"Ma-af, un.... Untuk apa?" Tanya Afsana dengan bingung.
"Maaf" Ucap Safa dengan terduduk dilantai sambil menangis tersedu-sedu.
Humita dan Afsana pun langsung menghampiri Safa yang terus menerus menangis.
"Sayang ada apa?" Tanya Humita sambil membawa Safa kedalam pelukannya.
"Maaf nek, maaf kan Safa atas nama mama" Ucap Safa menangis dipelukan sang nenek.
Humita menatap Afsana. Seolah Afsana tahu apa yang difikirkan ibunya diapun menjawab dengan menggelengkan kepalanya.
"Mama? Emang apa yang dilakukan ka Sarah pada kita Safa?" Tanya Afsana bingung. Karena selama ini sikap Sarah baik terhadap keluarganya.
Safa masih menangis dipelukan sang nenek, dan itu membuat Humita dan Afsana bingung dan penasaran. Tapi disisi lain dia juga merasa kasian kepada Safa. Mereka tidak pernah melihat Safa menangis sampai seperti itu.
"Sayang katakan sesuatu, ada apa? Apa yang ingin Safa katakan? Jangan membuat nenek khawatir sayang" Tanya Humita sambil terus memeluk cucunya dan melabuhkan ciuman berturut-turut dikepala Safa.
"Ya Allah aku tidak sanggup untuk mengatakan semuanya, bahwa aku sudah tahu rahasia yang mereka sembunyikan ketika aku berumur 15 tahun. Aku merasa malu pada keluargaku sendiri, aku merasa jijik ketika aku tahu aku telahir dari rahim Seorang...... " Ucap Safa dalam hati. Dia tidak melanjutkan perkataannya dan malah semakin menangis.
Humita dan Afsana tidak bisa menenangkannya. Ketika mereka bertanya apa yang terjadi, tapi Safa bukannya menjawab malah semakin menangis dengan masih memeluk sang nenek.
Tiba-tiba Safa berdiri dan berlari keluar kamar neneknya menuju ke kamarnya dan menguncinya. Ketika Afsana akan mengejarnya sang mami menahannya sambil menggelengkan kepalanya.
"Biarkan dia sendiri. Mami ngga tahu apa yang terjadi padanya. Yang pasti mami merasa sakit melihat Safa menangis sampai seperti itu. Dulu dia adalah anak yang periang, dia itu kalau menangis tidak pernah memperlihatkan pada siapapun, mami hanya tahu ketika dia bangun tidur matanya akan sembab. Tapi hari ini entah beban apa yang dia pikul sampai membuat dia sangat terpuruk" Ucap Humita melihat kepergian Safa.
"Ya udah kalau gitu kita tidur saja. Besok biar mami yang akan bicara pada Safa" Ucap Humita mencairkan suasana agar tidak membuat Afsana berfikir lebih lanjut dan diangguki Afsana.
...----------------...
Keesokan harinya..
Semua sudah berada di meja makan untuk sarapan bersama kecuali Safa. Dia belum turun kebawah dan itu membuat Humita dan Afsana khawatir karena kejadian malam tadi. Humita melihat kearah Afsana seolah tahu apa yang maminya maksud dia langsung menggelengkan kepalanya.
"Dimana kaka, kenapa kakak tidak ikut sarapan dengan kita?" Tanya Yasmin.
"Biarkan kakakmu istirahat, biar nanti nenek yang akan mengantarkan sarapan" Ucap Humita sambil tersenyum agar Yasmin tidak khawatir pada kakaknya.
"Baiklah nek" Ucap Yasmin dengan lesu.
Tidak lama Safa pun turun dengan membawa tas selempang kecil dan membawa map untuk mencari universitas.
Mereka semua melihat kearah Safa yang sedang menuruni anak tangga. Setelah sampai meja makan, mata Sarah nampak berkaca-kaca melihat mata Safa yang sembab. Karena semalaman Safa tidak tidur karena terus-menerus menangis.
"Sayang, kau mau pergi kemana?" Tanya Humita.
"Safa mau mencari universitas nek, maaf semalam Safa lupa memberitahu nenek" Ucap Safa mencoba untuk tersenyum.
"Yasudah nanti nenek dan Tana yang antar kamu ya? Sekarang Safa sarapan dulu" Ucap Humita sambil membantu Safa duduk didekatnya.
Safa melihat kearah orang tuanya bergantian, tapi sepertinya sang papa tidak ingin Safa ikut sarapan karena mungkin masih kecewa padanya. Safa yang melihat mamanya yang sedang menatap kearah nya berharap mamanya akan mengambilkan sarapan untuk nya tapi mamanya hanya diam dengan air mata yang sudah jatuh dan dengan buru-buru mengahapusnya.
"Safa akan langsung berangkat saja nek, biar nanti Safa sarapan di jalan. Nenek dan Tana tidak perlu mengantar Safa karena takutnya Safa malah merepotkan kalian" Ucap Safa yang tadinya duduk langsung berdiri kembali dan tersenyum kearah Humita dan Afsana.
"Jika kau tidak ingin diantar nenek dan Tana, setidaknya sarapan dulu. Dari semalam Safa belum makan kan, ayo nenek akan ambilkan untuk Safa, kali ini saja Safa nurut sama nenek ya" Ucap Humita memohon.
"Huh, baiklah nek. Safa akan sarapan tapi tidak disini" Ucap Safa hati-hati
"Safa akan sarapan dibelakang saja nek, kalian lanjutkan saja sarapannya" Ucapnya lagi sambil membawa piring yang sudah di isi oleh neneknya.
Humita melihat sikap dari cucu sulungnya membuat dia merasa jauh darinya. Begitu pun dengan Sarah, dia merasa jauh dengan putrinya. Sarah juga merasa ada sesuatu yang Safa sembunyikan dan itu sangat terlihat dari sikap Safa.
Tiba-tiba Sarah mengambil piring dan mengisinya dengan nasi dan sayur. Membuat semua orang bingung.
"Untuk siapa itu?" Tanya Akhtar pada Sarah.
"Aku akan menyusul putriku dan memberikan sarapan nya" Jawab Sarah ketus pada suaminya.
"Tapi mami sudah memberikannya tadi" Ucap Akhtar kembali.
"Mami mengisinya dengan ikan dan telur. Sedangkan Safa alergi dengan semua itu. Aku takut terjadi sesuati padanya" Ucap Sarah.
Semua orang tidak tahu bahwa Safa alergi telur dan ikan, jika Safa memakannya maka dia akan mengalami pusing, mual dan muntah. Sarah tahu ketika dulu Safa makan dia melihat Safa pergi kekamar mandi dan muntah-muntah.
Sebenarnya ketika Safa diasrama juga pernah mengalami hal yang sama. Ketika juru masak menghidangkan makanan dan Safa memakan itu membuat dia pusing, mual dan muntah bahkan sampai sulit untuk bernafas. Tapi Sarah tidak tahu bahwa Safa akan mengalami sulit bernafas juga.
Sarah pergi menemui Safa ditaman belakang, setelah bertanya pada salah satu art dan menanyakan keberadaan Safa.
......................
"Afsana, tolong antarkan Yumna dan Yasmin pergi kesekolahnya" Ucap Humita.
"Baik mi" Jawab Afsana.
"Kalian pergi diantar Tana yah? Karena nenek akan bicara dulu pada papa kalian" Ucap Humita pada kedua cucunya.
"Iya nek" Ucap keduanya.
......................
Sarah yang melihat Safa hanya mengaduk-ngaduk makanannya. Dia merasa gagal menjadi ibu yang baik. Dia merasa egois dengan sikap nya terhadap Safa dan hanya mementingkan kekecewaannya dari pada perasaan Safa saat ini.
"Sayang"Lirih Sarah sambil memegang pundak putrinya sambil menyimpan sarapan untuk Safa diatas meja yang terletak di sana.
"Mama" Ucap Safa berbalik dan berhamburan memeluk sang mama.
"Sayang" Ucap Sarah.
Cup
Cup
Cup
Cup
Sarah menangkup kedua pipi Safa memberikan ciuman bertubi-tubi diseluruh wajah Safa, dengan tangan Safa masih memeluk pinggang mamanya.Safa menangis dipelukan mamanya begitu pun Sarah dia juga menangis sambil sesekali mencium kening Safa.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
M Irfan
wow cerita nya sangat menarik
2023-07-26
2