Bastian membuka helm nya, seketika para siswa perempuan menatap lelaki itu tak berkedip. Apalagi motor ninja yang dipakai oleh Bastian, membuat para gadis-gadis itu berlomba lomba-lomba untuk sekedar naik keatas motor dan memeluk Bastian dari belakang.
Bastian turun dari motor, dia membuka jacket tebal yang menutup seragam sekolah nya. Seketika lelaki itu teringat pada sang istri yang melarang nya menggulung lengan baju nya.
"Istriku manis juga," ucap Bastian sambil tersenyum.
Tak lupa lelaki itu menatap dirinya di kaca spion motor. Bastian memang tidak pernah mengendarai mobil saat dirinya ke sekolah, dia lebih nyaman menggunakan roda dua. Tanpa repot-repot terjebak macet dilampu mereka.
"Kak Bastian," bisik-bisik para wanita tersebut.
Bastian lewat begitu saja tanpa peduli. Dia tebar-tebar pesona seolah pria paling tampan disekolah. Hari ini dia sedang bahagia dan datang paling cepat. Biasanya setiap hari dia akan di panggil oleh guru dan berjemur ditiang bendera.
"Bastian," panggil dua pemuda berjalan kearah Bastian.
"Seno. Ardy," ucap Bastian tersenyum sambil menyisir rambutnya ke belakang.
"Tumben cepat datang?" tanya Ardy.
"Yoi, kali ini aku tidak akan terlambat lagi," jawab Bastian.
Seno dan Ardy mendelik. Pasalnya Bastian ini paling terkenal suka datang telat dan dihukum setiap hari oleh guru.
"Seperti penggantin baru saja. Cerah," singgung Seno.
Bastian tertawa garing, kedua sahabat nya itu tidak tahu jika dirinya memang sudah menikah. Jika saja tidak mengingat perjanjian nya dengan Bee, sudah pasti Bastian akan mengatakan kalau dirinya memang sudah menikahi seorang wanita yang usia nya 7 tahun diatas Bastian.
"Ya sudah ayo masuk," ajak Bastian merangkul bahu kedua sahabat nya.
Mereka bertiga masuk sambil bercanda tawa tanpa beban. Para siswi histeris melihat ketampanan tiga sahabat itu. Tetapi tetap saja Bastian yang paling mencolok disana. Tak hanya tampan tetapi juga ketua geng motor dan most wanted nya basket sekolah. Walau kenakalan nya membuat kedua orang tua nya dipanggil. Namun, pesona lelaki itu tak mengurang sama sekali.
"Bastian," panggil seorang gadis cantik. Bunga sekolah, ketua OSIS dan ayah nya merupakan investor terbesar di sekolah Bastian.
Langkah ketiga lelaki itu berhenti. Bastian hendak menjawab panggilan gadis tersebut, tetapi entah kenapa dia ingat pesan istrinya. Bahwa sekarang mereka sudah menikah dan tidak boleh menjalin hubungan dengan orang lain.
"Wah Cantika, ada apa?" seru Seno sambil menyisir rambutnya, seolah hendak menunjukkan ketampanan nya.
"Hai Bas, aku bawakan bekal untuk kamu," ucap Cantika menunjukkan bekal ditangannya.
"Aku sudah sarapan," tolak Bastian.
Mereka bertiga menoleh kearah Bastian. Lelaki itu tak pernah menolak jika Cantika membawakan bekal untuknya. Bastian dan Cantika sedang dekat. Tetapi karena Bastian sadar diri bahwa dia sudah menikah, dia memilih menjauh. Dia tidak mau melanggar peraturan yang dibuat oleh Bee.
"Sudah sarapan?" ulang Cantika dengan wajah kecewa nya. "Kalau begitu untuk makan siang saja," ucap Cantika sambil tersenyum hangat.
"Berikan pada Seno saja. Aku malas siang di kantin nanti," tolak Bastian.
Lelaki itu langsung melenggang pergi meninggalkan Seno, Ardy dan Cantika. Sikap Bastian hari ini memang cukup membuat mereka bertiga heran. Apa sebenarnya yang terjadi pada Bastian?
"Dia kenapa?" tanya Seno.
"Entahlah." Ardy mengangkat bahu nya.
Cantika menatap sedih bekal yang dia bawa tadi. Ini pertama kali nya Bastian menolak bekal pemberian nya.
"Berikan padaku saja," pinta Ardy tersenyum menggoda.
Cantika menatap Ardy sinis lalu melenggang pergi. Gadis itu menghentakkan kaki nya kesal. Dia tidak terima Bastian menolak nya. Apa wajah dia kurang cantik sehingga lelaki itu dengan tega menolak pesonanya?
Bastian masuk kedalam kelas. Langsung saja suasana riuh, menyambut kedatangan pria paling tampan disekolah.
"Pagi Bastian."
"Kau semakin tampan saja, Bas."
"Tapi sayang, kau sudah menjadi kekasih Cantika."
Bastian tak peduli dengan ucapan-ucapan para teman-teman nya. Lelaki itu duduk dikursi nya dengan santai.
"Bas, kenapa sih menolak Cantika?" tanya Seno duduk disamping Bastian.
"Tidak apa-apa," sahut Bastian santai.
"Seperti nya kau sakit jiwa Bas," sindir Ardy mengeluarkan buku-buku pelajaran nya
"I don't care," sahut Bastian santai.
"Sudah kerjakan PR belum?" ujar Seno mengeluarkan meletakan buku-buku nya.
"Ck, kau seperti tidak kenal Bastian saja. Dia pasti tidak akan mengerjakan PR sebentar lagi..."
"Bastian, keluar...!" ucap Ardy dan Seno bersamaan menirukan suara Bu Marni, salah satu guru matematika paling killer disekolah. Guru yang sering dijuluki Gendorowo tersebut, selalu menghukum Bastian setiap kali ada pelajaran matematika.
Bastian dengan santai mengeluarkan buku didalam tasnya. Semalam dia sudah mengerjakan tugas tersebut karena malu pada Bee. Dia tidak mau istrinya lebih pintar dari nya.
"Serius, sudah kau kerjakan?" Ardy mengambil buku tugas Bastian
"Yoi," jawab Bastian tersenyum santai.
Seno ikut melihat buku tugas yang di kerjakan Bastian. Kedua pemuda itu saling melihat satu sama lain. Mungkin ini adalah pertama kali nya Bastian mengerjakan pekerjaan rumah selama dia sekolah.
"Kau yang kerjakan?" tanya Seno memincingkan matanya curiga.
"Iyalah, memang siapa lagi?" sahut Bastian bangga.
"Iya siapa tahu suruh orang," ucap Ardy mengembalikan buku tugas Bastian.
.
.
Bee duduk dengan tenang di kursi kerjanya. Wanita itu menghela nafas panjang.
"Kalau sampai Bastian benar-benar menggantikan Papa Mertua, bagaimana? Bisa saja bocah itu kecoplosan dan mengatakan tentang pernikahan kami," ucap Bee mengusap wajah nya dengan kasar.
"Bee dipanggil Pak Boss," lapor Rara.
"Dipanggil?" kening Bee berkerut heran. Ada apa ayah mertua nya itu memanggil nya.
"Iya Bee," sahut Rara. "Sudah sana, kali saja kau mau di jodohkan dengan salah satu anak nya yang jomblo itu," celetuk Rara.
Bee tak menanggapi. Wanita itu berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju ruangan sang mertua. Andai saja semua orang tahu bahwa boss nya itu adalah mertuanya sendiri.
"Selamat siang Tuan," sapa Bee
"Siang Bee, tidak perlu sungkan. Ayo silahkan masuk," ucap Eric pada menantu nya itu.
Bee masuk kedalam ruangan ayah mertua nya. Bukam canggung atau bagaimana, Bee hanya belum terbiasa dengan status baru nya tersebut.
"Ada apa memanggil saya, Tuan?" tanya Bee sopan.
"Bee, panggil Daddy. Kau menantu ku," ucap Eric tersenyum hangat.
"Iya Dad," jawab Bee canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Eric tersenyum hangat. Sebenarnya Eric berencana menjodohkan Bee dengan Bara, putra sulungnya. Tetapi ketika melihat kepribadian Bee yang tidak bantuan bicara. Akhirnya Eric memutuskan untuk menjodohkan Bee dengan Bastian. Sebab Eric yakin jika Bee bisa mengubah anak nya yang bandel tersebut.
"Bagaimana hubungan mu dan Bastian?" tanya Eric sambil menyesap kopi didalam gelas nya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Warijah Warijah
Orang tua yg bijak bisa memilihkan Jodoh untuk anaknya, karena sdah tahu bibit bobot bebetnya Bee..untung anak2nya menerimanya..asal saling percaya aja..jangan gampang kena hasutan termasuk saudaranya sendiri..
2023-06-23
2
Aditya HP/bunda lia
ya begitulah papa mertua
2023-06-19
0