Siti dan ibunya saling berpegangan tangan satu sama lainnya, untuk memastikan jika semuanya pasti akan baik-baik saja, jadi tak ada yang perlu di khawatirkan
"Tenang semuanya akan baik-baik saja, jangan khawatirkan apapun itu"
bisik ibunya, karena tangan Siti sudah sangat dingin sekali
"Kita dengar kan ayahmu berbicara dulu ya Nak"
Siti mengangguk mengerti
"Selama ini Ayah rasa, ayah sudah melakukan banyak hal untuk menjaga Siti dengan baik, karena anak perempuan adalah penarik ayah nya ke surga,
Nak ayah bertanggung jawab atas kehidupan mu, di dunia dan akhirat,sampai nanti kamu berumah tangga, dan ini sangat berat bagi ayah, karena menjadi kewajiban ayah memastikan jika anak ayah dalam keadaan aman dan terjaga dari segala hal" berhenti berbicara dan mulai kembali manarik nafasnya dalam-dalam
beberapa kerabat nampak menepuk punggungnya, untuk memberikan dukungan,
meskipun banyak di antara mereka sebenarnya tidak setuju dengan keputusan mereka melepaskan Siti pergi ke Kota
namun karena Siti memiliki niat yang mulia bukan hanya untuk dirinya saja, mereka pun akhirnya sepakat untuk setuju, dan tentu saja dengan syarat yang sudah di tentukan.
"Ayah mengizinkan kamu melanjutkan studi ke kota , tapi dengan catatan, selepas apapun kamu pergi Nak, jangan sekali pun meninggalkan sesuatu di kota, kamu pergi dengan hati yang kosong, dan kembali juga harus sama, karena kamu akan menikah dengan laki-laki pilihan keluarga kita, sebagai tradisi yang tak bisa di pisahkan"
Duarrrrrr.....
Wajah Siti langsung berubah, sebenarnya ia sedih dengan semua ini, namun karena ini pilihan nya, apa boleh buat dia mengiyakan saja dulu, yang terpenting kesempatan emas untuk melanjutkan pendidikannya di terima oleh mereka semua, walaupun sebenarnya ini sangat berlebihan sekali, tapi balik lagi, apa yang terjadi saat ini karena memang pola pikir mereka yang sangat kolot, tentang perubahan
Ibu Siti tahu jika ini yang akan menjadi syarat nya, karena itu dia cukup menenangkan Siti
"Ayo Nak jawab, yang terpenting kamu bisa melanjutkan pendidikan mu dulu di kota, ayo jawab, jangan sampai perjuangan kita selama dua hari ini akan berakhir sia-sia"
Siti mengangguk mengerti, sebenarnya tanpa ibunya mengatakan hal itu ia tetap akan menyetujui syarat dari mereka,
tapi karena ibunya meyakinkannya membuat dia semakin yakin untuk setuju
"Baik Ayah, aku menyetujui syarat dari ayah" Siti tersenyum, karena dia tahu ini hanya sebuah komitmen, kedepannya balik lagi takdir dan jodoh semuanya di tangan Tuhan
semuanya pun langsung mengucapkan syukur,
"Ini baru cucu Nenek, karena kau sangat menjunjung tinggi pilihan keluarga besar kita"
mereka pun langsung tertawa bahagia
dan seperti biasa satu persatu dari keluarga Siti pun mendapatkan giliran untuk menasehati Siti sebelum dia berangkat ke kota, hingga membuat Siti sampai mengantuk , mendengarkan nasehat yang tak kunjung usai tersebut
"Siti, ayo bangun, kau jangan tidur"
bisik ibunya, yang melihat putrinya, nampak ngantuk sekali
"Siti, jaga sikapmu, ayo buka matamu"
"Tapi lama sekali ibu, aku bosan, mereka mengoceh terus dari tadi, seperti radio rusak"
ibunya langsung mencubit nya
"Aw,sakit Bu!"
"Lebih baik begini, dari pada kau sama sekali tak boleh di izinkan pergi"
sekitar dua jam mereka berbincang-bincang akhirnya sampailah obrolan terakhir, yang membuat Siti menjadi sangat lega sekali
"Jadi Nak Siti, akan berangkat malam ini juga, dengan Pak bento?"
tanya pamannya
"Sebenarnya ini terlalu cepat, tapi kata Siti, pendataan mahasiswa yang lulus ini hanya tiga hari saja, tentu saja dia akan pergi ke kota,malam ini, menumpang dengan pak Bento, sekaligus membawa hasil panen kita"
Siti tak banyak protes, yang terpenting baginya dia sampai di kampus yang di idamkan banyak mahasiswa tersebut,
"Kau akan naik mobil sayur" ucap ibunya
"Tidak apa Bu, aku mau"
Siti pun langsung menjawab ucapan ayahnya
"Baiklah Ayah, aku akan menumpang Pak Bento saja"
"Berikan saja alamat mu pada Pak Bento, dia paham tentang kota, nanti kau akan aman di sana" ucap ayahnya, padahal ayahnya dulu juga lama tinggal di kota, setelah dia kembali pulang ke desa untuk menikah dengan ibunya Siti
sebenarnya Siti sedikit cemas, karena ini baru pertama kalinya dia jauh dari keluarga, namun apa boleh buat, dia harus nampak lebih siap, karena nanti jika dia sendiri ragu, itu akan berdampak juga pada seluruh keluarganya untuk melepaskan dia
"Dan untuk tempat tinggal, nanti juga Pak Bento akan mengantarkan kamu mencari nya, paling juga di sekitar kampus banyak kos-kosan yang bagus"
Siti pun nampak lega dan bahagia, karena keluarga benar-benar mensupport dirinya
"Untuk uang saku, jangan khawatir, nanti ayah akan mengirimkan pada Pak Bento, atau sesekali ibu dan ayah akan datang menyusul kesana"
Tapi ibunya langsung terdiam, karena dia tak terbiasa berjalan jauh menggunakan mobil, karena dia mabuk darat,
"Ibu tidak bisa ayah, ibu mabuk perjalanan darat, ayah saja"
Siti langsung cemas, jika terjadi celah perdebatan, khawatir akan terjadi sesuatu yang fatal maka dia pun langsung mengatakan jika dia tak perlu di jenguk, karena paham bagaimana kampus dan tempat tinggalnya, karena sudah mengevaluasi sebelumnya melalui internet
keluarga nya pun langsung tersenyum puas, apa lagi Siti memiliki smartphone yang cukup canggih, di banding anak-anak desa lainnya, yang tidak memiliki smartphone
"Tidak salah kalau begitu Ayah dan ibu melepaskan mu untuk menuntut ilmu, karena kamu sudah paham betul, tanpa kita harus turun tangan langsung untuk mengantarkan kamu Nak"
Mendengar ucapan ayahnya, Siti langsung menyesal karena telah berbohong soal evaluasi lingkungan kampus tersebut, tapi jika tidak begitu, akan membuat repot saja semuanya, mereka semua akan beramai-ramai mengantarkannya ke kota.
"Baiklah, sekarang bersiap-siap lah, nanti jam sepuluh malam pak Bento, akan berangkat jadi pagi-pagi besok kau sudah sampai di kota Nak"
Wajah Siti pun langsung berubah ceria, dia sangat bahagia, dengan cepat dia berdiri dan memasukkan pakaian nya kedalam koper, milik ayahnya
"Baiklah kalau begitu, aku pamit dulu ya semua, mau menyusun pakaian, dan juga berkas-berkas yang nanti akan berguna di sana"
dengan menyalami satu persatu keluarga nya, Siti pun langsung masuk kedalam kamar,dan melompat gembira di atas tempat tidur
"Syukurlah akhirnya aku di izinkan, ya Tuhan terimakasih, karena engkau semua jalan hidup ku, kau mudahkan, aku harap aku berhasil menepati janjiku pada mereka semua, agar kalian tahu jika pikiran kalian semua itu terlalu dangkal menilai seorang perempuan" Siti langsung tersenyum dengan membuka jendela kamarnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments