Hari-hari dilalui birru masih dengan santainya, namun dilain sisi ia sangat merindukan aroma darah segar yang keluar dari tubuh seseorang yang ia habisi nyawanya. Sudah beberapa bulan terakhir ini ia disibukkan dengan terus memantau kejahatan-kejahatan yang terjadi di sekolahnya, termasuk memperhatikan gerak-gerik Julian si pembully nomor satu di sekolahnya.
Hari berganti, bulan berganti bulan. Birru yang melihat keseharian sepasang suami istri yang tak lagi muda, yakni orangtuanya itupun merasa ingin menikah segera. Melihat keduanya bersikap romantis, saling menyayangi, melengkapi, tanpa mereka sadari putri semata wayangnya itupun gusar ingin mendapatkan pasangan yang sedemikian rupa.
"Dadd, mom, Stop. Jangan romantis-romantisan Gitu didepanku. Aku iri ni. Jiwa jombloku meronta-ronta. Jadi pengen nikah". Kesal birru memanyunkan bibirnya.
"Hahahaha, sayang kamu ini. Masih kecil juga bisa-bisanya begitu. Belajar dulu yang bener, kerja, baru nikah deh". Jawab mommy dengan nada meledeknya.
"Kecil-kecil gini kalau disuruh buat anak kecil aku jagonya mom, hahaha.". Canda birru, yang lantas ditunjukkan taring dari tatapan mommy dan Daddy nya. "Bercanda mom, dadd. Elaaahhh. Gitu doang juga". Birru meneruskan kalimatnya mencari perlindungan diri agar tidak terkena amukan panjang bak kereta api dari mommy dan Daddy nya.
"Kamu kalau mau nikah boleh aja tuh. Toh si Dayyan kalau mommy suruh nikahin kamu pasti mau". Tanpa ba bi Bu mommy melantangkan suaranya.
"Apaan sih mom, kok jadi pak Dayyan. Kasian tauk, nanti dia lagi makan dirumahnya terus kesedak gara-gara mommy ngomongin dia". Sergah birru tak terima dirinya dijodoh-jodohkan dengan kepala sekolahnya itu.
"Pagi tante, om, birru. Maaf mengganggu sarapannya". Tiba-tiba Dayyan datang tak diundang seperti jelangkung kepala jangkung . "Uhuuk, uhuukkk" birru terbatuk karena baru saja mereka membicarakan Dayyan dan ya langsung ia tiba begitu saja.
"Kamu gapapa dek? Minum nih, gak ada yang mau minta sandwich kamu juga x, pelan-pelan aja makannya". Birru menerima segelas minum dari Dayyan dan langsung menenggak hingga setengahnya. Beberapa bulan kenal dekat dengan birru, Dayyan dan birru sepakat diluar sekolah mereka memanggil dengan sebutan kakak dan adik. Disekolah barulah mereka menyebut dirinya dnegan bapak dan saya Atau saya dan kamu.
...
Tinggg
Hp birru berdering pelan menandakan adanya pesan yang masuk. Ia segera membuka dan membacanya dengan senyum yang sulit diartikan. "Dek, nanti pulang sekolah tunggu kakak di kelas ya. Nanti kakak jemput ke kelas kamu. Habis itu kita jalan-jalan sebentar. Mau kan?" Begitu pesan yang ia dapati dari Dayyan yang beberapa bulan terakhir ini membuat dirinya sering jantungan dan timbul perasaan tak biasa dalam dirinya.
Apakah ini yang disebut dengan jatuh cinta?
Ah mustahil karena ia dan Dayyan tau betapa jauh perbedaannya. Dayyan kepala sekolah, sedangkan ia hanya murid saja. Meskipun usia mereka terbilang tak berbeda jauh karena birru berusia 18 tahun sedangkan Dayyan 23 tahun.
Bel pulang sekolah berbunyi menandakan setiap pelajaran berakhir pada hari ini. Birru masih setia menunggu Dayyan di kelasnya, begitu pula dengan Galang cs yang juga menemaninya. Mereka kini bersahabat, jadi apapun keadaannya mereka akan terus bersama dan membantu satu sama lain.
Tak lama kemudian Dayyan datang dengan kursi rodanya. "Dek, ayo pulang" ajak Dayyan pada birru. "Hmm, cuma adek kecil kami ini yang diajak pulang pak? Kami para kakaknya ditinggalin gitu aja nih?" Canda Galang kepada Dayyan.
