2.Iva dan Tari

"Kapan sekolah punya lift?" Ujar Damar

"Lah kenapa lo? Udah jadi remaja jompo?" Sambung temannya–Langit

"Pegel coy, tiap hari naik turun tangga, lama-lama berotot juga gue"

"Ya bagus dong, jangan sampai lo kayak si Don Don tuh" Langit menunjuk temannya yang lain yang memang memiliki tubuh agak gempal

"Gue gampar lo ye"

"Ampun bos"

"Tumben si Vino sama si Asep belum keluar kelas"

"Ngebo kali"jawab Don don asal

"What? Ngebo? Kalo si Vino kagak kaget gue, si Asep? Kiamat sampe begitu"

'Geng tanpa nama' kira-kira begitulah panggilan mereka kalau di sekolah, perkumpulan asal-asalan tanpa ketua, suka ngelawak dan pantang nyari ribut kecuali ada yang mulai duluan anggotanya ngumpul ada lima orang

Yang pertama ada Damar, si paling tua diantara lima yang lain, kelas 11 IPS 1 sekalas sama Don Don, suka ngelawak nggak mau kalah, suka cewek yang namanya Mentari

Paling tua kedua namanya Don Don, manusia blasteran Jawa, nama aslinya Brandon tapi sering dipanggil Don Don, kata Damar nama Brandon itu ke bagusan nggak cocok sama pemilik nama yang badannya segede gaban, padahal nggak gede-gede amat badannya, sekelas sama Damar kutukupret

Ketiga ada Vino, sang ketua OSIS hasil paksaan yang jadi idaman kaum hawa, tinggi keker tapi suka kentut sembarangan, suka pargoy kalo di tempat sepi, penghuni 11 IPA 1 sekelas sama Iqbal alias si Asep tamvan, saingannya Damar kalau rebutan Mentari

Keempat ada Langit, mimpi setinggi namanya tapi hobi rebahan, suka makan banyak tapi gak gendut-gendut juga, paling tinggi dan sok cakep diantara semua, kelasnya mencar sendiri di 11 IPS 2, cari jati diri katanya

Si paling bontot sekaligus yang paling waras namanya Iqbal, di panggil Asep karena sopir pribadi keluarganya namanya Asep,  sekelas sama Vino, sang waketos terbaik saat sang ketua sibuk push rank dan kegiatan membagongkan lainnya, dinginnya ngalahin kulkas 4 pintu, banyak fans yang suka dicuekin, punya mata tajam, sekali marah mode senggol bacok

"Abis boker lo?" Langit nyaut saat berpapasan dengan Vino dan Iqbal di pertigaan koridor

"Ulangan gila, sakit banget kepala gue" jawab Vino setengah merintih

"Sok sokan lo paling juga dikasih 'inpo inpo' sama Asep, iya Sep?"

"Hm." singkat Iqbal sambil memasukan tangannya ke saku celana

"Si bontot rese, untung pinter"

"Woy ngantin yok" Don Don mengalungkan tangannya di leher Vino

"Ya udah yok, pengen makan soto gue, kayaknya nih otak butuh nutrisi" ujar Vino

"Situ kayak punya otak aja" sahut Langit yang setelahnya mendapat cubitan kecil dari Vino

--

Iqbal berjalan terlebih dahulu meninggalkan sahabatnya tangan kanannya merogoh saku celana mengecek isi pesan masuk dari seseorang

"Ck, masa harus bikin proposal lagi sih?"tanya nya pada diri sendiri

Duk!

"Eh, sori nggak sengaja"

"It's oke"

Wanita berambut sebahu itu langsung melangkah meninggalkan Iqbal, sudah dari awal pertemuannya dengan Iva dia sudah jatuh hati dengan cewek agak bawel itu, entah apa alasannya

"Oh iya IPA 2 hari ini olahraga" Iqbal bergumam

Iqbal membuka room chat, nama Ivana sudah terketik jelas di sana tapi ia tidak berani untuk memulai obrolan dengan gadis itu

Iqbal tak pernah menjalin kasih dengan siapapun, jadi maafkan dirinya yang memang masih dungu dalam hal percintaan

Iqbal berkedip sekali lalu kembali mengayunkan kakinya menuju kantin, ia butuh protein sekarang.

Iqbal selalu seperti ini, mencintai seorang gadis tapi tak tahu harus memulai dari mana, kalau memang dia harus mengirimi pesan padanya terlebih dahulu, lalu dengan kata apa dia memulai percakapannya

Dia pernah sekali meminta tolong pada duta playboy sekolah alias Vino tapi yang ia dapat malah kata-kata menjengkelkan dan berakhir dirinya yang menjadi bahan guyonan satu tongkrongan

Entahlah, lain kali akan Iqbal coba lagi

--

"Makasih, Mbak"

Dua cup pop mie baru saja dihantarkan, satu untuknya satu lagi buat Iva nanti

Tari mengeluarkan ponsel dari saku roknya sekedar menyibukkan diri, para siswa siswi sudah banyak datang dan mengisi bangku bangku yang kosong, suara ribut sudah mendominasi

"Iqbal!"

Wajah Tari sedikit menekuk ketika seorang gadis dengan cemprengnya meneriakkan nama waketos kutub utara itu tepat di samping telinganya

Tari mendesis pelan, telunjuknya memijit pelan bagian sekitar telinga, ia membuka mata rupanya benar Iqbal datang dengan santainya menuju bangku kosong di pojok kantin, matanya tak berkedip dari layar ponsel, Tari melirik sejenak sebelum pandangannya beralih kembali pada layar ponselnya sendiri

Ivana

Gue udah sampe kantin nih, cari bangku samping kiosnya mbak Ratih ya, udah rame

Send

"Eh!"

Saat akan meletakan ponselnya di saku entah kenapa tangannya tiba-tiba terasa licin, ponselnya jatuh mengenaskan di samping kursi rodanya

Agak susah baginya mengambil itu, kursi rodanya terlalu tinggi dibanding tangannya

Satu detik..

Dua detik..

"Nih, lain kali hati-hati ya" Tari mendongak dan mendapati Vino si ketos tengah memandangnya teduh, Tari mengulurkan tangannya menerima bantuan Vino

"Thanks ya" ucap Tari berterima kasih, sementara Vino tersenyum manis sambil mengacak pelan rambut Tari, dia sendiri agak terkejut dengan perlakuan spontan itu sementara penghuni kantin sudah memakinya dari kejauhan

Cowok itu sudah kembali ke tempat duduknya, "beruntung banget lo Tar, nggak sempurna tapi disukai sama cowok sesempurna Vino," sengaja atau tidak suara itu terdengar begitu jelas dari mulut seorang perempuan, nada tidak suka

Tari tak pernah memaksakan seseorang untuk suka dengan dirinya, dirinya risi dengan beragam komentar seperti itu, ia tahu dirinya tak sempurna makanya setiap ada cacian dia selalu diam, apalagi disaat sendirian seperti ini, biasanya garda terdepan pembela Tari adalah Iva, namun jika sendiri?...

"Monyet Lo!" Maki Damar pada Vino yang baru saja mendudukkan bokongnya pada kursi kantin

"Gercep Bang," balasnya santai

Percayalah, Damar dan Vino tak pernah akur kalau rebutan soal Tari, ada saja yang dipermasalahkan

"Kalian nih pada mau makan apa berantem, jangan cuma karena cewek kalian jadi sering berantem kayak gini ya" ucap Langit

"Kagak, bercanda aja ya Dam, kita kan bersaing sehat, ye nggak bre?" Vino menepuk pundak Damar dua kali

"Ape kata lo dah"  balas Damar singkat

Berlima sudah kumpul, milih mau makan apa dan biasanya yang ngalah adalah Don Don, embel-embel mau ditraktir Vino yang kaya raya katanya

Kantin lenggang karena hari ini kelas 12 ada kunjungan kampus, biasanya para adek kelas akan minggir jika sudah berhadapan sama kelas 12, bocil ngalah...

Tapi tak berlaku bagi Vino and the geng, selain karena jabatan ketos dan anggota tim basket, mereka juga cukup akrab dengan kakel, kalau ketemu ramenya udah ngalahin pasar mau pindahan

"Lama, Tar?" Iva datang dengan cepat menghampiri Tari

"Nggak kok, yuk makan udah gue pesenin pop mie kesukaan lo"

"Thanks, Tar."

Mereka makan dengan lahap, pelajaran olahraga sangat menguras tenaga, tak ada yang bisa mengalahkan kekejaman pak Adit soal tugas olahraga

Sudah, tak ada yang spesial lagi tentang hari ini, hari hari layaknya hari biasa bagi Iqbal, kecuali jika harinya dapat diisi dengan kehadiran Iva walau dari kejauhan, Iqbal menarik sudut bibirnya tipis, membayangkan peristiwa 15 menit lalu.

--

Episodes
1 1- MEMULAI DARI SEKARANG
2 2.Iva dan Tari
3 3-Kilas Balik
4 4-Satu per Satu
5 5-Tak Ada yang Kebetulan
6 6-"Hai, Athaya"
7 7-Minus 1
8 8-Dia Wakil OSIS
9 9-Jadi Teman Sekelas
10 10-"Athaya Richard"
11 11-Sedikit Saja
12 12-Halo Kedua
13 13-Kejadian Pagi Itu
14 14-"Cukup jadi diri sendiri, Vin"
15 15-Awal Yang Baik
16 16-Mencari Hati Baru
17 17-Pagi dan Basket
18 18-Obrolan di Kantin dan Mata Coklat Athaya
19 19-Efemeral
20 20-Terlalu Untukku yang Pemilih
21 21-Fakta Mencengangkan dari Asep
22 22-"Iya!"
23 23-Disaat Dia Mengetahui
24 24-Tentang Mentari
25 25-Langit dan Kisahnya
26 26-Keterpurukan
27 27-Double 'I'
28 28-Ivana Sakit
29 29-Foto
30 30-Asumsi yang Berlebihan
31 31-Ivana dan Hatinya
32 32-Kemarin
33 33-Permintaan Maaf
34 34-Rencana Langit
35 35-Terlalu Hancur
36 36-Rahasia di Gudang Lama Sekolah
37 37-Satu Waktu
38 38-Bingung
39 39- Keputusan Kepsek
40 40-Memberi Tahu
41 41-Ketidakjelasan
42 42-Setelah Peristiwa
43 43-Memulai Kembali
44 44-Athaya dan Langit
45 45-Kejutan Buat Mentari
46 46-Sapu Kenangan
47 47- Janji?
48 48- Pergi
49 49- Bukan untuk Masing-Masing
50 50- Babak 1 END
51 51- BABAK 2
52 52- Gadis Berambut Pendek
53 53- Bertemu
54 54- Gue Langit
55 55- Ivana? Iqbal Rindu
56 56- Mulai Mencari
57 57- Info Penting
58 58- Keberangkatan Mereka 1
59 59- Keberangkatan Mereka 2
60 60- Kebaya untuk Sefi
61 61. -"Bos."
62 62- Bertemu Kembali
63 63- Abraham
64 64- Uang untuk Kekuasaan
65 65- Arini Anastasia Abraham
66 66- Raungan Batin
67 67- Segalanya tentang Athaya Langit
68 68- Selesai Berharap
69 69- Kembali Pada Halo Kedua
70 70- Satu Hari Terakhir?
71 71- Keputusan Akhir Aliansi
72 72- Deklarasi Langit
73 73- Pada Hari Ini
74 74- Ini Adalah Akhir
75 75- SELESAI
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1- MEMULAI DARI SEKARANG
2
2.Iva dan Tari
3
3-Kilas Balik
4
4-Satu per Satu
5
5-Tak Ada yang Kebetulan
6
6-"Hai, Athaya"
7
7-Minus 1
8
8-Dia Wakil OSIS
9
9-Jadi Teman Sekelas
10
10-"Athaya Richard"
11
11-Sedikit Saja
12
12-Halo Kedua
13
13-Kejadian Pagi Itu
14
14-"Cukup jadi diri sendiri, Vin"
15
15-Awal Yang Baik
16
16-Mencari Hati Baru
17
17-Pagi dan Basket
18
18-Obrolan di Kantin dan Mata Coklat Athaya
19
19-Efemeral
20
20-Terlalu Untukku yang Pemilih
21
21-Fakta Mencengangkan dari Asep
22
22-"Iya!"
23
23-Disaat Dia Mengetahui
24
24-Tentang Mentari
25
25-Langit dan Kisahnya
26
26-Keterpurukan
27
27-Double 'I'
28
28-Ivana Sakit
29
29-Foto
30
30-Asumsi yang Berlebihan
31
31-Ivana dan Hatinya
32
32-Kemarin
33
33-Permintaan Maaf
34
34-Rencana Langit
35
35-Terlalu Hancur
36
36-Rahasia di Gudang Lama Sekolah
37
37-Satu Waktu
38
38-Bingung
39
39- Keputusan Kepsek
40
40-Memberi Tahu
41
41-Ketidakjelasan
42
42-Setelah Peristiwa
43
43-Memulai Kembali
44
44-Athaya dan Langit
45
45-Kejutan Buat Mentari
46
46-Sapu Kenangan
47
47- Janji?
48
48- Pergi
49
49- Bukan untuk Masing-Masing
50
50- Babak 1 END
51
51- BABAK 2
52
52- Gadis Berambut Pendek
53
53- Bertemu
54
54- Gue Langit
55
55- Ivana? Iqbal Rindu
56
56- Mulai Mencari
57
57- Info Penting
58
58- Keberangkatan Mereka 1
59
59- Keberangkatan Mereka 2
60
60- Kebaya untuk Sefi
61
61. -"Bos."
62
62- Bertemu Kembali
63
63- Abraham
64
64- Uang untuk Kekuasaan
65
65- Arini Anastasia Abraham
66
66- Raungan Batin
67
67- Segalanya tentang Athaya Langit
68
68- Selesai Berharap
69
69- Kembali Pada Halo Kedua
70
70- Satu Hari Terakhir?
71
71- Keputusan Akhir Aliansi
72
72- Deklarasi Langit
73
73- Pada Hari Ini
74
74- Ini Adalah Akhir
75
75- SELESAI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!