Chapter 2 - MLMH

Sembilan tahun kemudian...

Dihalaman luas berumput hijau, sebuah acara pernikahan di adakan dengan mewah. Sebagian besar tamu undangan yang hadir adalah pengusaha sukses, selebriti dan pejabat dari kalangan kelas atas.

Pernikahan itu menjadi pernikahan bisnis, dimana calon pewaris grup madison akan di perkenalkan setelah akad pernikahan itu.

Para undangan menunggu sosok pengantin yang akan tampil di depan panggung. Penghulu, saksi dan wali sudah menunggu di sana.

Setengah jam telah berlalu dari waktu yang di tetapkan, pengantin belum juga muncul. Pergunjingan pun tersebar bahawa pernikahan batal karena sang pengantin wanita telah kabur.

Sementara itu, dihalaman belakang cotage resort milik keluarga Madison. Alea terlihat sedang berjalan dengan susah payah karena berat baju dan mahkota yang ia kenakan saat itu. Tangan kanannya berusaha menarik gaun ekor panjang kebayanya, sedangkan tangan kiri Alea sedang mengangkat sebuah bangku kayu berkaki panjang. Ia meletakkan bangku tersebut didekat tembok tinggi di bagian belakang resort.

Ia kemudian mulai naik di atas bangku tersebut, ia mencoba memanjat tembok itu dengan segala cara. Kedua tangannya berusaha menarik dahan pohon tak jauh dari tempat ia berjinjit.

"Ada yang bisa saya bantu?" Suara seorang pria dari arah belakang.

"Kamu nggak lihat aku sedang kesulitan menarik dahan itu? Cepat bantu carikan kayu," perintah Alea dengan kesal, karena tumpukan permata pada bajunya tersangkut membuat ia tak bisa naik lebih tinggi lagi ia bahkan mulai kesulitan menopang tubuhnya sendiri.

"Kamu akan melarikan diri. Untuk apa aku membantu mu," jawab pria itu.

Karena kesal Alea pun turun dari bangku itu.

"Kata siapa aku akan melarikan diri?" tanyanya menantang pria asing itu.

"Jadi kalau bukan untuk kabur, ngapain kamu panjat tembok setinggi itu?"

"Aku nggak boleh melihat acara pernikahan ku sendiri? Dasar sok tau!" gerutu Alea kemudian kembali naik ke atas bangku setelah membetulkan posisi bangku.

"Acara nya bukan di sebelah situ."

Dari atas bangku Alea berbalik menatap pria itu.

"Jadi?"

Pria asing itu menujuk tembok tinggi di sebelah kanan.

"Bener kamu nggak bohong?" tanya Alea waspada.

"Sumpah," jawab singkat pria itu.

Alea turun dari bangku kemudian memindahkan bangku itu ke sisi tembok sebelah kanan.

"Aku ingin tau seperti apa tampangnya. Dia botak? Gendut? Atau lumpuh?" gumam Alea kemudian kembali menaiki bangku yang telah di atur posisinya dengan sempurna.

"Siapa yang botak?" tanya pria itu.

"Tentu saja calon suamiku. Siapa lagi?" sahut Alea jutek karena pria asing itu banyak tanya.

"Bantu aku, ambilkan batu atau apa saja biar aku bisa melihat kesana," perintah Alea.

Pria itu bergegas mencari batu atau apa saja di sekitar situ untuk membantu Alea.

Sesaat kemudian ia kembali dengan empat batu bata di tangannya. Ia menyusun bata itu di atas bangku untuk mempermudah Alea melihat ke luar.

"Kamu kenal Nick? Ia memakai pakaian apa?" tanya Alea sambil mencari cari di keramaian.

"Jas berwarna abu abu," jawab pria asing itu.

"Yang gendut itu?" Alea menujuk ke arah luar tembok. "Atau yang berwok itu?" tunjuknya lagi.

Saat itu Alea melihat pria pria berbadan tegap sedang di briefing.

"Ada malasalah apa? Kenapa banyak pengawal?" tanyanya.

"Tentu saja banyak pengawal, pengantinnya berencana kabur," jawab pria itu slengean.

"Nick? Dia kabur?" pekik Alea kaget.

"Cih Nick kabur? Untuk apa?" tanya pria itu kemudian menjulurkan tangannya untuk membantu Alea turun. "Jangan buang buang waktu disini, kamu sudah terlambat setengah jam!"

"Nick nya saja sudah kabur, ngapain aku ke sana. Dia pasti sama sepertiku, menikahi orang yang tidak pernah dilihat sebelumnya pasti kesal," ujar Alea cemberut sembari membenarkan bajunya.

Sejenak perasaan Nick tersentil, ia kasihan dengan Alea. Bela belain memanjat tembok hanya untuk melihat dirinya.

"Non Alea."

"Non Alea," teriak seorang wanita dari arah cotage.

"Andin, aku disini," sahut Alea melambai kepada Andin.

"Non, semua orang sedang mencari nona. Semua orang mengira nona kabur, nyonya Miranda mengutus pasukan khusus untuk menangkap nona," ucap andin sambil membersihkan baju Alea dari dedaunan dan ranting.

"Hah pasukan khusus?" Alea sedikit kaget.

"Aku bilang juga apa," gumam pria asing itu.

"Kamu siapa, jangan bilang kamu yang menyebarkan gosip nona Alea kabur," seloroh Andin pada pria berjas abu abu itu.

"Aku Nick," jawab pria itu.

"Nick? Cih," desis Andin. "Kalau kamu Nick berarti aku nyonya Miranda." Andin tentu tak percaya ucapan pria itu.

"Ayo non, kita harus ke tempat acaranya sekarang. Penghulu sudah menunggu nona." Andin membantu Alea memegang bajunya kemudian berjalan cepat pergi dari situ.

"Kalau dia Nick, berarti aku ketiban durian runtuh dong?!" ucap Alea pelan.

"Ketiban durian maksudnya beruntung atau sial non?" tanya Andin.

"Beruntung. Pria itu ganteng," bisik Alea sambil terus berlalu.

"Ketiban durian bukannya sial? durinya tajam non," balas Andin.

"Iya juga, ketiban durian runtuh maksudnya beruntung apa sial ya," Alea kembali bertanya.

"Hihihi," kedua wanita itu tertawa bersama.

"Sudah sudah cepat non, sebelum nona di jemput paksa oleh pasukan khusus."

"Hmm masa iya menjemput pengantin dengan pasukan khusus, emang aku penjahat?"

Nick tersenyum mendengar percakapan dua wanita itu. Percakapan ringan mereka membuat ia merasa rileks sejenak. Setelah seharian tegang akhirnya Nick bisa tersenyum hari itu. Nick pun memutuskan untuk berbelok arah, ia harus terlebih dahulu menghadap sang penghulu dan menunggu Alea di sana.

Selang beberapa saat Alea ditemani Andin berjalan memasuki tenda. Suasana yang tadinya sempat tegang karena mengira Alea kabur akhirnya kembali tenang.

Alea di giring pengarah acara untuk duduk di atas sebuah permadani tepatnya di samping Nick.

Matanya mendelik menatap sosok Nick, pria berjas abu abu di belakang cotage tadi benar benar adalah Nick

Alea duduk dengan anggun dan penuh wibawa, laksana gadis dari kalangan kelas atas ia terlihat begitu cantik dan berkelas.

Ijabkabul berlangsung khidmad, Alea dinyatakan sah sebagai istri Nick.

Alea mencium punggung tangan Nick, Nick pun membalas mencium pipinya seraya berbisik.

"Selamat kamu ketiban durian runtuh."

Alea menuduk malu. Percakapannya bersama Andin ternyata didengar oleh Nick.

Nick kemudian memegang tangan Alea keluar dari tenda. Miranda membawa mereka menuju outdor tempat digelarnya resepsi pernikahan untuk diperkenalkan kepada setiap tamu undangan.

Ditengah riuh dan ramainya suasana pesta, perhatian Alea berkali kali tertuju pada Nick. Ia terlihat begitu tampan, sangat jauh dari bayangan Alea sebelumnya membuat mata Alea tak bisa berhenti berpaling darinya.

"Nick," bisik Alea.

Nick mendekatkan wajahnya didekat Alea.

"Ya."

"Masih lama gak? Aku nggak nyaman, mahkotanya dan bajunya berat banget," ujar Alea.

"Baru separuh tamu, setelah ini kita masih harus berfoto dengan media," jawab Nick

Mungkin bagi sebagian orang, menikah itu adalah hal yang paling membahagiakan. Namun nyatanya tidak dengan Nick dan Alea. Mereka harus tersenyum palsu di hadapan semua orang dan beracting selayak pasangan paling bahagia di muka bumi. Karena sejak hari itu, seluruh dunia akan tau siapa the next CEO madison grup. Sebuah perusahan bonafit nomor satu di asia. Perusahan konstruksi nomor satu dan pemilik dari beberapa pusat perbelanjaan dan perhotelan di negri ini. Alea dan Nick harus mejaga image mereka di hadapan publik.

.

.

.

Next

*(Tinggalkan jejak like dan komentarnya ya **😊)*

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!