tangan Leo bergerak mengusap rambut panjang Revelyn, cowok itu mengangguk.

"Gw janji."

...🍕🍕🍕...

Terpopuler

Comments

miyura

miyura

tetap semangat ya othor😘

2023-09-14

0

Askipシ︎

Askipシ︎

masih sepi ae ni novel

2023-06-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!