Bee tertidur di meja makan, dia berbantalkan tangannya. Terlalu asyik bermonolog sendiri, wanita cantik itu sampai lupa waktu.
Bee mengeliat beberapa kali. Wajah bantal nya justru membuat wanita itu terlihat cantik.
"Sudah pagi ternyata!" gumam nya. "Astaga aku sampai tertidur disini," ucap Bee.
Wanita itu berdiri dari kursi meja makan dan menuju kamar. Mata Bee membulat sempurna ketika melihat tempat tidur yang berantakan dengan bantal dan selimut yang berjatuhan dilantai. Sedangkan diatas ranjang Bastian masih terlelap dengan nyaman.
"Benar-benar anak ini," gerutu Bee.
"Bastian bangun, Bas," teriak Bee mengoncang kaki suaminya. "Bas, sudah siang," pekik Bee sengaja menaikkan suara nya satu oktaf.
"Sebentar Mom, aku masih mengantuk," ucap lelaki itu malah memeluk bantal guling nya.
"BASTIAN," teriak Bee.
Sontak lelaki itu terkejut dan turun dari ranjang sembari bersilat seperti orang yang siap menyerang musuh nya.
"Ada apa?" tanya nya dengan wajah panik.
Bee berkacak pinggang, dia menatap suaminya tajam dan juga dingin.
"Hehehe selamat pagi Ayang," sapa Bastian cenggesan.
Bastian menatap ranjangnya yang berantakan, segera lelaki itu memunggut bantal yang selimut yang berjatuhan dilantai.
Bee menghela nafas panjang, ini pagi pertama bagi mereka berdua. Sebenarnya mereka masih dilarang untuk melakukan aktifitas masing-masing karena penggantin baru. Tetapi Bee menolak, karena dia memiliki banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
"Jangan lupa tugasmu, Bas. Aku buatkan sarapan dulu," ucap Bee membantu suaminya. "Kau mau minum apa? Kopi apa teh?" tanya nya
"Teh saja, Ayang. Tidak perlu pakai gula, soalnya kalau melihat wajah cantik istriku teh nya terasa manis," goda Bastian.
Bee sama sekali tidak tergoda wanita itu malah memutar bola matanya malas lalu keluar dari kamar.
Bastian tersenyum, dia teringat pada ibu nya yang selalu membangunkan nya pagi hari.
"Wanita jutek itu ternyata istriku," ucap Bastian terkekeh.
Keduanya melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan kesepakatan yang Bee buat. Bee tidak mau suaminya manja, sebab Bastian adalah kepala keluarga yang harus dewasa dalam menghadapi masalah.
Setelah bersiap-siap kedua nya menuju meja makan untuk sarapan.
"Wah, seperti nya enak Ayang!" seru Bastian menarik kursi meja makan.
"Bas..."
"Iya Ayang?" Bastian melirik istrinya.
Bee memperbaiki dasi Bastian yang sedikit bergeser. Memakai baju saja suaminya ini belum bisa.
"Ayang, jangan dilepaskan," protes Bastian saat Bee melepaskan lengan baju yang digulung oleh suaminya itu.
"Kau bukan preman. Tujuan kau ke sekolah menuntut ilmu, bukan menunjukkan oto," singgung Bee.
Bastian mengangguk. Seperti nya dia memang harus terbiasa dengan didikan Bee yang keras padanya. Tetapi tak apa, sebab Bastian yakin jika yang di lakukan Bee adalah untuk kebaikan nya nanti.
"Ayang berangkat pakai apa? Aku antar saja bagaimana?" tawar Bastian. Bastian ingin seperti suami pada umumnya yang sayang dan memperlakukan istrinya dengan baik.
"Tidak usah. Aku bawa mobil sendiri," tolak Bee sambil mengunyah makanannya.
"Atau aku jemput saja?" Bastian masih menawarkan agar memiliki kesempatan untuk bersama dengan Bee lebih lama.
"Lalu siapa yang bawa mobil ku pulang?" tanya Bee tak habis pikir.
"Tinggalkan saja, atau suruh supir Daddy yang antar ke rumah," jawab Bastian enteng.
"Bastian, seperti yang sudah aku jelaskan semalam. Kita sudah menikah, jangan libatkan orang tua apalagi merepotkan mereka," tukas Bee. "Aku bisa berangkat dan pulang sendiri," sambung nya.
