Tiga bulan lebih sudah berlalu, kini Asna benar benar mendapat surat cerai dari pengadilan. Dirinya yang tinggal di kost an kecil, ia tidak berani pulang ke kampung agar sang ibu tidak kepikiran dirinya yang sedang banyak masalah.
Bahkan saat ibunya menelpon, Asna selalu terlihat baik bahagia dan senyum melupakan duka sedihnya. Hal itu guna ibunya di kampung tidak terkena serangan jantung kembali, sebab histori ibu dari Asna mempunyai riwayat sakit gagal jantung sejak lama, bahkan beliau tidak boleh mendengar hal yang tidak baik, sebab itu Asna sebagai anak satu satunya, selalu menyembunyikan masalahnya pada sang ibu, agar sang ibunya tidak anfal.
Tabungan pun sudah menipis, mencari pekerjaan benar benar sulit ia dapati. Setiap bulan pun, Asna harus terus mengirim sedikit uang untuk sang ibu di kampung.
Tling.
( Reuni Univ Pancasila, ayo As! kamu ikut kan, kita datang! ) pesan Sena, teman baik Asna yang kini bekerja di WO.
Asna dengan pelan ingin menolak, tapi mungkin dengan pertemuan itu membuat Asna tidak sedih, apalagi ia sudah bercerai dari Arga, bahkan kali ini saja bertemu Sena, ia bisa bertukar informasi pekerjaan nantinya.
( Baiklah, jam berapa dan dimana? ) balas Sena.
( GI lantai 3, kita ketemu di Shabu Shabu ya, meja khusus nomor 19. Kita dalam ruangan, bukan di luar area loh, Asna. Sampai jumpa kita ketemu nanti sore jam 5 ya! aku tunggu, nanti aku share di group kalau kamu juga datang. Ingat jangan sampai enggak, masa idola kampus enggak datang. ) balas Sena dalam sebuah pesan.
Asna sendiri merasa kebingungan, haruskah ia batal. Sebab melihat salah satu wajahnya, benar benar sulit untuk ia tutupi. Tapi, jika ia pakai foundation sedikit tebal, dan tidak panas, mungkin itu akan membuat dirinya aman jika datang sebentar saja, lagi pula ia ingin bertemu Sena, sudah enam bulan lamanya mereka tak bertemu.
Apalagi idola kampus itu gelar dulu saat ia menjadi mahasiswi, tapi saat ini semua itu sudah berubah.
Kali ini, Asna mencoba mengirim pesan pada sang ibu untuk tidak terlalu khawatir, dan akan segera pulang dalam waktu dekat. Sebenarnya Asna sendiri mengulur waktu, karena tidak sanggup bercerita yang sesungguhnya.
Berkutat dalam warnet, Asna segera menutup lamaran pekerjaannya. Lalu ia bersiap ke salon kecil, untuk pertemuan reuni yang akan segera tiba empat jam lagi. Sebab dengan sibuk mungkin ia akan melupakan kesedihan yang mendalam, ketika sosok Arga dan ibu mertuanya itu selalu menyiksa batin.
"Jadi mau model rambut apa mbak?" ujar pemilik salon yang melambai.
"Curly aja. Terus aku minta tolong, make up sebelah sini agak tebal atau bagus tidak terlihat kerut bisa?" pinta Asna.
"Bisa .. Euw .. Aduh, ini kulitnya kenapa begini sih.. Aduh Cin, aku jadi syok deh ah."
"Kalau enggak bisa juga gak apa apa, mbak." lirih Asna.
"Saya poles pake pelembab khusus ya, ini pasti kebanyakan mercury nih."
"Enggak .. ini karena saya punya kelainan genetik."
"Ups .. Maaf! Ya sudah saya punya ide, saya poles pake bahan mehong dikit, tapi cuma bertahan dua jam ya. Ingat gak boleh keringetan panas banget ya mbak say." pemilik salon seolah membuat Asna percaya.
Dan benar saja, dalam beberapa puluh menit tiba. Ia berkaca jika jarak dari beberapa meter meja, ia akan terlihat baik baik saja. Maka dari itu pemilik salon meminta syal Asna, untuk sedikit menutup kepala guna menutupi pipi bagian bawah kanan, yang benar kerut dan menurun.
Asna pun tampil dengan percaya diri, sebab style dirinya bagai orang turkey yang manis, saat itu juga ia pergi menggunakan mobil online, sampailah ia tiba di lantai yang di tuju.
"Mbak reservasi alumni PC ke arah mana ya?" tanya Asna, pada pelayan resto di mall.
"Ke kanan, nomor 17. Ruangannya berbeda bukan pertama, sebab jumlah yang datang lebih dari 30 orang, jadi pindah tempat. Boleh saya tahu atas nama pengunjung siapa, saya data dulu ya kak." ramah pelayan.
"Asna Wijaya."
"Asna Wijaya. Oke .. Saya ketik dulu, nah! Dapet meja nomor 18, itu nomor kakak ya."
"Baiklah, makasih ya mbak." senyum Asna.
Benar saja sudah ada 23 orang yang datang, dimana satu persatu mereka datang saling menyapa dan cipika cipiki, hal itu tampak biasa saja sebab menurut teman reuni, style Asna adalah gadis turki yang selalu jadi pusat perhatian.
"Hello As .. Keren lo datang juga ya!" teriak Sena, di ikuti teman teman lain menyapa.
"Iya, kebetulan karena ada waktu luang, kapan lagi coba." balas Asna.
Acara dalam empat puluh menit mereka berjalan dengan lancar, entah kenapa satu orang pria membuat mata Asna kaget, ketika seseorang di panggil.
"Eh semua .. Temen temen kita ketemu raja keren di kampus, konon dia dateng sama seseorang. Katanya dia istrinya loh, wah kita sambut yuk. Tuh lihat .. Dia datang tuh." ujar Rey, ia menepuk dan berdiri sementara yang lain duduk dan menoleh.
"Siapa sih yang datang, Rey bikin penasaran aja." lirih Sena pada Asna.
"Iya, aku juga enggak tahu." senyum Asna, lalu menoleh dibuat kaget.
"Arga Kusuma .. Loh dia kan Anita Sipuhan. Keren gokil .. Bos sibuk datang juga." teriak Rey, membuat mata Asna kaget, sebab ia tidak kepikiran jika Arga akan datang, entah malu rasanya jika Asna masih disini, ia pergi namun di tahan oleh seseorang.
'As .. Arga bukannya sama lo ya?' bisik Sena, yang mana Asna, menggeleng dan sedikit berlinang menahan air mata yang jatuh.
"Hello semua gue datang. Tu- tunggu .. Itu si buruk rupa, si wajah monster datang juga. Berani datang dia ..? Hahaha ..." tawa Arga, menunjuk Asna.
Seluruh teman pun menoleh, membuat mata Asna untuk berhenti.
"Maksud lo apa Arga, monster apa. Asna Wijaya dia kan dia idola kampus. Bukannya lo dulu tergila gila kejar dia kabar terakhir ya.?" tanya Rey, membuat semua teman bingung.
Tap ...
Tap ...
Anita mendekat ke arah Asna, di sanalah tudung Asna yang menutupi wajah kanannya dibuka paksa, meski Asna menahan.
Sreeth ... Ditarik kerudung syal indah yang melekat.
Byuuur ...
Wajah Asna saat menoleh ke arah Anita, di siram oleh sebotol air mineral yang membuat sebelah wajah yang di make up Asna luntur.
Arrrgh ...
Teriak seluruh teman teman reuni, mencibir Asna kaget karena wajah buruk tua keriput Asna hanya sebelah terlihat jelas. Bahkan Sena pun dibuat kaget saat duduk di sebelahnya, kali ini Asna kembali di permalukan di depan seluruh teman teman kampusnya dahulu.
"Asna, lo kena karma apa kena air keras sih? Gue takut duduk dekat lo." cibir teman yang lain.
"Dulu gue emang gila, tapi sejak tahu wajah aslinya gue benar benar jijik ama dia. Dan istri gue yang cantik itu Anita seorang ..." jelas Arga, kembali menunjukan Anita sebagai wanita yang pantas di sisinya.
Asna seolah dipermalukan, bahkan melihat wanita bernama Anita, teman sebangkunya ikut mempermalukan, membuat Asna tidak akan pernah melupakan semua kejadian ini.
Asna pergi, ia meraih tas dan berlalu keluar dari resto tersebut, ia duduk dengan menangis sejadi jadinya di lantai 2. Dan lagi lagi melupakan pria yang kembali datang mendekati Asna entah kesekian kalinya.
"Asna, hapus air mata kamu! Ikut aku!" lirih Irham yang kembali melihat Asna di permalukan.
"Irham .. Ka- kamu datang juga?"
"Hem .. Ayo ikut aku!"
TBC.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
lord
mulut laki ember ini mah.bagus kayaknya irham mantan asna ya tor
2023-08-02
0
lord
arga nih pasti jangan bilang dia duh kan baca ulang beneran mantan lakiknya bikin malu asna. parah banget lagi kata katanya kagak bisa di toleransi
2023-08-02
0
lord
harusnya jangan ikut reuni asna bodoh juga ya
2023-08-02
0