...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Sebelum gue cerita tentang hal itu, gue boleh tanya?"
"Apa?"
"Lu sekolah dimana?"
"Di SMA PGRI"
"Gak mau pindah ke sekolah gue? Di Williams High School?"
"Ngapain pindah ke sana?"
"Walaupun mereka gak tau kalo lu menyaksikan kejadian itu. Tapi tetap aja, mungkin hidup lu bakal gak aman,"
"Mau aman atau gak. Menurut gue gak ada tempat yang aman di dunia ini," ujar nya.
"Gue bakal cerita tentang rahasia acara ini ke lu, tapi lu harus siap,"
"Harus siap?" Tanya Alice bingung.
"Mungkin kejadian tadi, juga ada sangkut paut nya dengan Mama lu," ujar Sanja.
"Maksud lu? Mama gue?"
"Lu gak kepo kenapa dalam 1 bulan tempat ini selalu adain acara sebanyak 3 kali?"
"Gue gak kepo sama acara ginian, soalnya kebiasaan gue selama datang ke acara ini cuman jalan-jalan sama makan doang,"
"Oh ... kalo gitu sekarang gue bakal cerita. Jadi tempat ini tuh sebenarnya ..."
"ALICE!!" Ucapan Pria itu terpotong. Karena ada seseorang yang memanggil Alice.
"Kayak nya lain kali aja cerita nya ya, gue di cariin,"
"Oke. Kalo gitu sampai jumpa," Alice hanya menganggukan kepala nya. Lalu ia pergi meninggalkan pria itu sendirian di taman.
"Apa gue pindahin dia ke sekolah gue aja ya?" Guman nya. Lalu ia pun pergi dari taman itu juga.
Saat taman itu sudah kosong. Seorang Pria keluar dari persembuyian nya, karena sedari tadi ia sudah menguping pembicaraan antar 2 orang itu.
"Yang satu namanya Alice dan satu nya lagi Sanja,"
"Gimana ini tuan?"
"Gapapa. Kalo Perempuan itu pasti mudah nyingkirkan dia, tapi tidak dengan laki-laki itu,"
"Untuk sementara kamu awasin Perempuan itu. Kalo yang laki-laki itu biar jadi urusan saya,"
"Baik tuan."
...----------------...
"Kamu dari mana aja tadi?" Tanya Mama nya.
"Cari udara segar aja Mah,"
"Cepat samperin dia. Dia cariin kamu,"
"Ngapain dia cariin Alice Mah?"
"Ke sana sekarang," Tekan Mama nya. Lalu perempuan itu pun nurut dan mendatangi orang yang di maksud oleh Mama nya itu.
"Kenapa Om?"
"Mulai minggu depan saya akan menikahi Mama kamu," ujar orang itu lalu Mama Alice datang menghampiri mereka.
"Maksudnya apaan ini Mah?"
"Kamu gak dengar apa yang di katakan calon Papa kamu?"
"Gak Mah. Alice gak mau dia jadi Papa Alice! Dia itu jahat Mah! Gak sudi sama modelan orang aneh kayak gini,"
"Mulut kamu gak bisa di jaga Alice? Kamu emang setiap hari emang harus di beri pelajaran,"
"Seterah Mama! Alice gak peduli!" Perempuan itu pun pergi meninggalkan Mama nya yang saat ini sedang mengomeli dirinya.
Alice saat ini telah berada di luar gedung acara tersebut, ia tidak tau harus kemana jadi dia hanya terus berjalan tampa tau arah pulang.
Sesaat ia mengingat kejadian yang pernah ia alami dulu waktu ia kecil, dimana keluarga nya masih lengkap walaupun sebenarnya ia tau Mama nya tidak mencintai Ayah nya.
Semenjak kejadian Ayah nya meninggal, Mama nya mulai memperlihatkan sifat aslinya, apapun yang membuat dirinya kesal pasti selalu dilampiaskan ke dirinya, bahkan hal kecil pun dia melampiaskan nya ke Alice kecil sampai ia menginjak usia sekarang.
Perempuan itu menghela nafas pelan. Dirinya terlalu lelah sama apa yang ia alami selama ini.
Walaupun terlalu sering ia di siksa oleh Mama nya itu. Tetapi tidak membuat nya membenci Mama nya tersebut, karena bagaimanapun juga kalo bukan berkat Mama nya. Dia gak mungkin ada di dunia ini.
Perempuan itu terus berjalan menyelusuri jalanan yang berada di sekitaran gedung acara. Karena terlalu asik dengan pikiran nya sendiri, sampai membuat ia tidak sadar ada seseorang yang sedang mengikuti nya dari belakang.
Karena sedang fokus dengan isi pikiran nya sendiri. Sampai ia tidak sadar bahwa kaki nya tersandung oleh lonjakan dan membuat nya terjatuh.
"Lu gapapa?" Tanya seorang Pria yang tiba-tiba muncul di hadapan nya.
"Gue gapapa," ujar Alice. Lalu ia berdiri dan melihat siapa yang berada di depan nya saat ini.
"Siapa?" Tanya Alice.
Lelaki itu hanya diam tak menjawab pertanyaan Alice.
"Oh ... kalo gitu gue duluan ya," ujar nya. Lalu tangan nya di tahan oleh pria tersebut.
"Kenapa?"
"Mending lu balik ke gedung sekarang," pinta nya.
"Kenapa? Emang lu siapa? Kok ngatur gue?"
"Nanti juga lu tau," ujar pria itu.
"Ya seterah lu,"
"Nurut sama gue. Mending lu balik ke gedung sekarang,"
"Emang ada apaan?"
"Nurut aja sama gue,"
"Oke." Perempuan tersebut langsung menuruti apa yang di katakan Pria tersebut. Aneh, bisa-bisa nya dia nurut sama orang yang gak dia kenal.
...----------------...
Alice saat ini telah sampai di rumah bersama dengan Mama nya.
"Kamu ke ruangan kerja Mama sekarang." ujar Mama nya. Lalu ia turun duluan dan masuk ke rumah lalu di susul Alice dari belakang.
Saat ini Alice telah berada di ruangan kerja Mama nya, ia sudah bersiap untuk di hajar oleh Mama nya tersebut.
"Pertama saya tanya. Kenapa kamu ngomong kayak gitu sama calon Ayah kamu?"
"Dia bukan Ayah Alice Mah,"
"Dia calon Ayah kamu,"
"Alice gak mau," Alice tetap bersikeras menolak nya, karena Mama nya merasa kesal akhirnya rambut anak nya di tarik dengan kuat.
"Kalo kamu gak suka sama dia ... setidaknya itu mulut keluarkan kata-kata kebohongan aja!! Jangan seenaknya kamu ngatain dia hal yang seharusnya gak dia dengar! Anak kurang ajar," ujar Mama nya lalu meninggikan suara nya. Dan anak nya di tampar beberapa kali sampai terdengar suara tamparan nya itu.
Perlakuan Mama nya terhadap dirinya sudah terbiasa baginya, jadi ia tidak perlu kaget terhadap perilaku Mama nya itu.
Dia hanya perlu berjaga agar obat nya tidak habis, karena obat itu buat dirinya jika ada bagian tubuh nya terluka akibat dipukul oleh Mama nya.
"Kamu pergi dari hadapan saya, sekarang! saya gak suka liat wajah menjijikan ini!" Ujar Mama Alice lalu perempuan tersebut pergi keluar dan menuju ke kamar nya.
"Kenapa? Kenapa Ayah tinggalin Alice?"
"Ayah ...."
"Alice kangen Ayah ...."
"A–Ayah."
Dia emang tau bahwa Ayah nya telah meninggal, tetapi ia tidak ingat penyebab Ayah nya meninggal.
Perempuan tersebut menangis di atas kasur nya. Yang ia lakukan saat ini hanya menangis dan menangis.
Dada nya terasa sangat sakit. Seperti ada sesuatu benda tajam yang menusuk dada nya saat ini, ia tidak harus bagaimana lagi, ia menangis bukan karena selalu di siksa oleh Mama nya. Melainkan kenapa Mama nya tidak mencintai nya?
Selama ia sekolah atau di saat dirinya sedang berjalan-jalan, terkadang ia melihat anak-anak lain yang sedang bercanda gurau dengan Mama mereka.
Ia bohong kalo dirinya tidak iri, tapi takdir sudah berkehendak. Mama nya sedari dulu sudah tidak mencintai nya lagi.
Perempuan itu selalu bertanya kenapa Mama nya membenci nya? Jika dia membenci Alice, kenapa sejak dulu dia merawat dirinya sampai sekarang? Seharusnya dia dibuang bukan di rawat.
Dia merasakan nafas nya naik turun. Dada nya terasa sakit, dan begitupun dengan hati nya.
Bagaimana cara agar rasa sakit ini tidak terulang lagi?
Alice tau bukan dirinya saja yang menderita di dunia. Makanya sampai sekarang dia masih bertahan walaupun dirinya selalu mengalami rasa sakit yang sungguh menyakitkan.
Ia tidak mempunyai seseorang yang bisa dijadikan tempat untuk kembali, Alice hanya sendirian.
Teman? Dirinya tidak punya hal semacam itu selama ia hidup.
Tidak. Lebih tepat nya ia pernah mempunyai nya, tetapi sirna begitu saja, karena kesalahpahaman itu sendiri. Yaitu kebohongan.
Mau sekeras apapun kamu membela dirimu sendiri, itu akan percuma. Marena mereka hanya percaya apa yang terjadi depan mata mereka aja, mereka tidak akan mau melihat kebenaran yang sebenarnya.
Di dunia ini hal yang patut kita waspadai itu adalah lidah kita sendiri gak ada yang lain.
"Besok hari selasa ya ..." guman nya. Lalu perlahan ia menutup kedua mata nya dan ia pun tertidur dengan pulas.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments