Pertolongan Irham

"Bu, ibu .. bertahan ya bu. Ibu harus sembuh dan sadar, jangan tinggalin Asna bu!" sedihnya membuat Irham tak tega.

Hingga sampailah di rumah sakit, dan proses yang tak sebentar membuat Nira, sang ibu dari Asna sudah di pindahkan ke ruangan lain dan telah sadar, meski selang infus menempel pada hidung dan tangannya. Seorang ibu bertanya meski rapih, dan berkata dengan amat pelan menatap putrinya itu yang menyembunyikan kesedihan, hanya karena sakit lamanya.

"Kenapa kamu berbohong nak? Untuk apa kamu sembunyikan kesedihan, kesulitan kamu pada ibu." lirih Nira, yang melihat wajah Asna sangat terpukul, sambil memegang erat tangan sang ibu, yang berbicara tersengal sengal.

Setelah melihat sang ibu hampir anfal fatal, saat berdebat dengan mantan mertuanya. Hampir saja Asna ingin memberi perhitungan pada mereka, jika sang ibu terjadi sesuatu. Alhasil ia membawa sang ibu ke rumah sakit, dan kenyataan tak terduga jantung sang ibu lagi lagi kembali lemah dan perlu di rawat, jika tidak tepat pertolongan. Operasi kedua kalinya pun tidak akan membuat sang pasien selamat. Sebab ibu Nira mempunyai riwayat gagal jantung dan pernah satu kali melakukan operasi ring pada jantungnya untuk bertahan hidup, salah satunya harus selalu happy dan tidak boleh lelah adalah satu cara bu Nira bisa sehat kembali setelah pernah mengalami satu kali operasi.

"Ibu enggak perlu khawatir, Asna akan baik baik saja. Asna sudah lama ingin bercerita tapi belum ada waktu yang tepat, ibu lekas pulih dan jangan pikir bukan bukan ya! Asna bukan mau sembunyi masalah dari ibu, tapi ibu harus selalu happy dan selalu dengar berita yang baik baik. Asna enggak mau ibu kenapa kenapa. Untuk kali ini, maafkan Asna ya bu! Asna gagal dan Asna minta maaf. Ibu jangan pikirkan Asna sedih, Asna bahagia dan senang karena Tuhan sudah membuka mata hati, untuk berpisah adalah hal yang tepat dari sosok Arga. Dia tidak sebaik yang kita pikirkan." senyum Asna mencium tangan sang ibu.

"Bagaimana ibu tidak memikirkan, kamu seperti ini membuat ibu benar benar takut, apa yang terjadi dengan wajah kamu nak?"

"Dokter .. Bilang Asna pasti akan sembuh, Asna akan keluar sebentar ke ruangan dokter dulu ya bu, sebentar Asna pasti kembali lagi."

"Ibu mau kamu pulang ke rumah nak!"

"Ya bu, Asna janji akan pulang ke rumah. Ibu tunggu Asna sebentar ya, ibu harus istirahat dan jangan berpikir bukan bukan. Asna mohon, karena hanya ibu yang Asna miliki!" dan Nira pun menurut kata kata putrinya itu.

Setelah keluar dari ruangan kamar sang ibu, Asna meminta sang bibi ke rumah sakit, dan menjaga sang ibu ketika ia tak ada. Sebab hanya mereka keluarga yang Asna punya, dan hanya bibi bernama Bule yang Asna percayai.

( Bule .. Asna sudah Sherlock lokasi, Asna mohon bantuannya ya! ) telepon begitu saja dalam beberapa menit.

Dan bukan tanpa alasan, kali ini Asna mencoba ke loket administrasi. Disana ia begitu terkejut ketika tagihan sang ibu, senilai 30 juta deposit di awal. Asna melihat surat tagihan itu, dan mencoba melihat saldo internet banking nya, benar benar jauh sekali.

Street .. "Sini kertasnya!"

"Suster, gesek di kartu saya. Tolong seluruh obat juga gesek saja, saya ingin pasien ini di prioritaskan!" lirih Irham, membuat mata Asna membola.

"Irham .. Kamu kenapa masuk kemari, kamu jangan buat aku begini, aku bisa bayar kok."

"Kalau aku tunggu di parkiran lama, lalu kalau kamu bisa bayar kenapa diam lama, aku perhatikan langkah kamu Asna. Jadi jangan canggung, kita sahabat bukan?" senyum Irham, membuat mata Asna berbinar.

"Makasih, kelak aku akan ganti semuanya."

"Baik, jangan sungkan dan akan aku tunggu." lirih Irham, yang kembali mengambil kartu debet nya, lalu berjalan dengan Asna.

Tak sampai disitu, Irham pun meninggalkan Asna ketika suara ponselnya berdering, yang mana Asna jalan lebih dulu, sebab Irham orang sibuk yang mungkin Asna akan sering merepotkannya.

"Sepertinya Irham menggagalkan pertemuan klien, aku harus buat Irham pergi. Jika tidak akan jadi masalah di kemudian hari." gerutunya.

Asna pun kembali ke ruangan sang ibu, dimana ia menunggu bibinya yang datang membawa pakaian kebutuhan sang ibu di rumah sakit, Asna pun memasukan beberapa lembar uang untuk sang bibi yang menjaga kebutuhan sang ibu selagi ia tidak ada.

"Kamu sudah kembali nak?"

"Udah bu, Asna udah beresin semuanya."

"Kamu tinggal dimana, apa kamu bekerja saat ini?"

"Ibu ga usah khawatir, Asna akan baik baik saja." senyum nya.

"Kenapa wajah kamu seperti ini nak, tidak ada pria yang menerima kamu jika kamu seperti ini, pantas Febi dan Arga membenci kamu. Jika ada kelainan genetik, ibu yang bersalah."

"Ini bukan salah ibu, dokter juga akan menemukan obat untuk Asna kembali seperti dulu."

Tak lama Irham pun tiba, di barengi Bule. Hal itu membuat Asna kaget kenapa bisa datang berbarengan.

"Bule .. Udah datang, maaf ya bule. Asna harus libatkan lagi?"

"Enggak apa apa, udah gih sana kamu kan mau kerja sama Dek Irham. Ibu kamu ada Bule yang jaga."

Kerja .. Menoleh Asna pada Irham, yang tersenyum. Lagi lagi ingin mengusir Irham, membuat Asna tak bisa berkutik di depan ibu dan bulenya.

"Jadi kamu kerja sama nak Irham. Kamu kok gak bilang Asna, Irham kamu apa kabar. Sudah lama sekali ibu baru melihat kamu."

"Assalamualaikum, maaf terlambat ya tante. Iya, saking sibuknya Irham baru bisa datang, oh iya tante lekas sembuh, Irham harus pamit. Besok pasti akan kembali jenguk lagi, bolehkan?"

"Boleh dong, masa niat jenguk di larang. Udah gih Asna, kamu pergi sekarang sama bos kamu. Enak ya, bosnya sahabat dari kecil, jadi enggak canggung. Udah soal ibu kamu, biar sama Bule yang atasi dan selalu jaga, untuk kali ini aja Bule kecolongan karena ibu kamu main pergi enggak nunggu Bule yang lagi di kamar kecil. Tau tau kabar Nira, mau ke rumah Febi. Maka dari itu Bule kirim pesan ke kamu segera." jelasnya membuat Asna mengerti.

"Iya As, kamu pergi gih. Ibu akan baik baik saja, hati hati bekerja nya ya!" lirih sang ibu yang nampak senyum merekah.

"Ya udah, Asna kembali pamit ya bu. Ingat, ibu jangan kemana mana sendirian, dan kabari Asna kapanpun itu."

Dan Asna pun menoleh pada Irham, dimana Irham mengangguk untuk segera pergi, sebab Asna tidak mau berdebat, ia pun ikut keluar pamit.

Sesampainya di luar, Asna pun bertanya lagi pada Irham."Kenapa kamu lakukan semua ini, kenapa bule berfikir aku bekerja sama kamu Ir..?" tanya Asna, membuat Irham menoleh senyum.

"Menurut kamu apalagi .. ?" tanya balik Irham senyum pada wajah Asna.

TBC.

Terpopuler

Comments

SINTA

SINTA

baiknya asna dulu sama irham agar tidak tersakiti

2023-06-16

0

Boram

Boram

serba irham ter irham

2023-06-16

0

Jorni

Jorni

sahabat terbaik cuma dunia pernovelan aja

2023-06-16

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!