Asisten Gemblung

Kredit Pinterest.com

Meet Daniswara Angga

Angga mengusap lembut kepala Adnan, seiring dengan ucapan salam pada bocah tersebut, saat pria itu tiba di rumah Rossa. Mala tersenyum melihat Angga, berusaha bersikap wajar.

"Aku harap mereka tidak melewati batas." Doa yang aneh terucap di hati Mala. Satu hal yang Mala tahu, Angga sangat perhatian dan menyayangi Adnan. Jika di rumah, Angga akan membantu merawat Adnan. Seperti sekarang ini, saat Mala dan Rossa memasak makan malam. Angga yang memberikan makanan pada Adnan.

Siang hari Adnan diberikan makanan cair yang terdiri dari nasi, sayur dan lauk yang diblender, sesuai takaran yang sudah diberikan oleh ahli gizi dari rumah sakit. Makanan yang dalam dunia kedokteran biasa disebut sonde. Adnan makan per tiga jam sekali. Empat kali sonde dan empat kali susu saat malam hari.

Angga dengan telaten memberikan sonde pada Adnan, tak lupa lantunan ayat suci terucap dari bibir pria itu. Sungguh, jika keadaan tidak seperti ini, Rossa dengan senang hati akan menerima Angga. Pria baik, Angga benar-benar bisa jadi imam yang sempurna.

"Mas, jika sudah makan dulu." Panggil Rossa dari arah meja makan. Angga berjalan keluar dari kamar Rossa. Setelah mengubah posisi Adnan menjadi miring.

Ketiganya makan malam dalam diam. Angga hanya bertanya soal hasil kontrol Adnan kemarin, selebihnya hanya obrolan ringan untuk menghilangkan kekakuan acara makan tersebut.

"Biaya rumah sakit Katy sudah aku bayar." Angga berkata saat Rossa meletakkan secangkir kopi di depan Angga. Satu hal yang membedakan Rossa dan Yuna. Rossa selalu melayani Angga saat pria itu berkunjung. Tapi Yuna tidak. Sama-sama bekerja, tapi Yuna banyak menyuruh ART-nya untuk melayani Angga saat di rumah

"Kan aku sudah bilang, biar aku yang bayar." Rossa duduk di depan Angga. Memperhatikan pria yang tengah mengerjakan pekerjaannya menggunakan laptopnya. Tampan, siapa yang tidak mengakui hal itu. Beberapa tetangga bahkan pernah komen,"Kalau suaminya setampan pak Angga, jangankan siri. Jadi selingkuhan saja kita mau." Saat melihat Angga waktu berada di rumah Rossa.

Tetangga Rossa memang tahu kalau wanita itu sudah menikah siri dengan Angga. "Kamu ini jangan ngeyel. Uang yang kuberikan saja, kamu jarang memakainya jika tidak terpaksa, betul tidak?" Angga menatap dalam wajah Rossa. Cinta pertama yang tidak akan Angga lupakan selama hidupnya.

Jika Angga cinta Rossa, lalu kenapa Angga menikah dengan Yuna. Satu pernikahan yang terpaksa Angga penuhi, saat Angga tidak sengaja masuk ke kamar yang ada Yuna di dalamnya. Dia dijebak? Bisa jadi. Namun dalam hati, Angga tetap menghormati pernikahannya. Dia tahu makna dari pernikahan, jadi dia berusaha menerima dan memenuhi tanggung jawabnya. Baik lahir maupun batin. Sedang dengan Rossa, Angga tulus ingin menolong Rossa kala itu. Meski pria itu mencintai Rossa, sedang Rossa...tidak.

"Aku merasa tidak pantas menerimanya. Aku tidak pernah memenuhi kewajibanku sebagai seorang istri." Balas Rossa sendu.

"Apa kamu menginginkannya? Aku akan memintanya jika kamu mau. Kalau tidak, aku tidak memaksa. Aku menikahimu karena aku ingin menolongmu. Membantumu dan Adnan, itu saja." Ucapan tegas dari Angga, semakin membuat rasa bersalah Rossa kian bertambah.

Tiap bulan dapat nafkah. Namun tidak pernah melayani Angga di ranjang. Hebat bukan? Mala diam-diam tersenyum dari dapur. Wanita itu bisa memastikan kalau Rossa masih gadis, alias perawan. Jika Rossa sendiri belum tersentuh, lalu siapakah Adnan. Itu yang masih Mala selidiki.

Pagi datang, hari Minggu. Angga menggeliat pelan, tidur di kamar sebelah kamar Rossa dan Adnan. Pria itu melihat ke kamar Rossa, pintu sudah terbuka. "Pagi, anak ganteng. Tidur jam berapa kamu? Jangan suka begadang. Kasihan ibu." Satu kedipan mata seolah jadi tanda kalau Adnan paham dengan apa yang Angga katakan.

"Ayah tungguin kamu manggil ayah e. Ayo semangat, Adnan bisa sembuh, berusaha dan sabar ya. Jangan lupa selalu berdoa." Pria itu mencium kening Adnan, sebelum keluar kamar Rossa.

