Pikiran Siti memang sangat beralasan dia yang sangat gemar membaca mendapatkan informasi dari surat kabar yang diantarkan untuk ayahnya setiap pagi oleh pengantar koran di desa tersebut, karena letak desa yang jauh dan sangat terpencil membuat akses dunia luar sulit masuk di desa mereka, ditambah lagi jaringan listrik yang belum merata, karena biaya pemasangan yang cukup besar, hanya beberapa bagian dari desa tersebut saja yang sudah menggunakan listrik, selebihnya masih menggunakan lampu kecil
Itulah alasan kuat Siti ingin kuliah, salah satu nya untuk memperjuangkan desanya yang kaya namun tak bisa mendapatkan akses seperti desa-desa yang berada di luar, zaman sudah canggih, untuk mereka orang-orang kaya seperti keluarga Siti, jika lampu mati mereka masih bisa menggunakan genset untuk menghidupkan lampu dengan menggunakan minyak yang dibeli dari kota oleh para penjual minyak eceran yang dilansir langsung dari galon yang sudah disiapkan, sedangkan para penduduk yang lainnya masih menggunakan lampu tempel sederhana sedangkan untuk masak penduduk desa setempat masih menggunakan cara tradisional seperti memasak nasi dengan kompor minyak dan memasak dengan kayu untuk menghaluskan bumbu pun mereka masih menggunakan batu gilingan untuk menggiling cabe, sedangkan alat-alat modern lainnya hanya ditemukan dirumah keluarga Siti saja, seperti magic com, kulkas merupakan alat yang termasuk sangat mewah di desa tersebut
"Pokoknya aku harus bertahan sampai Ayah dan ibu benar-benar melepaskan aku untuk bisa kuliah, semoga dengan doa-doa yang aku langitkan bisa membuka hati kedua orang tua ku ya Tuhan"
ucap nya sambil mengadahkan kedua tangannya diatas sajadah, dia tau tak ada satupun yang mustahil dimata Tuhan, jika dia berkehendak
Mama Siti yang baru pulang pun nampak agak sedikit lega karena dia baru saja mengutarakan keinginan putrinya, karena tahu jika mertuanya itu akan mengabulkan semua keinginan cucunya tersebut, apa lagi Ibunya Siti juga menyebutkan tujuan putrinya menuntut ilmu untuk memajukan desanya, meski mertuanya itu sempat menolak, namun dengan berusaha begitu keras akhirnya ia setuju juga untuk berbicara dengan Ayahnya Siti, karena hanya orang tuanya lah yang bisa menasehati suaminya tersebut
"Semoga saja berhasil "
Sudah dua hari Siti tak keluar dari dalam kamarnya, membuat kedua orangtuanya menjadi sangat panik sekali terutama Ayah nya
"Bu,coba panggilkan putri kita sudah dua hari ini dia tak keluar dari kamarnya, apa dia sudah makan ya Bu?"
Ibu Siti hanya menggelengkan kepalanya saja, padahal dia tau jika sebenarnya Siti makan secara diam-diam, anak itu akan selalu keluar mengambil makanan dan kembali masuk kedalam kamarnya, setidaknya dengan cara ini dia bisa membantu memuluskan jalan putrinya untuk mengejar impiannya
"Ibu malas ayah, biarkanlah dia seperti itu, nanti kalau capek juga bakal keluar sendiri"
ucap istrinya dengan santai padahal dia tahu jika itu adalah akal-akalan dirinya
"Sekarang cepat panggilkan dulu anak itu, jika dia ingin segera kuliah.apa yang dia lakukan berada didalam kamar" kesal tapi juga khawatir akan putrinya
Rupanya diam-diam Siti dan Ibunya sudah bekerja sama melakukan rencana ini untuk memuluskan jalannya, meski Siti dan Mamanya hampir saja putus asa karena laki - laki itu tidak kunjung luluh juga, namun ntah kenapa siang ini setelah dia pulang pikirannya langsung berubah
Siti yang selalu menguping dibelakang pintu kamarnya untuk mengetahui pembicaraan orang tuanya pun langsung melompat bahagia sekali
"Akhirnya aku menang, tak ada yang sia-sia di dunia ini, jika keinginan kita mulia dan baik"
Terdengar suara langkah kaki mendekati pintu kamarnya
"Sepertinya itu Ibu" Siti pun segera buru-buru mengacak-acak rambutnya,biar kelihatan seperti orang yang benar-benar frustasi padahal sih memang iya, jika saja ibunya tak mengatakan ia akan berusaha untuk meluluhkan hati suaminya, maka Siti akan benar-benar kabur dari rumah
Tok ...tok...
"Siti ayo buka pintunya Nak, Ayah mu memanggil"
Sambil berbisik di depan pintu
"Nak, cepat keluar jangan banyak drama lagi nanti ayahmu berubah pikiran cepat keluar Nak"
Dengan cepat Siti langsung membuka pintunya
"Ibu"
"Astaga !"
Ibunya sampai kaget karena melihat Siti yang tiba-tiba keluar dari dalam kamar dalam keadaan seperti hantu tersebut
"Ini biar lebih meyakinkan Bu" mengedipkan matanya
"Hah ada-ada saja, baiklah ayo cepat kita menemui Ayahmu"
Siti tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, meski ia belum tau jawaban apa yang akan diberikan oleh ayahnya, namun delapan puluh persen dia yakin jika ayah nya akan mengizinkannya, meskipun nanti ada syarat yang harus dia penuhi
Nampak ayah nya sedang duduk dengan segelas teh hangat menemaninya, dari segelas teh tersebut dapat dilihat bagaimana jawaban yang akan diberikan olehnya nanti. Memang agak aneh tapi begitulah adanya manusia dengan segala sifatnya
"A-ayah"
Laki-laki dengan uban yang sudah mulai tumbuh dibeberapa daerah dikepalanya itu nampak sedang sangat serius sekali
"Mana dia "
Dengan cepat Mamanya mendorong Siti kedepan suaminya "Ayo cepat "
Ayahnya langsung kaget saat melihat Siti dengan rambut hitam panjangnya yang acak-acakan itu "Aaaa kuntilanak "
( Nama spesies hantu yang berada disebuah negara berkembang, biasanya jenis hantu ini sangat ditakuti sekali oleh kaum lelaki, padahal dia memiliki sifat yang ramah dan murah tertawa kepada siapapun)
Menyemburkan air teh yang berada didalam mulutnya kewajah Siti
Prott....
Untunglah Siti sedang merayu Ayahnya, jika tidak sudah dipastikan gadis itu akan balik memarahi lelaki yang sedang berada dihadapannya tersebut
"Ayah ini aku" mengusap wajahnya
Mata ayah nya langsung melotot, dan Siti pun langsung berubah ketakutan
"ya Tuhan wajah ayah seram sekali, aku takut ayah akan semakin marah, karena baru kali ini aku berani membantahnya"
Siti terus berdoa didalam hatinya
sebenarnya bukan Siti saja yang ketakutan ibunya pun sama, saat ini sedang berdoa juga, karena selain kaya di kampungnya Ayah nya Siti juga dikenal sebagai seorang jawara di kampung tersebut, orang-orang akan selalu memanggilnya jika ada orang dari luar yang berani membuat keributan di kampung mereka
"Kamu mau kuliah ?"
Pertanyaan tersebut membuyarkan semuanya
Tubuhnya menjadi sangat tegang sekali bahkan saat ia mengangguk ia terlihat seperti robot "Iya Ayah"
Suasana kembali hening bahkan jangkrik dan burung yang berada disekitar rumah mereka itupun tak ada yang berani bersuara karena ikut menegang (seperti itulah kira -kira)
"Baiklah ayah, mengizinkan kamu untuk pergi melanjutkan kuliah, Tapi dengan satu syarat yang tak bisa ditawar lagi"
Siti yang awalnya senang langsung kembali tegang kali ini ketegangannya sudah sampai diubun-ubun , ia langsung terdiam
"Ya Tuhan syarat apa lagi yang diajukan oleh nya, kenapa aku merasa sangat ketakutan sekali jadinya, apa setiap anak desa yang mau melanjutkan kuliah di kota akan mengalami nasib yang sama dengan aku
ibunya tahu jika syarat yang akan diajukan oleh suaminya ini pasti tak main-main
Dia pun langsung berjalan mendekati suaminya
"Ayah, syarat apa lagi ya, masa dengan anak sendiri pakai syarat-syarat segala"
berusaha untuk membujuk suaminya
"Tidak segampang itu melepaskan anak perempuan pergi ke kota, karena tanggung jawab anak perempuan itu bagi seorang ayah sangat besar, sampai dia menikah
tentu saja sudah menjadi kewajiban untuk ayah memberikan persyaratan, karena ibu tidak tau bagaimana kehidupan di kota, sangat mengerikan sekali, jika di hutan ada banyak binatang buas maka di kota lebih menakutkan dari tinggal di dalam hutan"
dia langsung bergidik ngeri karena ia memang sama sekali tak pernah keluar dari desa tersebut, paling jauh ya itu main ke desa sebelah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments