Episode #4

Afsana bekerja di rumah sakit miliknya yang diberikan oleh mendiang papinya.Dia bekerja sebagai pemilik sekaligus sebagai seorang Dokter spesialis penyakit dalam.

Dokter spesialis penyakit dalam atau internis adalah dokter yang menangani berbagai keluhan dan masalah kesehatan yang mencakup semua organ tubuh bagian dalam, baik pada orang dewasa maupun lansia. Dokter spesialis ini memiliki gelar Sp.PD.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tanpa sengaja matanya melihat seseorang yang berdiri di dekat tangga. Afsana tidak percaya bahwa keponakan sulungnya telah kembali, dia terus mengucek matanya untuk memastikan bahwa dia benar-benar Safa.

Ada perasaan rindu teramat dalam dari nya untuk Safa. Tapi disisi lain dia juga merasa malu dan sangat bersalah terhadap Safa. Sikap dan perilakunya dulu sebelum Safa memutuskan untuk bersekolah asrama, dia begitu sangat acuh terhadapnya. Berbeda dengan kedua adik nya yang selalu mendapat kan kasih sayang dari Afsana. Dia juga ingin memperbaiki hubungan dengan Safa menyayanginya serta menjalin hubungan yang harmonis.

"Sayang ini minum nya" Ucap Humita setelah kembali dari dapur.

Afsana hanya diam, dan tetap fokus menatap kearah Safa yang masih berdiri di tangga. Humita mengikuti arah mata Afsana kemana. Diapun memanggil Safa untuk mendekat ke arahnya.

"Safa kemarilah, kau belum menyapa Tana" Ucap Humita sambil melambaikan tangan pada Safa untuk menyuruhnya mendekat.

(Tana adalah singkatan dari Tante Afsana, agar tidak terlalu panjang)

Afsana berdiri dari duduknya, ternyata benar bahwa orang yang sejak tadi berdiri adalah Safa.

Sebelum Safa mendekat ke arah nenek nya, dia sempat menghapus air mata yang jatuh mengenai pipinya. Dia merasa terharu melihat Tana yang selama ini ia rindukan walau sikap terhadapnya berbeda dengan kedua adiknya.

"Safa" Ucap lirih Afsana dengan mata berkaca-kaca sambil meraih tangan Safa.

"Tana apa kabar?" Tanya Safa sambil menahan tangisnya.

"Tana baik Safa, bagaimana kabarmu? Kau tidak pernah mengabari orang-orang rumah selama di asrama" Ucap Afsana dengan lembut.

Safa merasa senang bahwa ketika ia kembali Afsana tidak mengabaikannya. Dia juga merasa sangat bahagia melihat sikap Afsana yang mulai baik dan bisa menerima dirinya.

Humita yang melihat ke arah anak dan cucunya merasa senang, akhirnya Afsana bisa menerima dan memberikan kasih sayang terhadap Safa.

Safa teringat mengapa sikap Tana nya dulu acuh padanya. Safa pun tahu penyebab dari bencinya nya Afsana terhadapnya. Dan akan memberitahukan kepada nenek dan Tananya bahwa dia sudah tahu semuanya.

"Nek, Tana, bisa kita bicara sebentar?" Tanya Safa sambil melihat kearah nenek dan Afsana secara bergantian

"Bicaralah nak, apa yang ingin Safa katakan" Jawab nenek dan diangguki oleh Afsana.

"Tapi tidak disini nek" Ucap Safa.

"Yasudah, kita kekamar nenek saja yah. Sekalian nenek juga ingin tidur dengan kalian berdua" Jawab nenek.

"Kalau begitu aku ke kamar dulu, kalian duluan saja nanti aku menyusul" Ucap Afsana.

"Jangan lama-lama Tana" Ucap Safa.

"Iya sayang" Jawab Afsana sambil membelai lembut pipi Safa.

Ini pertama kalinya Afsana membelai lembut pipi Safa membuat dia sangat senang.

"Ayo Safa kita ke kamar nenek" Ucap Humita dan diangguki oleh Safa.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Didalam kamar pasangan suami istri mereka larut dalam pikiran masing-masing. Sarah menangis sambil duduk di tepi ranjang dengan memegang bingkai foto Safa. Sedangkan Akhtar berdiri didekat jendela dengan melihat ke arah luar.

"Mas" Ucap Sarah mendekat sambil memegang bahu suaminya.

"Huh" Akhtar membuang nafas pelan sambil menghadap istrinya dan memeluknya dengan lembut.

Cup

Kecupan mendarat pada kening Sarah.

Sarah menangis tersedu-sedu di dada bidang suaminya. Dia begitu ingin memeluk putrinya yang selama 5 tahun ini ia rindukan.

"Maaf atas sikapku pada Safa, aku hanya kecewa padanya. Tapi aku juga sangat merindukannya dan ingin memeluknya" Ucap Akhtar dengan sendu.

Sarah hanya diam, dia tidak menjawab apa yang suaminya katakan.

"Kau begitu egois mas, kau hanya memikirkan kekecewaan mu terhadap Safa dan tidak memikirkan perasaan Safa ketika kau abaikan. Aku mengejarmu karna kau seolah membuat pilihan untukku memilih antara Safa atau dirimu" Ucap Sarah masih memeluk suaminya dengan berderai air mata.

"Maaf" Ucap Akhtar. Hanya kata maaf yang bisa dia katakan. Sarah hanya diam saja.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Dikamar Yumna berfikir mengapa mama dan papanya tidak menyambut kedatangan sang kakak dengan hangat.

"Kak mengapa sikap papa dan mama begitu kepada kak Safa?" Tanya Yasmin sambil berbaring di paha kakaknya dengan wajah sedih.

Malam ini Yumna menyuruh Yasmin tidur dikamarnya. Karena Yumna merasa kasihan terhadap Yasmin yang sedih melihat kakaknya tidak disambut dengan baik oleh orangtuanya.

"Kakak juga ngga tau. Yang penting kita berdo'a saja semoga keluarga kita kembali harmonis seperti dulu" Jawab Yumna sambil mengelus kepala adiknya.

"Lebih baik kita tidur, ini sudah malam. Karena besok kita harus pergi sekolah" Ucap Yumna sambil membantu Yasmin bangun dari pangkuannya dan membaringkan disampinganya.

"Selamat malam" Ucap Yumna

Cup

Kecupan dari Yumna mendarat di kening adiknya. Dan dibalas senyuman oleh Yasmin.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tok

Tok

Tok

Ceklek

"Masuk sayang, tidak mami kunci kok pintunya" Ucap Humita dari dalam kamarnya karena Afsana yang mengetuk pintu kamar maminya.

Bukan hanya Afsana yang masuk ke kamar yang bukan miliknya pasti diajarkan untuk ketuk pintu terlebih dahulu, bukan hanya Afsana tapi berlaku juga untuk anggota keluarga yang lain.

"Aku kira mami dan Safa sudah tidur" Ucap Afsana sambil duduk di tepi ranjang.

"Kita menunggumu, Safa juga menyuruh mami jangan tidur dulu, karena ada hal yang ingin dia katakan. Mami nyuruh dia mengatakan besok saja tapi Safa tidak mau, takut nya tidak ada waktu diantara kita jika Safa mengatakan besok atau nanti" Jawab Humita dengan lembut sambil duduk bersandar dikasur dengan selonjoran.

"Safa ada apa? Apa ada sesuatu yang mengganjal dihatimu?" Tanya Afsana.

"Huh" Safa membuang nafasnya dengan pelan.

"Meskipun papa tidak ada disini, tapi Safa ingin mengatakan nya pada nenek dan Tana" Ucap Safa sambil berdiri di tepi ranjang yang bersebrangan dengannya

"Sayang ada apa?" Tanya Humita serius sambil menegakan badannya. Begitupun Afsana dia langsung berdiri dari duduknya.

"Safa minta maaf pada nenek, Tana dan papa. Safa minta maaf yang sebesar-besarnya pada keluarga ini" Ucap Safa sambil menangkupkan kedua tangan didadanya deraian air mata telah membasahi pipinya.

Humita dan Afsana saling bertatapan, mereka tidak mengerti mengapa Safa meminta maaf pada mereka.

......................

Bersambung

Yang penasaran terus ikuti cerita ini. Semoga kalian suka dengan alur ceritanya.

Mohon Maaf bila ada kekurangan atau kesalahan dalam penulisan🙏🏻

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

ya nih knpa y Safa slm d asrama g mau menemui kedua ortunya

2024-01-09

1

lihat semua
Episodes
1 Episode #1
2 Episode #2
3 Episode #3
4 Episode #4
5 Episode #5
6 Episode #6
7 Episode #7
8 Episode #8
9 Episode #9
10 Episode #10
11 Episode #11
12 Episode #12
13 Episode #13
14 Episode #14
15 Episode #15
16 Episode #16
17 Episode #17
18 Episode #18
19 Episode #19
20 Episode #20
21 Episode #21
22 Episode #22
23 Episode #23
24 Episode #24
25 Episode #25
26 Episode #26
27 Episode #27
28 Episode #28
29 Episode #29
30 Episode #30
31 Episode #31
32 Episode #32
33 Episode #33
34 Episode #34
35 Episode #35
36 Episode #36
37 Episode #37
38 Episode #38
39 Episode #39
40 Episode #40
41 Episode #41
42 Episode #42
43 Episode #43
44 Episode #44
45 Episode #45
46 Episode #46
47 Episode #47
48 Episode #48
49 Episode #49
50 Episode #50
51 Episode #51
52 Episode #52
53 Episode #53
54 Episode #54
55 KARYA BARU AUTHOR
56 Episode #56
57 Episode #57
58 Episode #58
59 Episode #59
60 Episode #60
61 Episode #61
62 Episode #62
63 Episode #63
64 Episode #64
65 Episode #65
66 Episode #66
67 Episode #67
68 Episode #68
69 Episode #69
70 Episode #70
71 Episode #71
72 Episode #72
73 Episode #73
74 Episode #74
75 Episode #75
76 Episode #76
77 Episode #77
78 Episode #78
79 Episode #79
80 Episode #80
81 Episode #81
82 Episode #82
83 Episode #83
84 Episode #84
85 Episode #85
86 Episode #86
87 Episode #87
88 Episode #88
89 Episode #89
90 EPISODE #90
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Episode #1
2
Episode #2
3
Episode #3
4
Episode #4
5
Episode #5
6
Episode #6
7
Episode #7
8
Episode #8
9
Episode #9
10
Episode #10
11
Episode #11
12
Episode #12
13
Episode #13
14
Episode #14
15
Episode #15
16
Episode #16
17
Episode #17
18
Episode #18
19
Episode #19
20
Episode #20
21
Episode #21
22
Episode #22
23
Episode #23
24
Episode #24
25
Episode #25
26
Episode #26
27
Episode #27
28
Episode #28
29
Episode #29
30
Episode #30
31
Episode #31
32
Episode #32
33
Episode #33
34
Episode #34
35
Episode #35
36
Episode #36
37
Episode #37
38
Episode #38
39
Episode #39
40
Episode #40
41
Episode #41
42
Episode #42
43
Episode #43
44
Episode #44
45
Episode #45
46
Episode #46
47
Episode #47
48
Episode #48
49
Episode #49
50
Episode #50
51
Episode #51
52
Episode #52
53
Episode #53
54
Episode #54
55
KARYA BARU AUTHOR
56
Episode #56
57
Episode #57
58
Episode #58
59
Episode #59
60
Episode #60
61
Episode #61
62
Episode #62
63
Episode #63
64
Episode #64
65
Episode #65
66
Episode #66
67
Episode #67
68
Episode #68
69
Episode #69
70
Episode #70
71
Episode #71
72
Episode #72
73
Episode #73
74
Episode #74
75
Episode #75
76
Episode #76
77
Episode #77
78
Episode #78
79
Episode #79
80
Episode #80
81
Episode #81
82
Episode #82
83
Episode #83
84
Episode #84
85
Episode #85
86
Episode #86
87
Episode #87
88
Episode #88
89
Episode #89
90
EPISODE #90

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!