Obsesi. Bukan cinta!!

Setelah menempuh perjalanan lumayan panjang dan mereka sudah sampai didalam parkiran sebuah apartment mewah dan luas. Viera hanya bisa diam dan tidak melakukan apapun, karena dia marah, sedih, kesal dan benci menjadi satu dalam perasaan nya yang kacau.

'Kenapa gue harus bertemu dengan pria gila ini? Mungkin saja dia ini adalah pasien rumah sakit jiwa yang kabur dan mengurung gue jadi tawanan nya? Ya Allah, selamatkan hambamu ini. Dari pria gila didekatku' ucap Viera dalam hati dan dia hanya bisa diam dan memikirkan bagaimana caranya dia bisa kabur dan lepas darinya.

"Kenapa kamu hanya diam saja disana sweetie? Ayo turun, apa kau mau aku gendong untuk masuk kedalam?" tanya Elvaroz menatap kearah Viera yang hanya duduk diam diatas motornya.

"Gue bisa sendiri!" jawabnya ketus dan...

"Aw" teriak Viera yang hampir terjatuh jika saja Varo tidak menolongnya.

"Sudah aku katakan, jika kamu ini memang harus aku gendong untuk masuk" ucap Varo yang menggendongnya ala bridal style menuju lift untuk menuju lantai paling teratas dalam apartment ini.

"Gue bisa jalan sendiri, kenapa juga gue digendong kek bocah saja" gerutu Viera yang tidak berpegangan pada Varo.

Bahkan dia tidak takut jatuh dari gendongan Varo. Mungkin saja dia percaya, jika Varo tidak mungkin membiarkan nya terjatuh. Mungkin saja bukan.

"Kenapa loe bawa gue kemari? Apa sebenarnya yang loe inginkan dari gue?" tanya Viera yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Varo.

"Sudah aku katakan padamu sweetie, kamu adalah milik ku dan begitu juga sebaliknya. Jadi jangan pernah macam-macam, apa lagi berfikir akan kabur dariku" ucap Varo sambil berbisik dan mengusap pipi Viera dengan jari telunjuknya. Membuat Viera memejamkan matanya rapat.

"Hei, kenapa kamu tegang sweetie? Aku tidak akan berbuat macam-macam padamu, jika kamu tidak membuat ku marah tentunya" tanya Elvaroz yang menatap wajah Viera dengan sangat lekat.

"Kenapa loe menahan gue dan loe mengatakan jika gue ini milik loe? Kenal juga kagak" teriak Viera yang melihat Varo beranjak pergi dari hadapan nya.

"Jawaban nya hanya satu sweetie, jika kamu adalah cintaku" jawab Varo tanpa membalikan tubuhnya.

"Itu bukan cinta. Tapi obsesi! Jika cinta tidak mungkin membuat orang yang dicintainya merasa terkekang dan terkurung dalam sangkar emas!" ucap Viera dengan penuh penekanan disetiap katanya.

"Jika itu yang kau anggap, kenapa tidak" jawab Varo dengan santainya dia meninggalkan Viera yang mengamuk dan marah-marah.

"Dasar pria aneh, gila, psikopat!!!" teriak Viera dengan menghentak-hentak kan kakinya diatas lantai marmer itu.

"Ya Allah, kenapa aku harus bertemu dengan pria gila sepertinya" terakhirnya lagi dengan mengacak-ngacak seluruh isi ruangan yang ada disana.

"Maafkan aku sweetie, karena jika aku memberikan kamu keluar dan pergi dari sini, yang ada aku tidak akan bisa bertemu denganmu lagi" gumam Varo yang pura-pura tidak mendengar teriakan dan kemarahan Viera.

"Kalian jaga dia dengan baik dan juga pernah membiarkan nya pergi dari sini walau hanya satu jengkal saja. Jika sampai itu terjadi, maka kalian akan tahu sendiri akibatnya" ucap Varo yang pergi meninggalkan apartment nya menuju pulang kerumah.

Saat sampai didalam rumah dia sudah heran akan tatapan semua orang yang membuatnya bingung dan tidak mengerti apa yang terjadi.

"Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui?" tanya Elvaroz yang menatap semua orang didepan nya.

"Diam kau anak nakal" ucap Oma Lulu yang langsung menarik telinga Varo dengan kencang.

"Apa kamu tidak tahu, jika Mimi kamu ini sudah sangat khawatir akan keadaan kamu. Kenapa kamu pergi malam-malam dan tidak ada kabar semalaman?" ucap Oma Lulu yang terus menarik telinga Varo dengan kencang.

Sedangkan Varo hanya diam saja dan tanpa ekspresi apapun. Dia malah menatap kearah Zahiya yang memang terlihat sangat khawatir dan sedih saat melihat kedatangan nya.

"Kenapa kamu hanya diam saja?" tanya Oma Lulu yang menatap kearah Varo yang diam dan dingin itu.

"Ma, tolong tinggalkan aku dengan anak nakal ini" ucap Zahiya yang sejak tadi diam sekarang buka suara juga.

"Baiklah, kamu jangan banyak fikiran. Lebih baik kamu marahi dan bila perlu pukul dia dengan rotan" ucap Oma Lulu yang melepaskan jeweran nya dan langsung pergi dari sana.

"Apa kamu baik-baik saja nak? Mimi sangat khawatir padamu" tanya Zahiya yang memeluk tubuh jangkung putranya ini.

"I'm okay Mi, sorry" ucap Varo yang membalas pelukan Zahiya.

"Syukurlah jika kamu baik-baik saja. Kamu sarapan dulu, pasti kamu belum sarapan bukan?" tanya Zahiya yang menatap kearah Varo dengan mendongakan kepalanya.

"Iya Mi, tapi aku mandi dulu dan langsung kekantor. Bisa Mimi masukan kedalam wadah bekal saja? Bila perlu lebihkan" tanya Varo yang meminta untuk Zahiya menyiapkan bekal sarapan nya saja untuk diam bawa.

"Iya, akan Mimi siapkan. Sekarang bersiaplah" ucap Zahiya yang langsung pergi menuju dapur untuk menyiapkan bekal kesukaan Varo.

"Za, apa kamu tidak ingin menanyakan apa-apa padanya? Maaf, bukan nya Mama mau ikut campur dalam urusan mendidik anak-anak. Setidaknya sebelum semuanya seperti dulu lagi" ucap Mama Lulu yang memberikan masukan pada Zahiya.

"Aku akan terus memantaunya Ma, jika dia dipaksa dan ditanya seperti itu. Dia akan lebih keras lagi dan akan lebih parah dibandingkan sebelumnya. Aku akan bicara padanya pelan-pelan dan baik-baik, supaya dia tidak marah dan akhirnya ingin kembali kerumah" jawab Zahiya yang terus melanjutkan mempersiapkan bekal untuk Varo.

"Kamu benar sayang, semoga saja dia memang tidak melakukan apa-apa pada dirinya sendiri dan orang lain" ucap Mama Lulu.

"Semoga saja Ma" jawab Zahiya yang segera memberikan bekal sarapan untuk Varo.

"Sudah siap sayang? Ini bekalnya, sengaja Mimi bawakan lebih" ucap Zahiya yang memberikan kotak tersebut pada Varo.

"Iya Mi, makasih" ucap Varo yang segera pamit pada Zahiya, lalu segera masuk kedalam mobil yang sudah ada supir menunggunya.

"Kau berikan ini untuknya dan jangan biarkan dia keluar dari apartment" ucap Varo yang memberikan kotak bekal tersebut pada supir yang ternyata orangnya juga.

"Baik Tuan Muda" jawab supir tersebut dan dia mengemudikan mobilnya menuju PENZ.DRC terlebih dahulu, baru mengantarkan makanan untuk Nona Muda nya.

"Kasihan anda Nona, karena anda akan menjadi obsesi Tuan Muda mulai sekarang" ucap supirnya yang sudah bergerak kembali menuju apartment yang tidak jauh dari kantor.

"Nona, ini makanan untuk anda. Tuan Muda yang memberikan nya langsung, tolong makanlah Nona. Karena jika anda tidak mau memakan nya kami semua yang menjadi gantinya" ucap supir yang menyerahkan kotak bekal untuk Viera.

"Saya lebih mati kelaparan. Dari pada harus menerima makanan itu darinya" jawab Viera yang menahan rasa laparnya sejak semalam belum makan dan sekarang malah menjadi tawanan didalam apartment mewah ini.

"Terserah anda Nona. Karena biar begitu anda tidak bisa melakukan itu semua, karena Tuan Muda akan kemari nanti" ucapnya yang meletakan kotak bekal dihadapan Viera.

'Gue harus memikirkan bagaimana caranya gue bisa keluar dari neraka ini, Ya Allah. Tolong bantu hamba' ucap Viera yang masuk kedalam ruang yang entah ruangan apa.

Dia mencari sesuatu yang bisa membuatnya bisa keluar dari sana. Dia menemukan obat yang entah obat apa, dia berfikir. Jika dia meminum obat tersebut, pasti akan over dosis dan dia bisa dibawa kerumah sakit. Setelah itu dia bisa kabur dari rumah sakit dan membawa adiknya pergi jauh.

Viera tidak perduli jika dia memang harus tidak tertolong, karena ini jalan satu-satunya. Jika menggunakan benda tajam tidak mungkin, karena dia takut pada darah. Jadi dia memutuskan meminum obat saja.

"Ampuni hamba Ya Allah" ucap Viera yang akan meminum obat tersebut tidak jadi karena ada tangan kekar yang memegang tangan Viera.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau mau menyakiti dirimu sendiri?" tanya Varo yang langsung memeluk Viera dan dia menangis sambil memeluk tubuh Viera.

"Please, jangan pernah melakukan ini lagi. Jangan pernah berniat meninggalkan aku lagi, jangan pernah" ucap Varo yang menangup wajah Viera dan ua mengecup keningnya cukup lama lalu memeluknya kembali.

'Dia ini kenapa? Belum aku minum ini obat, tapi kenapa dia bilang jangan meninggalkan aku lagi? Jangan-jangan dia ini salah orang, dan sebenarnya bukan gue? Gue hanya jadi obsesinya saja terhadap wanita yang mungkin mirip dengan gue? Gue harus segera bertindak' ucap Viera dalam hati dan dia tidak meolak apapun yang dilakukan oleh Varo padanya.

"Gue mau minum obat ini doang, kenapa memangnya? Ada yang salah dengan obat ini?" tanya Viera yang membuat Varo mengernyitkan keningnya melihat Viera yang mengatakan itu padanya.

"Kenapa kamu malah mencari-cari obat ini? Kenapa?" bukan nya menjawab pertanyaan dari Viera, Varo malah balik bertanya padanya.

"Gue sakit kepala, makanya gue acak-acak ni semua ruangan yang ada disini" jawabnya cuek dan melepasakan cengkraman tangan Varo.

"Aku kira kamu mau bunuh diri dan ninggalin aku lagi" ucap Varo yang langsung memeluk tubuh mungil Viera dan itu membuat Viera meronta-ronta dan menginjak kaki Varo cukup kencang.

Varo hanya melepasakan pelukan nya saja dan menatap tajam pada Viera. Sedangkan yang ditatap tidak kalah tajam lagi menatap balik padanya.

"Apa? Mau marah sama gue? Gue heran sama loe, kenapa loe selalu ngulang-ngulang kata-kata loe yang ninggalin loe lagi. Maksud loe apa? Gue akan kagak kenal sama loe" tanya Viera sambil berkacak pinggang dihadapan Varo.

Membuat semua bodyguard yang tidak jauh dari sana berfikir jika hanya wanita ini yang paling berani dan bar-bar dihadapan Varo. Karena selama ini tidak ada yang berani padanya, jangankan mengatakan kata-kata kasar. Menatap matanya saja tidak ada yang berani.

"Benarkah kamu tidak mengingat ku? Bukankah kita ini saling mencintai dan juga saling memiliki satu sama lain. Kenapa kamu malah balik bertanya padaku sweetie?" jawab Varo yang mendekatinya dan mengusap pipi Viera dengan jari telunjuknya.

"Mimpi loe! Gue saja baru liat loe lagi setelah kejadian loe dorong gue dijalan. Sejak kapan cinya-cintaan sama loe? Ngarep" ucap Viera yang menunjuk wajah Varo dengan tatapan nyalangnya pada Varo.

"Jika kamu berani mengatakan itu lagi padaku, bukan hanya kamu yang aku kurung dan bahkan lebih dari itu. Adik kesayangan kamu, siapa namanya? Emm, Xaqer. Ya, Xaqer dia akan ku buat lebih parah dari yang kau bayangkan" ucap Varo yang menagatakan nya dengan senyuman mengerikan nya pada Viera.

"Loe jangan macam-macam padanya! Jika loe berani menyentuhnya walau hanya seujung kuku saja. Gue bisa melakukan apapun yang tidak akan bisa loe bayangkan seumur hidup loe!" ucap Viera yang malah membuat Varo semakin senang dengan sikap Viera yang tidak ada takut-takutnya pada dirinya. Bahkan berbicara padanya dengan berteriak juga.

"Kita lihat saja nanti, jika kamu menjadi gadis baik dan penurut. Maka aku bisa jamin, adik kamu itu tidak akan terluka dan bisa jadi akan sekolah dengan baik dan bisa melanjutkan pendidikan nya kejenjang yang lebih tinggi lagi. Jadi semuanya adalah didalam tangan kamu sweetie, jadi, jangan membuat ku kesal apa lagi marah padamu" ucap Varo sambil berbisik dan mendekatkan wajahnya pada wajah Viera saat mengatakan nya.

"Dasar gila" ucap Viera yang mendorong Varo dengan kencang dan menjauhkan darinya.

"I know" jawab Varo dengan santainya dan menyimpan kedua tangan nya pada kedua kantung celananya dan berpose seperti model terkenal.

"Sekarang makan dan habiskan. Ini buatan Ibuku, jadi jangan pernah membuangnya. Jika kau berani, maka jari-jari mu yang cantik ini akan hilang satu" ucapnya sambil menyerahkan kotak bekal yang sudah masuk dalam tempat sampah oleh Viera.

"Tapi, ini dari tempat samapah. Gue nggak mau memakan nya" ucap Viera yang menolak keinginan dari Varo.

Tanpa banyak bicara lagi Varo langsung menyuapkan satu potongan besar sandwich pada Viera. Dan Viera tengilnya menolaknya dengan menutup rapat mulutnya. Bukan Varo jika tidak bisa membuat Viera memakan nya dan menelan nya hingga habis.

"Makan dan habiskan" ucap Varo dengan sangat dingin dan dia segera meninggalkan Viera yang menangis kesakitan, karena dia dipaksa membuka mulutnya dan bahkan kedua pipinya membiru karena dicengkram kuat oleh Varo.

"Hiks... Hiks... Hiks... Siapa dia sebenarnya? Kenapa dia kadang kasar dan kadang baik juga lembut. Ya Allah, tolong hamba. Hamba ingin pulang" ucap Viera yang menekuk lututnya dan memeluknya sambil menangis sesegukan didalam ruangan yang sangat berantakan.

"Aku takut Ya Allah, dia seperti iblis berwujud manusia. Kenapa Engkau mempertemukan ku dengan nya Ya Allah? Aku tidak bisa seperti ini" gumamnya lagi dan dia semakin erat memeluk lututnya, dia juga menenggelamkan wajahnya didalam lututnya sendiri sambil terus menangis pilu.

"Nona, sebaiknya anda menurut saja dengan apa yang dikatakan dan diperintahkan oleh Tuan Muda V, karena jika anda melawan dan bersikap keras juga. Anda akan seperti ini, jadi bersabarlah Nona" ucap seorang wanita paruh baya yang entah datang dari mana.

Seluruh ruangan juga sudah bersih dari barang-barang yang Viera berantakan dan juga sandwich yang dimuntahkan oleh Viera juga sudah bersih tak bersisa lagi dilantai. Semuanya sudah rapih seperti sebelumnya.

Viera hanya diam dan menatap pada wanita paruh baya tersebut, bahkan dia masih sesegukan dan menangis dalam diam. Dia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya duduk, mungkin sudah berjam-jam dia disana. Tapi dia tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh wanita paruh baya tersebut.

"Nona, sebaiknya anda bersihkan dulu tubuh Nona. Saya akan membantu anda untuk bersiap makan malam dengan Tuan Muda" ucap wanita paruh baya tersebut yang ternyata pelayan disana dan mungkin sudah sangat lama bekerja disini. Karena dia sudah sangat mengenal Varo dengan baik.

"Aku tidak perduli" jawab Viera yang masih duduk dan memeluk lututnya.

"Nona, tolong jangan membuat Tuan Muda semakin marah lagi. Saya tidak mungkin bisa menolong Nona jika Nona tidak menurut, ayo Nona, saya bantu anda bersiap" ucap pelayan tersebut yang terus membujuk Viera.

"Aku bilang aku tidak mau. Biarkan saja dia mau apa. Aku tidak perduli, lebih baik anda pergi saja dan jangan pernah mendekati ku" ucap Viera yang mengatakan nya dengan sangat tegas dan juga tidak ingin dibantah.

"Tapi Nona. Baiklah, saya akan pergi dari sini, tapi dalam waktu tiga puluh menit anda harus sudah siap. Karena Tuan Muda tidak mau jika semuanya terlambat, walau hanya satu detik saja. Saya permisi Nona" ucap pelayan tersebut yang segera pergi dari sana.

Karena mereka bekerja disana hanya jika Varo tidak ada didalam apartment mewahnya, jika ada yang melanggar maka mereka bukan hanya akan mendapatkan kemarahan Varo saja. Bahkan mereka mendapatkan hukuman yang sangat berat untuk mereka.

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

💪💪viera🤗🤗 biarkn dia jd bucin🤭🤭

2023-08-07

1

Ney Maniez

Ney Maniez

gitu ya klo terobsesi😲😲🙄🙄

2023-08-07

1

🍒⃞⃟🦅🥑⃟PUYO𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ

🍒⃞⃟🦅🥑⃟PUYO𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ

main clik² ha tuh, org yg trobsesi lbh bhya sihh😒

2023-08-06

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!