"Jika aku jadi Nona Kartika tentu sudah aku cakar wajah Nona Ati yang menyebalkan itu," gumam Minah menirukan gerakan kucing yang akan mencakar dengan kedua tangannya.
Kartika tidak menimpali ucapan ART wanita muda itu, bergegas masuk ke dalam kamarnya kembali untuk berganti pakaian.
Sementara itu Salamah menyuruh Yuli dan anaknya untuk menemani Kevin sebagai perwakilan keluarga. Yuli dan anaknya tak bisa menolak terpaksa menuruti permintaan mertuanya itu. Salamah mengambil satu kotak perhiasan sebagai hadiah untuk calon istrinya Kevin. Yuli menerima dan memasukkannya ke dalam tas tangannya.
Setelah rapi mereka berempat menuju mobil untuk pergi melamar ke rumah Kartika.
Sesampainya di sana mereka disambut hangat dan dipersilahkan untuk duduk.
Kevin memperkenalkan Yuli sebagai pengganti ibunya dan Renata sebagai adiknya.
Sedang asyik berbincang, Ati masuk dengan membawakan minuman diatas nampan penampilannya sempurna sehingga tampak anggun, ia pun mempersilahkan tamunya untuk minum dan kemudian kembali ke dapur. Namun, ia tidak kembali ke dapur, melainkan bersembunyi dibalik tembok untuk menguping perbincangan..
Yuli berbicara jika dirinya mewakili ibunya Kevin yang sudah tiada, ingin meminang putri dari keluarga ini yang bernama Kartika.
Mendengar ucapan Yuli, Ati yang bersembunyi di balik tembok menjatuhkan nampan besi yang dipegangnya sehingga semua orang menoleh ke arahnya. Ati kemudian berlari menghampiri Kartika yang sedang menyiram tanaman di kebun belakang, Ati dengan kesal menjambak rambut gadis ikal dan melemparkan caci maki dari mulutnya.
"Dasar, wanita jelek, selalu saja kau mengambil milikku!"
"Lepaskan aku, apa yang kuambil darimu? Aku tak mengambil apapun darimu!"
"Kau merampas cinta pertamaku."
"Siapa?"
"Kevin menginginkanmu bukan diriku."
"Aku tidak pernah tahu jika kalian saling kenal."
Perkelahian tak terelakkan saling Jambak dan cakar berlangsung cukup lama hingga, Halim datang melerai dua wanita yang sedang jambak jambakan adiknya dan sepupunya. Dia berusaha menenangkan keduanya.
Halim memegang tangan Ati menghentikan tindakannya yang brutal. Tenaga Ati kalah oleh tenaga Halim yang seorang pria yang tenaganya lebih besar.
Jambakan tangan Ati dapat dihentikan. Ati menghentakkan kakinya berkali-kali setelah itu meninggalkan keduanya.
Setelah Ati pergi, Halim menatap Kartika yang rambutnya tak karuan, jemari Fuji sibuk merapikan rambut ikalnya yang kusut.
"Kita sudah lama saling mengenal."
"Iya dari kecil."
"Jika aku mencintaimu maukah kau menjadi istriku."
Kartika menatap Halim lekat.
"Halim, itu tak mungkin. Kita ini saudara!"
"Kau menyukai Kevin?"
"Iya, sejak pertemuan itu." Wajahnya bersemu merah kemudian menunduk, terbayang saat ia terjatuh dan kini mengenalnya.
"Tika …, Kartika …. Kakek memanggilmu, nak?"
Suara Titin ibunya memanggil dan menghampiri keduanya yang sedang berbincang.
Titin menoleh sesaat pada Halim, kemudian tangannya langsung memegang pergelangan tangan Kartika untuk membawanya ke ruang keluarga. Tanpa menghiraukan Halim yang sedang berbincang dengannya.
Sehingga Kartika hanya menatapnya dari samping karena ibunya terus menarik tangannya.
Kartika tidak bisa menolak karena dirinya pun ingin menikah dengan Kevin. Pria tampan yang baru dikenalnya beberapa hari belakangan ini. Namun, pertengkarannya dengan Ati saudara sepupunya tadi sempat membuat dirinya ragu untuk menerima pinangan Kevin. Tapi ....
Kesempatan baik tak akan datang dua kali. Mungkin ini memang benar jodohnya sehingga Kevin memilihnya bukan Ati walaupun dia sudah cukup lama mengenal dan sempat menjadi pacarnya.
Sesampainya di ruang keluarga Kartika duduk dengan sopan dan menundukkan kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments