BAB 4

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Alice saat ini berada di Toilet. Ia saat ini sedang menatap dirinya di depan sebuah kaca besar.

"Padahal gue pengen hidup tenang."

"Tenang?" Ucap seseorang yang tiba-tiba keluar dari wc toilet.

"Nova?"

"Kenapa?" Tanya perempuan tersebut lalu ia menarik kuat rambut Alice.

"Nova gue mohon, kenapa lu sebegitu benci nya sama gue? Padahal dulu kan kita teman? Kenapa lu sekarang kayak gini ke gue?"

"Teman?" Perempuan itu tersenyum menyejek.

"Semua itu gara-gara lu cewek baj*ngan," ucap perempuan tersebut lalu ia menambah tenaga tangannya dan membuat Alice sangat kesakitan.

"Kalo aja nyokap lu gak macam-macam sama kakak gue?! Dia gak bakalan jadi seperti sekarang?! Gara-gara dia Kakak gue jadi koma bangs*t!" Teriak Nova.

"Maksud lu apa Nov? Nyokap gue kenapa?" Tanya Alice kebingungan.

"Jangan sok pura-pura gak tau deh?! Gue tau sebenarnya lu itu pembohong kan?!"

"G–Gue gak paham maksud lu apa Nova?!"

Karena merasa kesal akhirnya Nova menghempaskan tubuh Alice sampai tubuh nya menghantap batas pencuci tangan.

"Gue masih belum puas buat lu menderita?! Gue bakal buat lu menderita lebih jauh lagi, ingat itu?!" Ujar perempuan tersebut lalu ia pergi keluar meninggalkan Alice yang saat ini terduduk di lantai.

"Maksud nya apa ya? Apa hubungan Mama sama Kakak nya Nova?"

"Kakak nya Nova koma? Gara-gara Mama?"

Dirinya sakit kepala memikirkan apa yang dimaksud oleh teman lama nya tersebut, dan saat ia ingin berdiri ada seseorang yang mengatakan sesuatu kepada dirinya.

"Kamu lumayan mirip sama orang itu," ujar seseorang yang tidak diketahui siapa orang tersebut karena orang itu menggunakan penutup kepala.

"Siapa lu?!" Tanya Alice panik. Orang tersebut keluar dari toilet tampa menjawab pertanyaan Alice.

Perempuan tersebut menghela nafas pelan.

"Maksud orang itu apaan ya??"

 

Setelah dari toilet, Alice memutuskan untuk kembali ke kelas, karena jam istirahat sebentar lagi telah usai.

Perempuan saat ini telah berada di dalam kelas ia memutuskan untuk kembali duduk di kursi nya lalu menaruh kepala nya di meja karena kepala nya sangat pusing, baru aja masuk sekolah ada aja kejadian yang membuat dirinya kepikiran.

Padahal ia ingin tenang selama sekolah tapi kenapa situasi nya jadi rumit gini, entahlah dia tidak mau memikirkan nya lagi, yang saat ini ingin lakukan adalah tidur sejenak karena katanya jam pelajaran sedang kosong jadi ia memutuskan untuk tidur.

Di saat is ingin menutup matanya, ada seseorang yang tiba-tiba menepuk kuat pundak Alice sampai membuat nya terkejud.

*Huhh

"Siapa?!"

"Sorry Alice ... maap ganggu tidur nya," ucap Keyna cengengesan.

"Gapapa," ujar Alice saat ia ingin melanjutkan tidur, dirinya di tahan lagi oleh Keyna.

"Kenapa lagi?" Tanya Alice.

"Tentang yang tadi, lu gapapa?"

"Gue gapapa,"

"Alice. Kita kan sudah jadi teman, sekali-sekali jujur ya sama gue walaupun gue baru aja jadi teman lu,"

"Makasih Key. Tapi gue baik-baik aja, jadi gak usah khawatir, gue cuman sakit kepala doang,"

"Ya sudah deh, nanti pulang bareng gue aja ya? kan nanti lu mau ke rumah gue,"

"Iya," jawab Alice lalu ia pun melanjutkan tidur nya yang tertunda barusan.

"Dia tidur?" Tanya Aksa ke Keyna.

"Iya dia tidur, tapi btw Aksa, dia Alice yang itu bukan?"

