Gara Gara Burger

"Enggak sengaja selesai nelepon klien, bule kamu masih kenalin aku. Lalu aku bilang nunggu kamu di dalam ruangan ibu kamu, terus dia bilang. Kerja dimana, aku bilang masih di perusahaan yang lama. Enggak tahu kenapa Bule berfikir kamu kerja bareng aku."

"Haduh! Pantes aja."

"Ga apa, aku juga butuh orang. Gimana kalau kamu ngelamar kerja di tempat aku As, tapi enggak ada penolakan lagi, kita ke dokter kenalan keluarga aku. Kamu kan tahu, orangtua aku semua sahabatnya dokter, jadi aku yakin kamu bakal tertarik."

"Ir .. Ta-tapi ..?"

"Enggak ada salahnya, kamu harus yakin. Pertama demi wajah kamu dan sampai mana kelainan yang di bilang dokter kamu itu, bisa saja salah diagnosa kan. Terus, kamu enggak mau ibu kamu sedih khawatirkan putri satu satunya terus kan. Emang kamu enggak berniat balas dendam ..?"

"Dendam ..?" lirih Asna.

Sebenarnya Asna juga kesal atas sikap Arga, dan Febi serta Anita yang membuat hidup Asna benar benar ada di dasar paling bawah, ia tidak pernah sangka Anita yang sering main ke rumahnya, ia mendapat kerja atas bantuan suaminya Arga saat itu, malah merebut suaminya. 'Apa enggak terlalu, jika aku dendam. Tapi mereka bukan saja mempermalukan diriku, tapi hampir membuat ibu Anfal dari sakitnya dahulu yang hingga kini masih berkelanjutan pengobatan dan therapy.' batin Asna bergumam.

"As .. Kok bengong sih?" lirih Irham, menyadarkan.

"Hah, iya .. Aku juga mau deh ke dokter rekomendasi kamu. Tapi .. Kalau uang aku enggak cukup gimana?" tanya Asna.

"Kamu kerja sama aku! Aku carikan posisi yang tepat, nanti kamu bisa bayar cicil ke aku." lirih Irham, yang seolah Asna percaya saja.

"Hem .. Lagi lagi kamu membuat aku harus membalas jasa Ir." balas Asna, namun Irham hanya senyum saja.

Di dalam mobil, perjalanan pun tiba. Irham tak lupa belok ke arah drive true, ia membeli minuman dan dua burger super besar. Tak lupa dengan snack lain untuk dirinya mengganjal perut.

"Kamu beli banyak banget sih Ir .. Beli nasi nya juga sama ayam. Ini sih kamu borong semua menu drive true." gerutu Asna.

"Aku sejak pagi belum makan, mangkanya aku beli burger dan minumnya juga. Ga lucu lah, kalau bos sakit. Bisa bisa mereka makan gaji buta enggak ada aku."

"Hahaha, haduh. Benar benar kalau karyawan tahu kamu perhitungan, gimana tertekannya kalau punya bos enggak mau rugi."

"Eh, rugi enak aja. Namanya bos, itu aturan aku pasti enggak mau rugi lah."

"Aku enggak jadi ah kerja sama bos kaya kamu."

"Eits .. Kamu udah terkontrak beberapa menit lalu, jadi enggak bisa batal kerja dengan aku, di perusahaan aku, dibawah pimpinan aku."

Hahaha ...

Tawa Asna dan Irham pecah, bahkan Irham meminta Asna untuk makan burger, sebab Irham juga tahu pasti Asna juga lapar, sejak dari rumah sakit dan hal lain, belum lihat Asna makan secuil makanan.

Kali ini terlihat Asna yang menggigit burger, dan hal itu membuat Irham juga mengambil burgernya, akan tetapi bersamaan ia menyetir yang membuat mata Asna terbelalak.

"Sini, kamu nyetir aja. Biar aku pegangin burger kamu, bilang dong kalau mau burger, seenggaknya kan bisa berenti dulu. Bahaya in banget deh, nyetir sambil rogoh makanan, buka makanan enggak fokus yang ada kita celaka. Aku enggak mau mati muda ya! Apalagi karena kamu yang mau burger. Jadi biar aku bukain. Kamu fokus nyetir .. Aaa .."

Menoleh meminta Irham buka mulut, dan bodohnya Irham membuka mulut menurut.

Asna meminta Irham membuka mulut, meski kala itu Irham sempat tertawa, dimana Asna yang ia sukai, mulai bawel dan sedikit ceria. Setidaknya inilah yang Irham inginkan, kebersamaan dirinya sejak kecil dahulu, tidak pernah terpisah.

"Sorry. Namanya juga laper, thanks sahabat." senyum Irham pada Asna, yang sesekali ia makan burger miliknya, sesekali menyuapi Irham burger miliknya dengan tangannya.

Tiba saja lampu merah, yang membuat mobil Irham berhenti. Dan tepat Asna memberikan burger dan menoleh lagi, mobil pun benar berhenti. Bahkan tangan Irham sempat memegang tangan Asna tak sengaja saling pandang, karena niatnya ingin mengambil burger miliknya itu di dekat tempat botol minuman sejajar dipertengahan bangku mereka yang suka ada tempat menaruh kotak tisue atau sejenis botol pada umumnya, semua mobil memiliki letak khusus itu bukan.

Gleuk .. Terdiam Asna sedikit canggung.

"Makasih As, sini burgernya. Enggak ada yang dimakan kamu kan, bagus deh. Lampu merah, jadi aku bisa lahap sekali suap ini mah." goda Irham agar suasana tidak canggung.

"His. Dasar cowok rakus .." sebal Asna, yang kembali lurus melihat jalan, namun sesekali menggigit burgernya.

TBC.

Terpopuler

Comments

alisa mayo

alisa mayo

epis

2023-06-16

0

Marleta

Marleta

🤪🤪🤪 aku ingat model gini kaya adegan manis orang pertama bucin

2023-06-16

0

OMAY

OMAY

sejauh ini ngena banget

2023-06-16

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!