"Haha, ayo kalian juga pulang wahai para kakak-kakanya adekku tersayang" blushhh, merah merona bak udang kejepit pintu, eh, udang rebus. Wajah birru memerah malu karena disebut Dayyan sebagai adik tersayangnya.
"Cih, awas jatuh cinta pak. Kalau bapak beneran nikah ni sama birru, kami bakal kasih satu jet pribadi kami untuk bapak dan birru". Ucap Axel. Ya, para anggota inti golden rose sudah pindah ke sekolah yang sama dengan birru guna untuk membasmi kejahatan yang ada disekolah.
" Siapa takut jatuh cinta. Ya kan kakakku terluplup" birru mengatakannya tanpa sadar. Kini dayyanlah yang wajahnya malu.
.....
Mall Q
Dayyan dan birru sampai di mall setelah mereka sepakat jalan-jalan sepulang sekolah.
Birru melihat ada gerai yang menjual berbagai macam lolipop dengan berbagai bentuk dan rasa. Ya, dia sangat menyukai lolipop. Bahkan saat membunuh musuhnya pun ia tetap menghisap lolipop yang selalu ada di mulutnya.
"Kak, adek mau lolipop itu ya, please. Hmm 10 aja, gak banyak kok. Ya ya ya". Dengan mengeluarkan jurus puppy eyes nya ia memohon agar dayyan mengizinkannya membeli lolipop. Sebab beberapa waktu terakhir, dayyan melarangnya makan lolipop berlebihan, khawatir ia sakit gigi.
"Ya udah dek, pilih aja yang mana yang kamu suka". Dayyan mengizinkannya.
Birru dengan setia mendorong kursi roda dayyan menuju gerai lolipop.
"Bu, bungkusin 10 macam lolipopnya ya. Yang bayar kakak saya, heheh" ketawa birru sambil melirik kearah dayyan. Dengan mengusap kecil rambut birru dayyan memberikan satu buah kartu yang tidak ada limitnya itu.
"Duh, baik banget si kakaknya. Cakep lagi. Lekas sembuh ya nak, supaya bisa dengan mudah ngajak adeknya jalan-jalan keliling dunia. Jangan lupa kembali lagi kesini anak manis". Ucap dan doa penjual lolipop yang diangguki dayyan.
"Kak, laper. Pengen makan bakso beranak drakula". Ucap ceplos birru.
"Emang ada bakso kayak gitu dek? Dimana?". Tanya dayyan dengan lugunya.
"Ada dong kak, tuuu disana" tunjuk birru ke penjual bakso beranak lava. Yang artinya banyak cabai didalamnya.
"Hmm kirain beneran, rupanya anaknya bijik cabe". Dengus dayyan yang hanya mendapatkan balasan senyuman dengan gigi putihnya birru.
"Mang, baksonya 1 porsi jumbo". Pesan birru ke penjual Bakso.
"Kamu ni dek, kecil-kecil makannya segerobak". Dayyan menggelengkan kepalanya.
"Silahkan dimakan den, non" ucap penjual bakso sembari menyajikan pesanan mereka.
"Dek jangan banyak-banyak saus dan cabainya. Itukan udah pedas. Nanti kamu sakit". Larang dayyan ketika melihat birru menuang banyak saus dan cabai ke baksonya.
"Gak akan kak. Ayo makan. Aku sengaja beli jumbo supaya bisa makan berdua sama kakak. Biar romantis, kayak mommy and Daddy". Tanpa sadar birru mengucapkan itu. Dayyan hanya menatap cengo birru dan mencerna kata-katanya.
"Kak, kakak mau gak nikah sama aku? Meskipun aku bocil, aku bisa kok jadi istri yang baik, ibu yang baik pula untuk anak-anak kita kelak". Byurrrr dayyan menyemburkan jus jeruknya setelah mendengar perkataan yang tak lain dan tak bukan adalah murid disekolahnya ini.
"Apaan kamu dek. Kok mikirnya kesitu? Udah siap emang jadi istri? Jadi ibu? Berak aja masih dicebokin kamu". Ledek dayyan kepada birru.
"Enak aja. Aku sadar tau kak yang aku omongin. Aku kebelet nikah ni. Pengen ngerasain kayak mommy and Daddy yang semakin tua dan semakin harinya itu romantis terus, sweet banget tau kak. Mau ya nikah sama aku, ya ya ya. Kak yaaa. Kalau gak aku ngambek ni". Hilang sudah wibawanya sebagai ketua mafia terkejam di negara itu.
Dayyan hanya menggeleng tak percaya dengan apa yang diucapkan birru kepada dirinya saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments