Bee duduk di samping suami yang tengah fokus berselancar di stut keyboard laptop.
"Ada apa Ayang?" tanya Bastian melirik istrinya. Dia terpesona melihat wajah polos istrinya tanpa make up.
"Sudah atau belum?" ucap Bee ketus.
"Sebentar Ayang," ucap Bastian.
Bee duduk dengan wajah datar nya. Ditangannya ada selembar kertas. Dia tidak menanggapi ucapan suaminya yang terkesan menggodanya.
"Kenapa Ayang?" tanya Bastian menutup laptop nya.
"Baca ini." Bee memberikan selembar kertas pada suaminya.
Bastian mengambil kertas tersebut. Kening lelaki itu berkerut heran saat membaca kertas yang diberikan istrinya.
"Peraturan dirumah?"
Bee mengangguk, "Pahami tugas dan tanggung jawab mu. Perhatikan apa-apa saja yang tidak boleh di lakukan dirumah ini," jelas Bee tegas.
"Ck, kenapa tidak minta pembantu saja untuk mengerjakan nya?" protes Bastian.
"Aku tidak mau," tolak Bee. "Tugasmu di pagi hari, mencuci piring dan membersihkan toilet. Aku menyiapkan sarapan pagi dan membersihkan lantai," jelas Bee.
"Pakaian kotor simpan di ranjang pakaian."
"Handuk gantung ditempatnya."
"Selesai makan cuci piring masing-masing."
"Sabtu-Minggu gotong royong membersihkan halaman rumah dan memangkas rumput-rumput didepan," sambung wanita itu.
Bastian menghembuskan nafas kasar, seumur hidup dia tidak pernah melakukan pekerjaan rumah. Selama ini dirinya terlalu manja karena memang terlahir dari keluarga berada.
"Deal?"
Bee mengulurkan tangan kearah Bastian.
"Bisakah melakukan penawaran?" pinta Bastian.
"Tidak bisa," tolak Bee. "Kau memang terlahir dari keluarga kaya, tetapi ingat kau menikahi wanita miskin. Aku tidak ingin hidup bergantung pada orang lain. Aku terbiasa melakukan semuanya sendiri. Jadi mulai sekarang kau harus belajar. Aku tahu ini sulit untukmu. Tetapi jika kau sungguh-sungguh belajar, perlahan kau akan bisa," ucap Bee.
Bastian terdiam, dia menatap bola mata indah istrinya. Senyuman diwajah lelaki itu menggembang.
"Bas, aku tahu kita menikah bukan karena cinta. Kau tidak mencintai ku dan begitu juga sebaliknya. Walau kita tidak saling mencintai, tetapi tetap didalam hubungan ini ada peraturan yang tidak boleh dilanggar. Kau atau pun aku harus saling menghormati, jangan coba-coba membawa orang lain dirumah ini kecuali teman dekat dan keluarga. Di larang menjalin hubungan dengan siapapun, karena kita sudah menikah. Jika ada masalah dalam rumah tangga, bicarakan berdua jangan mengadu pada orang tua."
"Kau dan aku bukan lagi orang asing. Jadi jika kau punya masalah katakan padaku, walau aku perempuan tetapi aku lebih tua dari mu. Dan walau aku tua darimu, kau tetap kepala rumah tangga," sambung Bee.
Lelaki itu menatap istrinya dengan senyuman manis. Memang tak salah dia menerima tawaran kedua orang tua nya menikahi Bee. Wanita berkelas seperti Bee harus dijaga dengan baik.
"Iya Ayang, aku akan melakukan sesuai dengan perintah mu," sahut Bastian sambil tersenyum.
"Ini bukan perintah Bastian, tetapi tugas dan tanggung jawab," ujar Bee. "Itu handuk mu, kenapa di letakan begitu? Simpan ditempatnya!" suruh Bee menunjuk handuk suaminya yang dia letakkan begitu saja diatas ranjang.
"Nanti saja, Ayang," sahut Bastian sibuk menatap wajah cantik istrinya.
"Bastian, tadi kesepakatan kita_"
"Baiklah, aku akan simpan ditempatnya," ucap Bastian segera melaksanakan perintah Bee.
Bee menggelengkan kepalanya, haruskah dia juga menjadi ibu untuk suaminya sendiri? Bastian benar-benar masih labil, tetapi semoga saja tidak merepotkan hidup Bee yang memang sudah repot tersebut.
"Sudah, Ayang," lapor Bastian. "Ayo," ajak nya lelaki itu menarik tangan istrinya dengan semangat.
"Mau kemana?" tanya Bee heran sambil menahan tangan Bastian.
"Malam pertama," jawab Bastian dengan menggoda.
"Ck, jangan mimpi," ketus Bee mendorong kening bocah tersebut.
"Aww, kejam. Istri melakukan kekerasan pada suaminya," gerutu Bastian sambil mengusap kening nya bekas dorongan jari Bee.
"Tidak ada malam pertama," sahut Bee.
"Ya tapi 'kan kita sudah menikah, Ayang," renggek Bastian. Bastian pria berusia 19 tahun itu penasaran, bagaimana rasanya malam pertama?
"Dasar bocah, otak mesum," sindir Bee naik keatas ranjang.
Bastian menyusul dengan cepat. Dia tersenyum tanpa dosa ketika melihat wajah dingin istri nya.
"Ini batas nya, awas kalau lewat. Akan aku pulang kan kau kerumah orang tua mu," ancam Bee menunjuk wajah suaminya.
"Ayang, kita memang tidak ada malam pertama ya?" tanya Bastian dengan wajah sendu nya.
Bee menghela nafas panjang, lalu menatap wajah sang suami. Harus sabar, ini resiko dia menikahi bocah di bawah umur. Salah bukan Bee yang menikahi Bastian tetapi lelaki itu yang menikahi nya.
"Bastian dengarkan aku, untuk saat ini kita belajar untuk saling mencintai. Aku ingin melakukan nya dengan cinta bukan nafsu. Jika aku sudah mencintai mu dan kau juga mencintaiku, maka aku akan menyerahkan seluruh tubuh ku sepenuh nya padamu," jelas Bee.
Wanita itu berbaring dan memunggui suaminya. Bee mengeratkan selimut tersebut ditubuhnya. Tak bisa dipungkiri bahwa dia gugup ketika satu ranjang dengan bocah seperti Bastian.
"Selamat tidur Ayang," ucap Bastian mengecup ujung kepala Bee.
Bee setengah mati menahan emosi nya. Namun, wanita itu diam saja dan pura-pura terpejam. Dia masih belum siap disentuh oleh suaminya. Walau dengan usia sedewasa itu, tetapi dia belum pernah bersentuhan lebih dari sekedar pelukkan dengan lelaki lain.
Tidak lama kemudian terdengar dengkuran dari mulut suaminya. Bee merenggut kesal ketika mendengar Bastian yang mendengkur sangat keras. Tidak hanya itu, lelaki tersebut juga tidur nya tidak waras, suka beralih-alih posisi.
"Ya Tuhan, kuatkan hati hamba," gumam Bee terduduk. Dia benar-benar tak bisa tidur dengan lelaki seperti Bastian.
"Bas, bisa tidak tidur itu jangan berisik?" protes Bee menggoyangkan lengan suaminya itu.
Bukan nya bangun, lelaki itu malah semakin keras mengeluarkan suara khas nya yang membuat istrinya semakin kesal.
"Sabar Bee," ucap nya pada diri sendiri sambil mengelus dadanya.
Bee turun dari ranjang nya. Dia memang tidak bisa mendengar suara aneh kalau, sedang tidur. Matanya pasti otomatis terbuka.
Bee keluar dari kamarnya. Wanita itu menuju dapur untuk mengambil air agar membasahi tenggorokannya.
"Hufh, aku masih tak percaya bisa menikahi bocah yang usia nya 7 tahun lebih tua dariku," gumam Bee geleng-geleng kepala.
"Apa pernikahan ini akan berlangsung lama?" tanya Bee pada dirinya sendiri. "Bagaimana jika akhirnya aku tidak mencintai Bastian, apakah pernikahan ini akan baik-baik saja?" gumam nya.
Bee duduk di kursi meja makan sambil merenungi nasibnya. Dalam hidupnya dia hanya ingin menikah satu kali seumur hidup. Bee tidak ingin ada perpisahan nanti nya. Tetapi dia tidak mungkin mempertahankan rumah tangga yang tak ada cinta didalam nya, apalagi Bastian masih kecil dan labil. Suaminya itu bahkan belum mengerti apa-apa.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Wati Fasia
🥰🥰🥰😍🤩😍🥰😘😘😍😍
2023-07-11
1
Wati Fasia
Mantap
2023-07-11
0
Wati Fasia
Keren Bee
2023-07-11
0