"Apa? Sayang? Bagaimana bisa?" pekik Alice yang terkejut akan perkataan dari sosok Pria dihadapannya yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan yang kebingungan.
Sedangkan sosok Pria tersebut yaitu Kafin suami dari Alice, melihat Alice seperti itu tentu saja hanya bisa mengernyit dengan tatapan yang bingung. Entah apa yang tengah dipikirkan oleh Alice saat ini, namun Kafin sama sekali tidak mengerti akan tatapan dari Alice yang menatapnya dengan tatapan yang aneh. Kafin yang melihat Alice hanya terdiam sambil termenung lantas mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam, sedangkan Alice nampak mulai mengambil langkah kaki mundur ketika Kafin semakin melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.
"Ada ini sebenarnya Al? Apakah kamu baik-baik saja?" tanya Kafin dengan raut wajah yang penuh kebingungan.
"Ka...kau tahu nama ku?" ucap Alice yang kembali terkejut akan segala hal yang terjadi kepadanya saat ini.
Sedangkan Kafin yang mendapati tingkah laku Alice kian aneh tentu saja langsung mengambil posisi bersendekap dada sambil menatapnya dengan tatapan yang intens.
"Jangan bercanda Al tentu saja aku tahu Alice Alexia Zamora, apa kau sudah puas?" ucap Kafin kemudian yang lantas membuat Alice melongo tak percaya.
Disaat keduanya sedang terlibat pembicaraan suara tangisan Belinda yang terdengar begitu keras, lantas mengejutkan Kafin yang langsung menoleh ke arah sumber suara. Apalagi ketika melihat putrinya itu berlarian ke arahnya dengan tangis yang tak kunjung berhenti.
"Ayah... Hua.... Bunda tak ingat dengan Abel.... Hua....." teriak Belinda dengan tangis yang tersedu.
Melihat hal tersebut lantas membuat Kafin langsung menggendong tubuh putrinya itu dan berusaha untuk menenangkan Belinda sambil menepuk punggung gadis kecil tersebut dengan lembut.
"Tenang ya Bel... Mungkin Bunda sedang lelah, jangan menangis ya..." ucap Kafin berusaha untuk menenangkan Belinda saat ini.
Sedangkan Alice yang melihat segala hal terjadi dihadapannya hanya bisa menatap dengan tatapan yang melongo tak percaya, apalagi ketika Belinda memanggil Kafin dengan sebutan Ayah, membuat Alice kian menjadi bingung sekaligus terkejut akan kenyataan ini. Dipikirkan sebagaimana pun semuanya tampak tidak masuk akan untuknya saat ini.
"Ayah? Di...a suami ku? Bagaimana bisa?" ucap Alice dengan raut wajah yang terkejut.
Setelah Belinda cukup tenang dan tidak lagi menangis, Kafin lantas menghela napasnya dengan panjang kemudian memanggil Altair untuk mendekat kemari.
"Abang.. Abang dimana?" panggil Kafin yang lantas membuat Altair tak lama datang ke arah keduanya.
"Iya Ayah" jawab Altair kemudian.
"Bawa adik kamu main ke kamar, Ayah sama Bunda mau bicara dulu." ucap Kafin sambil menurunkan gadis kecil itu di pangkuannya.
"Baik Yah..." jawab Altair sambil mulai menggandeng Belinda dan membawanya menuju ke arah kamar.
Setelah kepergian Altair dan juga Belinda dari sana, Kafin kemudian terlihat menarik tangan Alice ke arah area kolam renang untuk mulai membicarakan sesuatu di sana. Sedangkan Alice yang memang sedang berada dalam kebingungan di tarik seperti itu oleh Kafin, yang ia lakukan hanya mengikuti arah tarikan Kafin tanpa bisa protes sedikitpun.
***
Area kolam renang
Kafin yang membawa Alice hingga ke area kolam renang lantas mulai melepaskan genggaman tangannya, membuat Alice yang melihat hal tersebut lantas hanya biwa menatapnya dengan tatapan yang bertanya. Helaan napas terdengar dengan jelas berhembus dari mulut Kafin saat itu.
"Aku sudah memutuskan, besok kita akan pergi ke psikolog. Aku rasa baby blouse mu sudah kian memburuk, ini bahkan sudah hampir delapan tahun usia kedua anak kembar kita, namun kamu sama sekali tidak membaik." ucap Kafin kemudian menjeda kalimatnya sejenak.
Di langkahkan kakinya mendekat ke arah dimana Alice berada dan menggenggam dengan erat kedua lengan Alice saat itu. Membuat Alice yang tidak tahu duduk perkaranya hanya mencoba untuk diam sambil mencerna setiap perkataan yang keluar dari mulut Kafin saat itu.
"Aku tahu melahirkan anak kembar sekaligus mengurusnya seorang diri cukup berat dan aku sama sekali tidak akan mengeluh akan hal tersebut. Hanya saja jangan seperti ini Al.. Aku benar-benar tidak bisa melihat mu seperti ini, sungguh... Jadi aku minta maaf soal ini tapi sepertinya pergi ke psikolog adalah solusi terbaik untuk menghadapi penyakit mu." ucap Kafin kemudian.
Meski awalnya Alice tidak mengerti akan maksud dari setiap perkataan Kafin saat itu. Namun jika mendengar serta mencernanya secara langsung, Alice menangkap jika Kafin menuduhnya mengidap gangguan baby blouse dan ingin membawanya ke psikolog. Alice yang mendengar hal tersebut tentu saja terkejut bukan main, ia bahkan benar-benar tidak gila, hanya keadaan yang terlalu berubah dengan tiba-tiba membuatnya begitu terkejut akan apa yang terjadi saat ini.
Lagi pula siapa yang tidak terkejut ketika kehidupan mu sudah berjalan dengan sangat baik, namun kamu malah terbangun dalam rumah yang asing dengan kondisi sudah menikah dan memiliki dua anak kembar. Bukankah itu sesuatu hal yang sangat gila? Dipikirkan sebagaimana pun tetap saja tak masuk akal untuk Alice saat ini.
Alice yang tidak terima dengan perkataan dari Kafin barusan kemudian terlihat mulai menurunkan kedua tangan Kafin dan menatapnya dengan tatapan yang intens.
"Permisi Tuan yang terhormat, saya ingin menekankan sesuatu kepada anda. Saya itu tidak gila dan saya juga tidak menderita baby blouse karena saya memang belum hamil dan juga melahirkan jadi saya mohon kepada anda jangan bersikap seperti ini. Sebaiknya saya pulang karena ini bukan rumah saya, oke? Saya permisi." ucap Alice kemudian dengan nada yang terdengar santai sebelum pada akhirnya berlalu pergi meninggalkan Kafin di sana.
Kafin yang mendengar segala perkataan Alice tentu saja terkejut, bagaimana mungkin Alice mengatakan hal tersebut dengan begitu mudahnya padahal ia adalah suaminya saat ini.
Kafin yang melihat kepergian Alice saat ini tentu saja langsung berusaha untuk mengejar Alice dan langsung memeluk tubuh Alice dari belakang dengan erat. Disandarkannya kepala Kafin saat itu pada pundak Alice, membuat Alice yang mendapat perlakuan tersebut tentu saja langsung terdiam di tempatnya dengan seketika.
"Jangan seperti ini Al... Kamu benar-benar membuat ku takut, aku minta maaf kalau kamu tersinggung tapi jangan pernah mengatakan kepadaku jika kamu ingin pergi dari ku dan anak-anak. Aku benar-benar tidak bisa hidup tanpa mu, jangan tinggalkan aku Al.. Ku mohon..." ucap Kafin dengan nada yang begitu terdengar serak seakan benar-benar memohon agar Alice tidak meninggalkannya, membuat Alice hanya bisa terdiam tanpa berkomentar apapun menanggapi perkataan dari Kafin barusan.
"Sebenarnya apa yang telah terjadi kepadaku? Mengapa semua menjadi semakin rumit?" ucap Alice dalam hati yang seakan bingung dengan apa yang terjadi kepadanya.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Ika Ogenk
pikiran q jd bercabang", ini Thor...banyak kemungkinan yg terjadi pd hidup Alice🤔menarik....
2023-07-05
0