"Baik."
"Tunggu."
Wanita tua itu melangkah ke arah lemari dan membuka laci. Mengambil sebuah cincin dari kotak perhiasannya. Cincin itu tampak sudah usang tidak ada batu permatanya lagi. Salamah melangkah menghampiri Kevin yang masih mematung.
"Pakai ini, supaya kamu selalu ingat akan balas dendam. Apa yang telah di perbuat mereka atas kedua orang tuamu."
Salamah memakaikan cincin di jari Kevin.
Wajahnya tersenyum puas, Kevin mencium punggung tangan dan pergi meninggalkan wanita tua itu sendiri di ruangannya.
Salamah tersenyum sepeninggal Kevin.
Kevin masuk ke dalam kamar. Diraihnya telpon yang berada di atas meja. Menekan beberapa angka untuk menghubungi seorang perantara untuk menyampaikan ke keinginannya meminang Kartika. Niatnya sudah bulat ingin meminang wanita yang baru saja di kenalnya beberapa jam lalu.
Keluarga Kartika sepakat akan menikahkan Ati pada Kevin, bukan Kartika seperti yang di minta Ridwan.
Ati yang mengetahui bahwa dirinya akan di nikahkan dengan Kevin sangat senang dan gembira. Karena selama ini ia memang sudah mengenal Kevin dan dia adalah pacarnya. Senyum lebar tersungging di wajahnya, sementara tubuhnya bersandar pada tembok. Menguping pembicaraan antara Dahlan, Dedy, Royadi dan Halim. Di ruang tamu.
Tak baik memang tapi karena rasa penasaran yang begitu besar sehingga gadis itu memberanikan diri untuk menguping. Walaupun konsekuensinya jika ketahuan ia akan kena omel sang kakek. Tapi tak masalah, karena rasa penasarannya terjawab sudah. Dan lagi sang kakek selalu bersikap baik terhadapnya berbanding terbalik pada Kartika.
Pria yang selama ini menjadi pacarnya dalam waktu dekat akan menjadi suaminya. Membayangkannya saja sudah gadis itu sudah sangat bahagia apalagi sampai nanti kejadian. Ah tak terbayangkan.
Dahlan mengumpulkan semua keluarga, menunggu kehadiran dari keluarga Kevin yang akan datang meminang. Tante Merry sangat bahagia karena anaknya akan menikah dengan pemuda kaya pikirnya begitupun dengan suaminya Dedi raut wajah keduanya berseri.
Sementara, Ati menghampiri Minah yang sedang mempersiapkan jamuan untuk para tamu.
"Sudah cantikan aku, Minah?" Minah yang tak suka dengan Nona besar hanya menjawab. "Iya."
"Lihatlah, aku cantik bak putri. Pasti Tuan Kevin akan terpesona melihatku!" Pujinya pada diri sendiri. Minah hanya menirukan ucapan nona nya tanpa suara, hanya mulutnya saja yang ber komat-kamit.
Dari arah luar datanglah Kartika dengan tunik putih selutut, berlengan panjang.
Gadis berambut ikal menghampiri Ati yang sedang berdiri didekat minuman yang sudah tersaji di atas nampan.
Ketika Kartika hendak mengambil gelas, Ati sengaja menyenggol gelas yang sudah ada di genggaman Kartika sehingga Isinya tumpah mengotori gaun putih Kartika hingga berwarna kuning yang terciprat di gaunnya.
"Tak usah, sok cantik. Karena yang akan di lamar itu adalah aku, jadi kamu tak usahlah berpakaian rapi."
Kartika hanya diam, tak ingin membalas perkataan sepupunya itu. Entah mengapa Ati sangat membenci dirinya. Padahal keduanya adalah sepupu. Kartika masuk lagi ke dalam rumah untuk mengganti pakaiannya yang kotor. Gadis itu berusaha tidak membalas perlakuan Ati padanya. Namun, sikap Kartika yang diam membuat sang pembantu merasa tak suka akan majikannya yang lain. Padahal wajahnya tak begitu cantik apalagi tutur katanya yang tajam bak pisau berkat.
"Dasar serigala berbulu domba," gumam Minah yang tak suka dengan majikannya Nona Ati.
Minah membersihkan tumpahan air dari gelas yang sengaja Nona nya lakukan kepada saudaranya yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments