Alvarez benar-benar murka dan menghajar Leonard habis-habisan, bahkan dia tidak mengenal ampun untuk orang kepercayaan nya sendiri dan sudah dia anggap kakaknya itu, jika menyangkut keselamatan keluarganya.
"Kenapa kau bawa sampah yang akan mendonorkan darahnya pada Elvaroz? Apa kau tidak tahu, jika sekarang nyawanya lebih berbahaya lagi dari sebelumnya, Hah! Kau sudah mencelakakan adik ku dan membuatnya seperti sekarang. Jadi, sebagai gantinya, kau akan aku lenyapkan" ucap Alvarez dengan pelan tapi penuh penekanan disetiap kata yang dia ucapkan pada Leonard.
"Maafkan saya prince, saya memang salah. Saya siap jika harus menyerahkan nyawa saya untuk menggantikan nya. Tapi izinkan saya berpamitan dan meminta maaf pada Tuan Muda sebelum anda melakukan nya" ucap Leonard dengan terbatuk-batuk saat dia mengatakan nya, karena dia merasa sakit dan mulas pada perutnya yang mendapatkan pukulan dari Alvarez.
Alvarez melepasakan cengkraman nya dan membiarkan Leonard berjalah tertatih-tatih menuju ruangan rawat Elvaroz. Dimana dia sudah sadar dan terlihat baik-baik saja. Sedangkan gadis yang menolongnya terlihat tidak baik-baik saja.
"Ada apa? Kenapa kau datang kemari dan dengan penampilan yang seperti itu?" tanya Elvaroz mentap kearah Leonard yang babak belur.
"Tidak apa-apa Tuan Muda, saya hanya ingin memastikan keadaan anda saja" jawabnya dengan datar dan tanpa ekspresi.
"Kau jangan berbohong, apa Ez yang sudah melakukan itu padamu?" tanya Elvaroz dengan memicingkan matanya.
"Bukan Tuan Muda, ini karena saya melawan seseorang yang kuat" jawabnya masih dengan tegas.
"Benarkah? Jika benar, panggilkan Ez kemari" tanya Elvaroz yang meminta Leonard untuk memanggil Alvarez.
"Baik Tuan Muda" jawab Leonard yang akan pergi tapi tidak jadi saat Alvarez sudah datang tanpa dipanggil olehnya.
"Ada apa kau mencariku?" tanya Alvarez yang menatap penuh khawatir pada Elvaroz.
"Aku baik-baik saja, semunya sudah diperiksa dan mungkin nanti sore pemeriksaan terakhirnya. Kenapa memangnya?" tanya Elvaroz setelah menjawab pertanyaan dari Alvarez.
"Syukurlah, tidak apa-apa. Hanya bertanya saja" jawab Alvarez yang bicara ketus, tapi tatapan nya begitu khawatir pada Elvaroz.
"Kau boleh keluar" ucap Elvaroz pada Leonard dan mereka hanya tinggal berdua, eh maksudnya bertiga dengan gadis yang belum sadarkan diri itu.
"Jadi, apa yang ingin kau katakan padaku?" tanya Elvaroz menatap kearah Alvarez yang hanya berdiri saja.
"Tidak ada, kenapa kau malah membahayakan nyawamu sendiri untuk ku Va? Apa kau sudah bosan hidup lagi" tanya Alvarez yang menghampiri Elvaroz duduk dibrangkarnya.
"Gue masih hidup dan gue baik-baik saja" jawab Elvaroz yang membuat Alvarez menggelepak kepalanya lumayan keras.
"Gue tahu kau baik-baik saja dan hanya otak mu itu yang harus segera dibenahi" ucap Alvarez yang memeluk adiknya dan dia sangat bersyukur Elvaroz tidak apa-apa.
"Ada apa dengan nya? Kenapa dia lemah seperti itu?" tanya Elvaroz yang menatap kearah gadis yang terbaring lemah tak sadarkan diri pada Alvarez yang menghela nafasnya.
"Dia mengidap leukemia dan dia yang mendonorkan darahnya untuk mu, dan makanya kau harus banyak menjalani pemeriksaan lebih lanjut lagi. Karena mungkin saja dia memberikan penyakitnya juga padamu" jawab Alvarez yang membuat Elvaroz hanya mengernyitkan keningnya saat mendengar jawaban dari Alvarez.
"Jadi guebharus disini dan berbaring saja gitu? Gue nggak betah dan gue harus kerja" tanya Elvaroz yang mendapatkan anggukan kepala dari Alvarez. Membuat Elvaroz menghela nafasnya dan dia segera bangkit dari berbaringnya untuk segera pergi.
"Loe harus disini dulu selama beberapa hari kedepan. Gue sudah bilang pada Varu, dia yang akan menggantikan posisi loe sementara. Karena hanya dia yang hampir mirip dengan mu jika dalam pekerjaan" ucap Alvarez yang menahan Elvaroz untuk pergi.
"Dia punya pekerjaan sendiri bang, loe nggak ngertiin dia apa? Dia harus bolak-balik D.DRC sama PENZ.DRC? Dia lumayan sibuk dan juga menyebalkan" tanya Elvaroz yang memang tidak terlalu dekat dengan Elvaruz, adik bungsunya dan kembaran nya juga.
"Dia adik lu, jika bukan dia. Siapa lagi? Jika duo AL, yang ada kacau semua pekerjaan loe" ucap Alvarez yang menggelengkan kepalanya saat mendengar ucapan dari Elvaroz.
"Gue nggak mau, gue nggak mau bang. Bang Ez ku yang baik hati dan tidak sombong, gue harus balik, nanti jika gue disini dan Mimi tahu akan lebih ribet lagi" ucap Elvaroz yang memohon pada Alvarez.
"Gue janji, jika waktunya pemeriksaan gue bakalan balik sini buat periksa semuanya" ucap Elvaroz lagi yang membuat Alvarez hanya menghela nafasnya dan mau tidak mau mengikuti keinginan adiknya yang satu ini.
"Oke, gue akan izinin loe pulang dan loe harus sesuai dengan ucapan loe" ucap Alvarez yang mengalah dan menuruti keinginan Elvaroz.
"Thanks, gue bersiap" ucap Elvaroz yang akan mengenakan pakaian nya kembali.
"Hmm" jawab Alvarez yang segera pergi meninggalkan adiknya dengan wanita yang ada disana dan masih tidak sadarkan diri.
"Kamu, kamu yang dihotel itu kan? Kenapa bisa ada disini dan memiliki penyakit yang sangat parah seperti ini?" gumam Elvaroz yang meatap wajah wanita yang sama dengan penampilan yang berbeda dan ini lebih pucat. Seperti tidak ada darah yang mengaliri tubuhnya.
"Oke, aku memiliki hutang nyawa padamu. Aku akan selalu menjagamu seumur hidupku" ucap Elvaroz lagi dengan tatapan teduhnya dan dia segera menggunakan pakaian nya dengan meringis saat menggerakan tangan nya.
"Kau istirahatlah sekarang, besok aku kembali lagi kemari untuk membawa mu" ucap Elvaroz yang mengusap kepala wanita yang tidak diajak kenal dan dia merasa jika ada perasaan nyaman pada gadis didepan nya.
Setelah mengatakan itu pada gadis tersebut Elvaroz langsung keluar dari ruangan rawat yang sangat steril.
"Kalian jaga dia sangat jangan sampai dia pergi dari sini" ucap Elvaroz pada anggotanya yang berada didalam markas.
"Siap Tuan Muda" jawab mereka semua dan dia segera pergi dengan Alvarez yang selalu ada dimanapun Elvaroz pergi.
"Loe itu sudah mirip kuman bang, selalu menempel pada gue" ucap Elvaroz yang tidak didengarkan oleh Alvarez.
"Gue minta loe jaga dia bang, sepertinya gue merasa ada sesuatu padanya. Gue harus menjaganya" lanjut Elvaroz lagi dengan menyandarkan punggungnya pada sandaran jok mobil dan memejamkan matanya.
"Maksud mu, kau mencintainya? Apa aku tidak salah dengar Va, Elvaroz Malik Tomlinson jatuh cinta? Hahahaha" tanya Alvarez malah mengejek adiknya dan membuat Elvaroz hanya menghela nafasnya kasar lalu dia menatap tajam pada Alvarez.
"Siapa yang bilang gue jatuh cinta bambank? Gue bilang, gue nyaman dan itu bukan termasuk cinta bukan?" tanya Elvaroz menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Nggak tahu. Kan kau yang merasakan nya bambank" ucap Alvarez yang menghentikan mobilnya dan dia keluar lebih dulu.
"Dia ini terkadang membuat ku pusing" gumam Elvaroz yang mengikuti langkah Alvarez masuk kedalam rumah.
"Kalian habis dari mana?" tanya Oma Lulu yang sudah duduk diatas kursi roda.
"Kami dari suatu tempat Oma cantik" jawab Alvarez yang berubah lagi menjadi lebih imut dan banyak tersenyum pada Oma Lulu.
"Oh, kalian sudah makan siang belum? Jika belum, makanlah. Auntie kalian sudah masak banyak hari ini" ucap Oma Lulu yang mengusap kepala Alvarez.
"Kami sudah makan Oma, kami masuk dulu" jawab Elvaroz yang segera masuk dan dia ingin merebahkan dirinya.
Saat baru akan merebahkan dirinya, ponselnya berdering dan menampilkan nama Haris.
"Ada apa?" tanya Elvaroz yang mengatakan nya langsung to the point pada Haris.
"Tuan Muda, kondisi gadis ini sedang tidak baik-baik saja. Dia sedang koleps dan mungkin tidak bisa tertolong lagi" jawabnya dengan suara yang sangat panik dan sepertinya dia mdmang sedang sibuk.
"Saya kesana sekarang" ucapnya yang langsung pergi tanpa menghiraukan rasa lelahnya dan sakit pada punggungnya.
"EL, kau mau kemana lagi?" tanya Oma Lulu yang melihat Elvaroz berlari dengan tergesa-gesa.
"EL, harus pergi sekarang Oma. Ini sangat penting, dah Oma" jawab Elvaroz yang segera pergi setelah mengatakan itu pada Oma Lulu.
"Please bertahanlah" gumam Elvaroz yang mengemudikan mobilnya dengan sangat cepat dan meninggalkan kediaman Tomlinson.
"Bagaimana keadaan nya sekarang?" tanya Elvaroz saat sudah sampai didepan markas dan melihat semua anggotanya hqnya diam saja.
"****!!" teriaknya yang langsung menerobos masuk dan melihat jika semuanya alat medis yang menempel pada tubuh gadis tersebut sudah dilepaskan oleh Haris dan akan ditutup oleh kain putih.
"Apa yang terjadi? Kenapa kau lepas semuanya! Dia tidak bisa bernafas" teriak Elvaroz yang mencoba memasangkan selang oksigen lagi pada hidung gadis tersebut.
"Dia sudah tidak ada Tuan Muda. Tepat saat anda datang barusan" jawab Haris dengan menunduk dan dia tidak berani mentap Elvaroz yang sudah akan murka.
"Tidak, tidak mungkin. Bangunlah, ku mohon bangunlah" ucap Elvaroz yang mengguncang bahu gadis tersebut dan tetap tidak mau bangun. Karena memang sudah tidak ada.
"Tuan Muda, saya menemukan ini berada ditangan nya dan ini sepertinya untuk anda" ucap Haris yang menyerahkan sebuah rekaman dan sebuah gelang kecil pada Elvaroz.
Haris langsung pergi setelah menyerahkan itu semua pada Elvaroz. Bahkan dia tidak ingin ikut campur dalam masalah pribadi Tuan Muda nya.
...Hai, maaf aku menyerahkan milik ku yang berharga padamu. Uhuk... Uhuk... Yaitu nyawaku, tapi aku bahagia bisa berguna disaat-saat terakhir ku ini. Aku merasa berguna menjadi seorang manusia, tolong kamu jangan terluka lagi. Karena jika itu terjadi, aku tidak bisa lagi menolong mu lagi. Uhuk... Uhuk... Apa kamu tahu, jika aku sudah lama memperhatikan kamu dari jauh dan mungkin saja aku suka padamu sejak pertama aku melihatmu saat itu. Mung.... Mungkin, ini terdengar aneh untuk kamu, tapi ini kenyataan nya. Aku minta maaf jika perasaan ku ini akan menjerat kamu seumur hidup kamu, aku akan menunggu kamu untuk menemuiku kembali. Good bye and I love you Elvaroz Malik Tomlinson.......
^^^Kau hanya milik ku Xakiera.^^^
Elvaroz langsung ambruk saat mendengar pesan suara lemah dari gadis yang bisa membuatnya menjadi berubah seperti sekarang. Menangis? Ini adalah kali pertama seorang Elvaroz menangis. Karena sejak kecil hingga sekarang dia jarang menangis dan mungkin tidak pernah.
"Kenapa kau bawa perasaan ini untuk selamanya? Apa yang kau inginkan dariku? Kenapa kau malah pergi dengan membawa hati, cinta, perasaan dan hidupku. Kenapa?" tanya Elvaroz sambil menangis dan sekarang dia duduk dilantai sambil memeluk tubuh dingin seorang gadis yang sudah tidak bernyawa lagi.
"Apa kau tidak akan kembali lagi padaku? Jika kau mau kembali padaku, aku berjanji, aku berjanji tidak akan melepaskan kamu dan membiarkan kamu pergi dariku lagi. Ingat itu" ucap Elvaroz yang masih berbicara sendiri dan memeluk tubuh gadis yang membuatnya hancur dan dimulainya obsesinya pada seorang gadis yang sangat mirip dengan nya.
"Kau tidurlah dengan tenang. Aku akan menjagamu disini" ucapnya lagi sambile terus memeluk dan mengusap punggung gadis bernama Xakiera tersebut.
Setelah itu dia benar-benar memakamkan gadis tersebut sendiri dan tidak dibantu oleh siapapun. Karena dia tidak ingin dibantu loeh siapapun, dia menguburkan rekaman tersebut bersama dengan gelang pemberian nya untuk Elvaroz.
"Aku tidak ingin membuat kamu terluka jika mendengar itu semua setelah kamu kembali lagi padaku. Sekarang aku akan pergi dulu, dan aku akan kembali lagi" ucapnya yang tersenyum dan segera pergi dari sana.
"EL, kamu dari mana? Kenapa pakaian mu kotor dan punggung mu berdarah" tanya Zahiya yang melihat Elvaroz sudah masuk kedalam rumah saat tengah malam.
"Aku baik-baik saja Mi, aku akan kekamar dulu" ucap Elvaroz yang langsung menuju kamarnya dan diikuti oleh Zahiya dibelakangnya.
"Biar Mimi bantu" ucap Zahiya yang membantu Elvaroz membuka pakaian nya yang kotor dan penuh dengan darah.
"Jika kau ingin menangis, menangislah. Mommy tahu kamu sedang terluka parah, bukan disini. Tapi disini" ucap Zahiya yang memegang punggung Elvaroz lalu berpindah pada dada bidangnya.
"Menangislah, karena dengan menangis. Bisa meringankan beban berat dalam hati kamu" ucap Zahiya yang mengobati luka Elvaroz dan membasuh semua tubuh putranya yang sudah dewasa, tapi dia masih menganggap jika Elvaroz masih kecil.
"Mi, dia pergi. Dia pergi membawa semua hidupku, dia membawa semuanya dariku. Apa yang harus aku lakukan sekarang Mi? Dia begitu tega melakukan itu semua padaku" ucap Elvaroz yang menangis dan memeluk Zahiya yang masih membersihkan lukanya dan membalutnya dengan kasa yang baru.
"Dia akan kembali, dia tidak mungkin akan pergi selamanya. Dia pasti kembali, jadi setelah dia kembali. Ikat dia dengan cintamu, jerat dia dengan perasaan kamu, kurung dia dengan kasih dan sayang kamu, taburi dia dengan seluruh cintamu yang besar itu. Jangan lepaskan lagi" ucap Zahiya yang membuat Elvaroz merasa lebih tenang dan bertegad akan melakukan apa yang dikatakan oleh Zahiya, Mimi nya.
"Kau ini sudah dewasa dan bisa menentukan jalan hidupmu sendiri EL, tapi pesan Mimi hanya satu. Jangan pernah keluar dari keyakinan kita sebelumnya, tetap berpegang teguh pada Allah dan Rasulnya. Jangan lupakan itu semua, jangan pernah" ucap Zahiya yang mengingantkan Elvaroz yang hanya mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa pada Zahiya.
"Jawab Mimi EL" ucap Zahiya yang memegang bahu Elvaroz.
"Aku berjanji Mi, aku akan selalu melakukan apa yang Mimi katakan padaku. Terimakasih, sudah membuat ku lebih tenang dan mau memeluk ku tanpa gangguan dari suami Mimi itu" ucapnya yang memeluk Zahiya lagi dan dia bisa merasakan kenyamanan dan juga kasih sayang penuh dari Zahiya.
"Suamiku itu Pipi kamu sendiri Elvaroz" ucap Zahiya yang mencubit perut sispack milik putranya itu.
"Terserah apapun itu. Yang pasti dia itu sudah seperti musuh bagiku dan yang lainnya" jawab Elvaroz yang malah kembali tersenyum dan memeluk Zahiya dengan erat.
"Dasar anak nakal, istirahatlah sekarang. Mimi akan menunggu mu sampai kau tertidur" ucap Zahiya yang menguap kepala Elvaroz dan dia mulai memejamkan matanya.
'Kau adalah putraku yang paling terkuat dan paling terrapuh, semoga saja kau akan mendapatkan cintanya kembali Elvaroz. Mimi hanya bisa mendo'akan yang terbaik untuk mu, jika saja Mimi tahu, kamu menyukainya. Mimi akan membuatnya tetap bertahan walau hanya sebentar untuk bisa berdua dengan mu. Tapi Mimi tidak bisa melakukan itu semua, maafkan Mimi sayang' ucap Zahiya dalam hati dan dia mengecup kening Elvaroz dan meninggalkan nya tidur sendiri dengan kesedihan nya dan kesendirian nya lagi.
Ternyata Elvaroz tidak benar-benar terlelap, dia membuka matanya kembali dan malah beranjak dari tidurnya. Dia mengambil hoodie miliknya lalu pergi lewat balkon kamarnya. Entah dia akan kemana, yang jelas tidak ada yang tahu kemana dia pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
༅⃟🥂ALINA_12࿐✅
Nah lho, otaknya ga tuh hahaha
2023-09-09
0
Ney Maniez
cinta pertama seorng ank laki2 adalah ibu😘🤗
2023-08-06
1
🍌 ᷢ ͩˡ Murni𝐀⃝🥀
waduh Elvaroz mau pergi kemana tuh kok malah lewat balkon kamar seperti maling saja🙉🏃🏃🏃
2023-08-04
2