Minggu pagi sekali Iva sudah berada di depan kediaman Tari karena hari ini mereka akan pergi menghadiri acara reuni resmi di SMP mereka dulu
Gadis itu menggunakan kemeja putih dan celana levis berwarna hitam, rambutnya ia biarkan tergerai diterpa angin pagi itu
Kaki jenjangnya berjalan pelan memasuki pekarangan rumah Tari, ia sudah anggap ini seperti rumahnya sendiri begitupun sebaliknya, baginya rumah Tari adalah rumah ketiganya, tentunya setelah rumahnya dan sekolah
"Iva udah datang aja?"
"Iya tante, Iva udah semangat banget hari ini"
"Ya udah sini masuk atau mau langsung ke kamar Tari?"
"Dengan senang hati Tan,"
Iva melangkah dengan girang menuju kamar Tari yang letaknya di bawah, hal ini dilakukan orang tua Tari supaya ia tak kesusahan untuk keluar masuk kamarnya sendiri tanpa melalui tangga
"Taaaaar! lo-"
Ucapan Iva terhenti lalu setelahnya tersenyum miring melihat Tari dengan balutan dress selutut warna biru langit yang sangat pas ditubuhnya
"Wah, nih anak gadis, dari tadi gak kelar-kelar dandan-nya"
"Tiba-tiba gue takut ya"
"Ada apa lagi?"
"Gak tau feeling aja sih takutnya mereka pada cuek, tau aja lah kalau temen udah lama nggak ketemu"
"Yeee, kemarin aja paling semangat sekarang tikitnyiiriki pidi cuik"
"Apa sih Va? Ya udah ayuk berangkat"
Tari tak berani bohong, sumpah! sebaik apapun dirinya kalau memang manusia pasti ada suka dan nggak sukanya, dan Tari hanya bisa pasrah entah omongan apa yang akan ia terima nanti saat si acara, lagipula ia masih punya Iva kan?
...--...
"Athaya yang dulu main sama Iqbal itu kan ma?"
"Iya, tolong ya kamu urus kasihan dia nggak punya temen, kan anak baru"
"Iya deh, dia kan bagian dari pertukaran pelajar itu, pasti gampang lah"
"Makasih ya Nak?"
Iqbal mengangguk singkat sebelum mendaratkan kepalanya pada bantal di sofa ruang tamu, saat jaringan wifi nya nyambung, seketika ponsel lelaki itu berbunyi layaknya kucing bertengkar
"Itu apa sih Bal?"
"Biasa mah, anak mama kan orang penting"
Anggi hanya membalas jawaban anaknya itu dengan senyum tipis
Vino
-Tolongin gue sep, aelah kenapa Lo gak aktif sii
-Gue diteror sama anak-anak soal basket kemaren, lu udah ada orang belum
-segera ya sep, I love yu
^^^Iqbal^^^
^^^Najis^^^
^^^Y.^^^
Tiba-tiba saja Iqbal dapat ide menarik
...--...
Sekolah bernuansa biru tua langsung mendominasi ketika mobil Ivana memasuki gerbang SMP lentera
Para muda mudi dari berbagai jenis terlihat saling sapa satu sama lain, sehingga membuat hati Tari hangat dan terus berharap semoga saja ada orang yang menyapanya ketika Iva membawanya turun dari mobil nanti
"Sip! Yuk turun"
Dengan perlahan Iva membantu Tari duduk di kursi rodanya, dan memang hari ini semua doa Tari terjawab karena ada beberapa teman mereka langsung menyapa dari kejauhan sana
"Halo Tari, Ivana"
Iva dan Tari menjawab tak kalah hangat, ini merupakan momentum yang sangat baik apalagi sebentar lagi ia akan naik kelas 12, pasti nanti saat-saat seperti ini sulit terulang karena kelas 12 pasti tugas menumpuk
Tak ada yang berubah drastis, parkiran masih sama seperti dulu, warna bangunan masih cerah warnanya walaupun ada beberapa sisi yang sudah kusam terkelupas cat nya
Begitupun dengan teman-temannya yang selalu mengerti kondisi Tari dari dulu, jarang sekali terdengar mereka membicarakan Tari dari belakang karena kondisinya, SMP adalah saat yang paling berkesan buatnya
"Ke dalam yuk?"
...--...
Seorang lelaki berkacamata kotak berkali-kali membuang nafasnya gusar, memakai dan melepas helm nya berkali-kali hanya untuk melambatkan waktu alangkah baiknya dia ikutan masuk atau lebih memilih pulang saja dan memberi makan ayamnya
"Haduuh, malu euy kira-kira saya disapa gak ya? Atau mau pulang aja?"
Aris namanya, dia tampan namun memiliki jiwa introvert melebihi apapun, padahal kalau dia mau masuk, banyak sekali orang-orang yang mau mengajaknya ngobrol
Tapi begitulah ia, sudah dari SD begitu, bahkan ia lebih memilih untuk menemani ayam jantannya bertelur dari pada harus bingung sendiri seperti ini di samping tempat pembuangan sampah SMP nya dulu
"Ah! Bodo amat saya mau pulang aja lah, gak apa-apa deh gak dapet snack yang penting mental dan psikis Aris aman!" Ucapnya pada diri sendiri sambil memakai helm untuk ke sekian kalinya
"Ris?"
Gerakan Aris berhenti sejenak mendengar sapaan itu, sebelum akhirnya ia memutar kepalanya untuk mencari sumber suara
"Siapa yang manggil saya?"
Tak ada siapapun di sana, atau mungkin ia hanya merasa dipanggil, mungkin itu orang lain yang memanggil orang lain kan? Riska? Risma? atau Risa mungin?
Aris kembali memakai helm nya
"Aris?"
Ia kembali mencari suara itu dari segala sumber, "siapa sih yang manggil? Atau jangan-jangan?"
"Lo pada jangan sekali-kali deh pergi ke tempat pembuangan sampah di belakang warung mbak Maya"
"Emang ada apa?"
"Iiihhhh... Kalian gak tau disana kan ada hantu kepala buntung ihhh, katanya sekolah ini bekas pembantaian orang Belanda jaman dulu-dulu"
"Ah emang bener?"
"Iya, gue gak bohong, dan di tempat sampah belakang itu dulu tempat eksekusinya, kalian tahu lab IPA dekat tempat pembuangan sampah itu? Nah! Itu dulu bekas rumah sakit, katanya ada mayat yang dikubur di sana dan sampe sekarang belum di angkat mayatnya"
"Ih! Apaan sih anjir! Mikir sampe kesana, gak ada hantu disini orang masih pagi kok"
"Aris!"
"Huaa! Ampun! Ampun tan setan! jangan makan saya, ayam saya di rumah belum saya kasih makan"
"Weh apaan sih lo"
Aris membuka matanya perlahan dengan nafas tersengal, "kamu si-siapa"
"Lo lupa sama gue"
Cowok itu berkemeja coklat muda, tinggi dan tatapannya tajam, siapa ini? Apakah Aris akan menemui ajal sekarang? Pagi-pagi begini dia sudah menemui malaikat dengan kemeja coklat bukannya jubah hitam
"Ris?"
Aris masih termenung dengan mata Agak melotot
"Aris!"
"Iyaa!"
"Ini gue Athaya" tubuh Aris menghangat ketika Athaya memeluknya, sungguh Athaya sangat merindukan temannya satu ini, Athaya menepuk agak keras punggung Aris sebelum sang empu tersadar sepenuhnya
"Lu? Athaya?! Woeeehh! Apa kabar bro?anjir gue kangen banget sama lo"
Aris membalas pelukan Athaya singkat, "lu kemana aja Ath? Anjir gue pangling banget? Lo sehat kan?"
"Iya gue sehat lo ngapain di sini sendirian? Udah kaya orang ilang tau gak?"
"Saya bingung banget Ath, takut kalau gak ada yang ngajak ngomong ntar di dalem"
"Ya udah yok sama gue ke dalem"
"Siap bos, bentar saya kunci motor dulu"
Aris memarkirkan motornya di sana masa bodoh dengan adanya desas-desus hantu kepala buntung itu, tapi kesempatannya dengan Athaya tak ada duanya
...--...
"Gue ada orang buat genapin tim kita nanti"
"Nah, nah, nah iniiii! Waketos yang baik budiman kebanggaan warga Dharma Bhakti" Vino berkata dengan perasaan bangga yang meluap-luap
"Diem Lo! Tapi dia anak baru dari pertukaran pelajar, kemungkinan besok lusa masuknya, gue belum ketemu sih, tapi kalian mau?" sambung Iqbal dengan nada datar
"Ya mau lah! Gak ada yang bisa nolak kalau sama kita-kita mah"
"Dia gendut tapi"
Semua mata memandang canggung ke arah satu sama lain
"Gen-dut? Ya, ya, ya gak papa lah palingan juga sebelas dua belas sama Don Don" jawab Langit sambil melirik ke arah Don Don yang sibuk memakan kacang tanahnya
"Nggak, lebih gede dari dia"
Vino menelan saliva nya tegang, lalu kembali menyeruput kopi hitamnya tak peduli kalau itu bisa membakar lidahnya karena masih panas
"Yang penting bisa main kan?" Sahut Damar hati-hati
"Gak tau" jawab Iqbal singkat sambil memainkan ponsel nya
"Kita ajarin dia apa susahnya?" Sambung Damar
"Iya deh, tapi Lo nggak ada temen lagi yang bisa basket" Vino mencoba nego
"Woi pak ketua, silakan cari sendiri kalau nggak terima, bisa lah pasti kalau yang ngatur si Asep gue mah tenang, Bu? Tambah mi goreng pedes ya 1 aja, sama kasih telor ceplok diatas" Langit membalas kemudian memanggil pemilik angkringan yang mereka tempati saat ini
"Makan terus lo"
"Biarin lah, itu gunanya gue ke angkringan, biar bisa makan!"
"Emang gak dimasakin Lo di rumah?" Tanya Vino
"Ah lo! Kayak gak tau keluarga gue aja, nyokap gue mana ada waktu buat anaknya, gue gak selera sama masakan pembantu di rumah gue, pait"
"Dikasih pil kali bisa pait"
Iqbal melirik Langit sekilas sebelum kembali memandang foto masa kecilnya dengan Athaya, apa dia bisa Iqbal beri kepercayaan untuk bergabung bermain basket dengannya melawan SMA Nusantara?
...--...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Wandi Fajar Ekoprasetyo
belom liat aja Athaya skrg gmn penampilannya ya Thor.....
2023-10-19
1