Bab 2

"Aku gak akan biarin kamu jalanin rencana kamu dengan bebas ini Valerie!"

Setelah puas menatap bingkai foto keluarganya, Chika kembali meletakkan bingkai foto itu di nakas nya, lalu ia menaiki ranjangnya untuk memasuki alam mimpinya.

**********

Saat sore menjelang malam, Chika terbangun dari tidur siangnya. Ia terbangun karena telepon yang terus menerus mengusik tidurnya. Ternyata orang yang sedari tadi menelepon Chika adalah Kak Shinta, pelatih taekwondo Chika.

Chika baru teringat kalau tadi ia meminta Kak Shinta melatihnya hari ini. Tapi karena kelelahan usai pulang sekolah tadi, Chika malah tertidur pulas dan hampir melupakan janjinya dengan Kak Shinta. Untung saja Kak Shinta terus menghubungi Chika.

Chika mengganti baju santainya dengan pakaian khas taekwondo yang biasa Chika gunakan ketika Chika berlatih.

Saat merasa sudah rapi, Chika menuruni anak tangga dengan tergesa karena Kak Shinta mengatakan dia sudah menunggu Chika di taman biasa yang digunakan Chika untuk berlatih.

"Kak Shinta udah nunggu kamu di taman biasa, sayang."

Suara itu membuat langkah Chika terhenti saat ia masih menuruni tangga. Chika langsung memutar bola matanya. Seolah tak perduli dengan ucapan wanita yang masuk dalam daftar nama orang yang paling di benci olehnya.

Chika melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan perkataan Valerie bahkan melirik pun ia tak ingin.

"Chika apa kamu nggak dengar apa yang dibilang Valerie? Dia itu hanya memberi tau kamu. Bukannya bilang terimakasih"

Cerca Dharma, saat Mellihat Chika yang cuek pada Valerie. Valerie langsung mengisyaratkan Dharma agar tak mempermasalahkan hal ini.

"Nggak perlu kamu kasih tau. Aku juga udah tau kali."

Jawab Chika menatap Valerie dengan tatapan sinis nya.

"CHIKA!"

Sentak Dharma yang kembali dibuat emosi dengan kelakuan anak semata wayangnya. Valerie kembali menahan Dharma agar tak kasar pada Chika.

"Apa?! Mau marah lagi?! Iya?! Silakan! Tapi aku nggak akan pernah dengerin lagi semua ucapan papa. Terserah papa mau ngomong apa?! Aku nggak peduli!!"

Ucap Chika dengan menekankan dua kata terakhir sembari menatap papanya dengan angkuh.

Setelah itu, ia melenggang pergi meninggalkan papanya dan Valerie yang masih terdiam mematung.

"Kakakk"

Pekik Chika saat melihat Kak Shinta sedang berkacak pinggang. Chika yang mengerti alasan Sinta berkacak pinggang dan menatap tajam hanya menyengir tanpa dosa.

"Aku tau aku telat hehe"

Ucap Chika yang menyadari kesalahannya dengan terkekeh.

"Lain kali lebih disiplin. Okey?"

Tanya Shinta yang dibalas anggukan patuh oleh Chika.

"Ternyata aku bisa juga ya menaklukkan singa betina di SMA puri kencana yang terkenal judesnya." Goda Shinta yang membuat Chika menatapnya tajam tak terima.

"Enak aja aku dibilang singa betina ih"

Chika merajuk sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Shinta terkekeh melihat sikap Chika yang aneh tapi menggemaskan.

"Bercanda Chika sayangku. Ya udah kita mulai latihan ya"

*********

Chika berlatih dengan serius di taman belakang rumahnya sesuai dengan arahan yang shintaa berikan untuknya.

Semangat! Hanya dengan semangat yang Chika miliki, Chika bisa menjadi seorang perempuan yang terbilang sangat mampu berolahraga taekwondo yang mungkin kurang diminati oleh kebanyakan kaum hawa. Dengan semangat yang Chika miliki, ia berhasil mendapatkan jabatan sebagai ketua perempuan taekwondo di SMA Puri Kencana.

Walaupun Chika tak bisa dibilang ahli dalam ilmu akademik, tetapi Chika Sangat ahli dalam ilmu bela diri yang Satu ini. Ia tak mau menggunakan jabatan papanya yang menjadi pemilik sekolah umum untuk mendongkrak popularitas Chika di sekolah ini.

Chika ingin populer dengan prestasi taekwondo yang dia miliki bukan dengan jabatan papanya. Chika memang anak yang sangat rendah hati, meskipun ia memiliki sikap yang sangat jutek dan ketus, tetapi sebenarnya hati Chika sangat lembut. Hanya saja teman-teman Chika tak mengetahui sisi baik yang dimiliki Chika. Mereka hanya menganggap Chika sebagai gadis yang jutek dan manja yang hanya mampu menghamburkan harta kekayaan orangtuanya.

Chika memang memiliki harta yang berlimpah, tetapi tidak dengan kebahagiaan nya. Chika tidak pernah merasakan apa itu artinya kebahagiaan semenjak mamanya, Rosaline pergi meninggalkannya untuk selamanya.

Rosaline adalah kebahagiaan yang sangat Chika jaga agar kebahagiaan itu tidak hilang dari genggamannya. Tetapi Tuhan lebih sayang dengan Rosaline, sehingga Rosaline dipanggil Tuhan kepangkuannya lebih dulu daripadanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!