"Iya dia Alice yang itu,"

"Kayaknya ini yang namanya takdir ya, padahal lu selama ini cari dia, ternyata dia muncul sendiri dihadapan lu, tapi dia kenalin lu gak?" Tanya Keyna.

"Kayaknya dia lupa,"

"Jadi gimana? mau lu kasi tau?"

"Sementara biarin aja, situasi sekarang lagi gak tepat buat kasi tau dia."

Keyna yang mendengar ucapan lelaki tersebut hanya mengangguk paham, lalu ia kembali menghadap ke depan dan berbicara dengan teman sebangku nya.

 

"Alice? Alice? Ayo bangun sekolah, udah jam segini ini loh ... nanti yang ada kamu telat sekolah nya," ujar pria paruh baya yang sedang membangunkan seorang Anak kecil yang sedang tertidur dengan lelap di atas kasur nya.

"A–Ayah? Selamat pagi," ujar Perempuan kecil tersebut lalu bangun dari tidur nya sambil mengucek matanya.

"Ayo bangun mandi, habis itu sarapan, habis itu kita berangkat sekolah oke!"

"O–Oke!"

Perempuan kecil itu menunju ke kamar mandi nya. Setelah selesai ia pun turun untuk mendatangi Ayah nya.

Saat ia perlahan menuruni anak tangga, dari kejauhan ia seperti melihat seseorang yang sedang terbaring lemas di lantai.

Alice kecil yang penasaran pun segera mendatangi orang tergeletak di lantai tersebut.

"Ayah? Ayah ngapain tiduran di lantai? Terus kenapa baju Ayah ada merah-merah nya?" Tanya Alice kecil bingung.

"Alice ... maafin Ayah, k-karena Ayah gak bisa jagain Alice sampe dewasa," ujar sang Ayah yang perut nya saat ini terus menerus mengeluarkan darah segar.

"Maksud Ayah apa ya? Alice gak paham? Ayah ngapain tiduran di lantai? Ayok antar Alice sekolah sekarang,"

"Sepertinya A–Ayah mulai sekarang gak bisa antar Alice sekolah lagi," Ujar sang Ayah yang saat ini nafas nya sudah mulai naik turun.

"Kenapa Ayah gak bisa antar Alice lagi?"

Saat Ayah nya ingin menjawab anak nya tersebut tiba-tiba saja ada yang mendorong Alice kecil sampai dirinya terjatuh.

"Kamu?! Kamu apain Ayah kamu sampai dia berdarah gini Alice?!?! kamu bunuh Ayah kamu sendiri?!?! Anak bi*dap?! m*ti aja kamu sana?!" Teriak Mama Alice sambil menjambak kuat rambut Alice lalu tubuh kecil nya di hantam ke arah dinding sampai membuat dirinya pingsan.

 

"Alice? Alice?!" Panggil Keyna yang berusaha membangunkan teman nya itu.

Alice terbangun sambil mengucek mata nya dan berusaha untuk bangun karena dirinya masih mengantuk. "Ah iya? Kenapa?"

"Mau sampai kapan lu tidur? Lu mau nginep di sekolah apa?" Tanya Keyna.

"Gak mau, emang sudah pulangan ya?" Tanya Alice yang saat ini berusaha untuk membuka matanya.

"Sudah setengah jam sejak pulangan tapi lu nya aja dari tadi susah dibangunin,"

"Ah ... gitu ya. Kalo gitu ayok pulang," ujar perempuan tersebut lalu ia berdiri dari kursi nya. Tetapi aaat ia jalan tampa sadar dirinya menabrak seseorang yang berada di depan nya.

"Cuci muka lu dulu baru jalan," ujar Aksa.

"Siapa? Oh Aksa, kalo gitu siap. Gue bakal cuci ... muka," jawab Alice lalu ia berjalan sempoyongan sesekali ia menabrak dinding beberapa kali.

Aksa yang melihat kejadian itu. Tertawa kecil akibat tingkah laku perempuan itu.

"Bahaya emang tuh anak satu, bisa-bisa dia gak sadar kalo dia jatuh ke tong sampah," ujar Keyna lalu ia pun pergi menyusul teman nya tersebut yang saat ini seperti sedang mengalami mabuk berat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!