Di ruang makan, Adnan melihat satu cangkir teh sudah terhidang di sana. Senyum Adnan terbit. "Bu, Ocha mana? Ke warung mbak Semi ya?"

"COD, mas Angga." Angga terkekeh, berapa kali Angga melarang Mala memanggilnya mas. Namun Mala menjawab susah. Akting tengah Mala suguhkan di depan Angga. Tidak ada cela dalam diri Angga, Mala hanya tidak mau pria itu terlalu dekat dengan Rossa.

"Calon mantu idaman ibu ini." Batin Mala dalam hati, wanita itu berharap bisa menjodohkan putra tunggalnya dengan Rossa. Siapakah anaknya? Anak nakal yang tidak sayang mama, begitu Mala menyebutnya.

Sementara di tempat lain, Aria membuka mata setelah tidur lagi sehabis subuh. Ini kalau mamanya ada, bisa kena timpuk pakai sendal theklek kesayangan. Wanita yang selalu membuat Aria pusing dengan tingkah kocaknya. Sekaligus pusing dengan penolakannya pada si Katy "Suketi" Sunders.

Oh iya mengingat Katy, si janda pirang, padahal KTP-nya masih pewe lo, Aria meraih ponselnya, menghubungi perawat yang mengurus Katy. Operasi pemasangan platina sudah seminggu yang lalu, jadi Katy sudah ada di rumah. Tinggal masa penyembuhan pasca operasi.

Mengingat tabrakan Katy, Aria langsung ingat pada Rossa. Emosi pria itu merangkak naik. Kenapa dia harus berurusan dengan wanita yang hanya membawa kesulitan padanya. Ditambah kehadiran Angga yang bertingkah ingin melindungi Rossa.

"Daniswara Angga." Gumam Aria, sepertinya dia harus bicara pada Angga.

"Mat...Amat..." teriak Aria.

Semenjak si mama tak sayang Aria pergi dari rumah enam bulan lalu, Aria meminta asistennya untuk menemaninya tinggal di kediaman Aria Loka.

"Yang bener to Mas kalau manggil tu." Protes si empunya nama.

"Kan bener namamu Amato. Gak salah dong aku panggil Amat..."

"O-nya jangan ditinggal, nangis dia nanti."

"Gak bakal, orang O tinggal sama nenek."

"Lah kok?"

"O...Oma..."

Bunyi jangkrik pindah ke kamar Aria. "Gak lucu mas, jangkrik aja gak ngguyu." Aria mendengus geram. Sudahlah, jiwa somplak memang milik mama yang tidak sayang Aria seorang.

"Ya, sudah. Tolong hubungi Angga kalau begitu." Amato mengerutkan dahi. Kenapa si bos mau bicara dengan teman lamanya. Pikir Amato.

Amato baru saja mengambil ponselnya. Saat seorang ART mengetuk pintu kamarnya. Kamar Aria adalah kawasan terlarang. Hanya mama tak sayang Aria dan Amato, sejauh ini hanya dua orang itu yang bisa masuk ke kamar mewah itu.

"Tuan Heru dan mbak Nisa ada di bawah."

Amato menoleh ke arah Aria yang langsung mendengus geram. "Mama kan sedang tidak ada. Kenapa mereka sibuk mau merangsek masuk ke keluarga ini?"

"Kalau begitu pilihlah satu, lalu nikahi dia. Para ulet keket itu akan mundur dengan sendirinya."

"Kau sebut Nisa ulet keket?"

"Eh salah ya?"

Aria menghela nafas. Nisa, teman masa kecilnya. Hanya karena pertemanan ayah mereka, ide perjodohan muncul di antara dua keluarga itu. Masalah umum dalam keluarga konglomerat. Dan sepertinya Heru sedang menagih janji itu.

"Ma...pulanglah. Aria tidak bisa menghadapi mereka sendirian."

"Makanya yang tegas jadi lakik! Suketi kau kekepin, Nisa kau keep, Rossa kau kepoin. Yang bener napa mas bos. Belum yang lain."

Lah kenapa bos dan asisten lebih galak asisten. Aria pusing sendiri. "Aku gak kepo sama Rossalah. Dia cuma cewek pembawa sial!" tegas Aria.

"Jangan bilang begitu, nanti jika pelet sudah bekerja, kau akan dibuat tidak berkutik. Tak kenal maka tak sayang. Jangan menilai orang cuma dari luarnya saja."

Ario melongo mendengar petuah dari asisten yang tiba-tiba berubah mode jadi orang sok bijak.

"Asisten gemblung!" Aria mengumpat, melihat kelakuan Amato yang suka kerasukan. Eh maksudnya sikapnya berubah-ubah dengan cepat.

***

Astaga, kenapa juga aku jadikan Liu Te second lead male 🤧🤧🤧🤧

Up lagi readers. Jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih.

***

Terpopuler

Comments

myzee

myzee

wk wk author merasa bersalah

2023-06-19

0

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

lah aria jadi secod lead nya
sad boy dong 🤭🤭🤭

2023-06-19

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

setuju may
kau lebih bijak dari bos mu

2023-06-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!