Bastian terdiam, wajah lelaki itu sedikit kecewa saat ditolak oleh istri nya sendiri. Selama ini Bastian tidak pernah ditolak oleh wanita mana pun, pesona dan ketampanan nya selalu mampu menyihir kaum hawa. Tetapi kenapa hal tersebut tak berlaku pada Bee. Bee seolah tak tertarik dengan pesona nya, apa karena Bastian masih muda? Atau terlalu muda untuk Bee?
"Lain kali kau bisa mengantar jemput ku jika aku malas membawa mobil," sambung Bee yang bisa membaca raut kecewa dari wajah suaminya.
"Terima kasih, Ayang," ucap Bastian. Wajah nya yang tadi kusut kini cerah ketika mendengar ucapan istrinya.
Bukan Bee tidak mau di jemput oleh suaminya, hanya saja dia belum siap semua orang tahu bahwa dirinya sudah menikah dan suami nya adalah anak dari pemilik perusahaan tempat dia bekerja. Lebih parah lagi, pria yang berstatus suaminya itu masih memakai seragam putih abu-abu.
.
.
"Pagi Bee," sapa Rara, sahabat Bee
"Pagi, Ra," balas Bee duduk dikursi meja kerjanya.
"Tumben terlambat? Seperti penggantin baru saja!" goda Rara.
Bee hanya tersenyum, Rara tidak tahu saja bahwa dia memang baru saja menikahi anak boss nya.
"Oh ya Bee, dengar-dengar Minggu depan ada manager baru ganti Pak Rudy. Katanya masih muda dan single, ada lampu hijau buat dekat sama dia," ucap Rara.
Bee hanya beroh-ria saja. Dia memang selalu tidak tertarik dengan hubungan asmara setelah di patahkan cukup hebat. Namun, siapa sangka jika dia harus menikah secepat ini.
"Kau tidak tertarik Bee?" ucap Rara memincingkan matanya.
"Tidak," jawab Bee singkat padat dan jelas.
"Hm, ayolah Bee. Kau sudah cukup berumur apa kau tak ingin memikirkan memiliki rumah tangga seperti aku?" ujar Rara.
Rara sudah menikah beberapa tahun yang lalu. Namun, sayang pernikahan nya belum dikaruniai momongan.
"Tidak," sahut Bee yang masih tetap fokus pada berkas diatas meja nya.
Andai saja Rara tahu bahwa Bee sekarang sudah menikah dan memiliki suami dibawah umur, apalagi suami nya adalah anak dari boss nya. Mungkin Rara akan syok setengah mati.
Rara mendengus kesal. Bukan sekali dua kali Rara menjodohkan Bee dengan orang-orang kenalannya, tetapi sudah sering. Hanya saja wanita itu seperti tak tertarik sama sekali.
"Bee, apa kau dengar gosip? Kalau boss akan diganti oleh anak nya yang bungsu. Namanya Bastian, menurut info yang beredar dia masih duduk di sekolah menengah atas. Usianya 19 tahun, tetapi keahlian nya dalam memimpin perusahaan mengalahkan ayah nya!" seru Rara panjang lebar dan tak lupa senyuman yang menggembang di pipinya.
Bee terdiam. Dia belum tahu kebenaran tersebut, karena dia memang tidak pernah ingin tahu apapun gosip baru. Tetapi kenapa harus suaminya yang menggantikan posisi ayah mertua? Bukankah Bastian masih terlalu muda untuk menjadi seorang pemimpin? Apalagi suaminya itu masih sekolah.
"Kau dengar dari mana?" tanya Bee berpura-pura tenang.
Padahal hati Bee sudah ketar-ketir. Kalau sampai Bastian menjadi boss nya, bisa-bisa dia tidak bisa bekerja dengan tenang karena tingkah dari lelaki labil tersebut.
"Ck, makanya kau itu jangan terlalu sibuk dengan dunia sendiri," sindir Rara memutar bola matanya malas. "Ini gosip yang sedang viral, Bee," sambung Rara menjelaskan dengan sabar.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Warijah Warijah
Tetap semangat Bee..agar rumah tangganya tdk hancur..
2023-06-18
1
Aditya HP/bunda lia
Bee kita sama aku juga beda 7 taun sama suamiku ... 😁
2023-06-16
0