Part 18

Franky membaca email pembatalan kerjasama GENTA Group dengan wajah mengeras dan tatapan tajam. Siapa yang berani mengusiknya.

"Davis, urus tikus kecil ini!" Titahnya pada sang asisten.

Vans Franky memang dikenal kelicikannya dan bertangan kotor untuk mencapai segala tujuannya.

"Baik Tuan, kabarnya Tuan Winson akan bekerja sama dengan Emeral Corp." Beritahu Davis sebelum meninggalkan tuannya.

Franky tersenyum masam, "rupanya tidak bisa berjalan tidak membuatmu bisa dikalahkan."

...🍀🍀🍀...

"Terima kasih atas kepercayaan anda Tuan Winson." Airil menjabat tangan pria paruh baya itu usai meeting berakhir.

Tuan Winson tersenyum kecil, "jaga istri anda baik-baik." Bisiknya yang diangguki Airil dengan pasti.

"Kapan-kapan ajak Nonya Nasya ke rumah."

"Nanti akan saya bicarakan dengannya," pamit Airil kemudian.

"Wow, Kak Nasya sampai berani menemui Tuan Winson." Decak Nefa salut.

"Istri siapa dulu," gumam Airil sambil senyum-senyum sendiri.

Nefa berdecih sinis, "jadi sekarang sudah akui."

"Anak kecil nggak usah ikutan. Apa jadwal hari selanjutnya?"

"Baca saja sendiri, anak kecil tidak bisa membaca." Kesal Nefa dikatain anak kecil, memberikan tabletnya pada Airil.

"Hey, kau itu suka sekali merajuk, yang atasan disini siapa?"

"Jam dua siang kita ada meeting di rumah sakit untuk membahas perkembangan Health Brain," jawab Nefa naik ke mobil tanpa mempedulikan Airil.

"Kita mampir sebentar ke perusahaan AJA," ujar Airil pada supir sambil melihat arloji di tangannya. Masih sempat untuk makan siang bersama istrinya.

"Menyusahkanku lagi," gerutu Nefa dalam hati.

"Kenapa lagi sama Opa?" Airil menepuk pucuk kepala sang adik. Kali ini berbicara sebagai kakak pada adiknya.

Nefa menggelengkan kepala, tidak mau bicara.

"Opa menyayangi kalian berdua, susah untuk Opa bisa menerima cucu-cucunya untuk menikah. Yang Opa pikirkan jangka panjang."

"Bang Arraz juga nggak mau memperjuangkan Nefa."

"Kalian berdua berbeda pemikiran. Arraz cenderung mendengarkan saran Opa. Sedang kamu, apa yang dimau harus segera dituruti. Kalau lagi nggak mood pulang saja, istirahat di rumah. Abang bisa meeting sendiri."

Nefa memajukan bibir cemberut, memain-mainkan tangan Airil.

"Pak, antar dia pulang. Jemput saya satu jam lagi." Ujar Airil keluar dari mobil.

Nefa menghela napas, mengamati Airil yang menjalankan kursi rodanya menuju gedung perkantoran perusahaan Aydan Jaya Abadi. Hanya Bang Airil yang berpihak padanya saat ini.

Tok tok tok

"Masuk," sahut Nasya yang sedang memeriksa laporan anggaran. Perempuan itu langsung beranjak ketika melihat suaminya yang berada di ambang pintu.

"Mas, kamu ngapain kesini?" Kaget Nasya, setahunya Airil sedang meeting bersama Tuan Winson.

"Nggak suka banget lihat suaminya datang."

"Bukan nggak suka, aku kasihan lihat kamu repot turun naik mobil Mas." Ujar Nasya mencari alasan yang terdengar bersimpati.

"Emang kamu pernah lihat aku kesusahan naik mobil, hm."

"Oh iya, aku lupa kamu orang kaya." Celetuk Nasya setelah ingat kalau mobil suaminya dilengkapi lift, untuk memudahkan keluar dan masuknya kursi roda.

"Jadi nggak usah banyak alasan. Aku mau temani anak-anakku makan," ucap Airil asal.

"Anak-anak?" Nasya menatap heran suaminya. Kenapa semenjak berubah jadi baik Airil jadi semakin aneh.

"Iya, disini ada dua, tiga dan empat." Sebut Airil sembarang, menunjuk perut langsing Nasya.

Mengeluarkan makanan yang dipesannya ketika dalam perjalanan menuju kantor sang istri. Untung dia datang tepat waktu, sehingga tidak membuat security kebingungan karena lupa mengganti nama pemesan jadi nama istrinya.

Nasya hanya mengangguk saja.

"Kamu kalau menemui klien jangan sendirian. Usahakan minta ada yang menemani," pesan Airil.

"Iya Mas," Nasya terkekeh kecil menatap suaminya yang ternyata bawel.

"Hubby, ada penyusup!!" Pekik seorang perempuan yang membuat kehebohan di kantor suaminya. Yara menerobos masuk ke ruangan Nasya sambil berkacak pinggang.

"Key, urus istrimu. Dia mengganggu kencanku!!" Geram Airil melalui sambungan telepon.

Nasya menahan tawa melihat ekspresi kesal suaminya. Karena Yara lebih dulu melahap makanan yang disiapkan untuknya.

"Hey adik kecil, tidak pernah diajari sopan santun, hm." Omel Airil ketus.

"Kecil-kecil Yara sudah punya anak, Abang apa? Bikin aja belum jadi." Yara mendengus, melanjutkan melahap makanan yang ada di hadapannya.

"Tidak di kantor, tidak disini. Ada saja perusuh," gerutu Airil.

"Abang nggak boleh ngomel di depan makanan, pamali."

"Sayang, tadi kan sudah makan." Tegur Key, menjemput istrinya yang sedang mengganggu pasangan suami istri itu.

"Tapi yang ini beda By, lebih enak karena gratis." Celoteh Yara dengan mulut penuh.

"Makan Sya," Airil hanya bisa bersabar. Memberikan jatah makannya untuk sang istri.

"Kalian nggak pulang, Kakek nanyain terus. Tiap hari yang dicari cuma Kak Nasya, Yara menantu kesayangan ini seperti tidak dianggap." Ceriwis Yara, ingin mengambil minuman milik Nasya namun langsung dicegah Airil.

"Sayang kita bisa beli sendiri."

"Yang gratis lebih enak By, biar uang kamu nggak habis." Jawab Yara asal, terpaksa mengambil air mineral. "Pelit," gerutunya pada Airil.

"Cerewet," balas Airil. Menyentil pelan kening perempuan itu.

"By sakit," rengek Yara dramatis pada suaminya.

"Anak kalian bagaimana kalau ibunya begini," Airil geleng-geleng kepala melihat tingkah konyol Yara.

"Pintar dong seperti Yara," ucap Yara bangga.

"Mas buka mulutnya," suruh Nasya ketika suaminya itu ingin menyahuti ucapan Yara. Tidak ada habisnya menanggapi adik iparnya itu.

"Ciye disuapi, By mau Yara suapi juga nggak." Yara mengedip genit pada suaminya.

"Key, aku menyuruhmu mengurus istrimu ini. Bukan malah ikut mengganggu," seru Airil di tengah kesabarannya yang menipis.

"Sudah, kita makan sama-sama." Bujuk Nasya, tidak ada gunanya menanggapi keusilan pasangan suami istri ini.

“Nah itu sudah yang paling benar,” Yara tersenyum begitu manis dengan mata mengerjap lucu pada Airil yang tengah dilanda kekesalan.

Terpopuler

Comments

Arindaa

Arindaa

sabarr ya yg kecann nya diganggu

2024-05-10

0

Nani Suryani

Nani Suryani

Yaraaaa, seruuuu senang mendengar perdebatan Yara dan Airil

2024-05-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!