Lolipop Untuk Si Culun Dari Kepsek Lumpuh

Lolipop Untuk Si Culun Dari Kepsek Lumpuh

sekolah baru

"BIRRUUUUUUUU, YUHUUUUUU. Bangun sayang, hari ini kan hari pertama kamu sekolah. Gak boleh telat dong". Mommy mencoba untuk membangunkan Birru yang masih terus terlelap meski waktu menunjukkan pukul 6.30 pagi.

Birru adalah anak tunggal dari pasangan Zhaden Aldiwijaya dan Emily Anne. Ia anak yang ceria dan penurut kepada orangtuanya. Dengan penampilan yang culun itu, ia dapat mengecoh musuhnya dalam dunia mafia. Ya, dia adalah ketua mafia dari THE GOLDEN ROSE, mafia yang terkenal tak punya hati dalam mengeksekusi musuhnya.

Birru yang kini duduk dikelas XII pun harus pindah sekolah ke kota Q dari kota Z demi menjalankan sebuah misi besar dalam memberantas kejahatan yang ada disekolah tersebut, serta membantu orangtuanya untuk menemukan siapa dalang dibalik kecelakaan yang menimpa kedua sahabat orangtuanya yang mengakibatkan keduanya meninggal ditempat.

"Eungghh, apasih mom pagi-pagi udah ribut aja. Birru masih ngantuk ni. Lima menit lagi Birru bangun deh, janji". Dengan menampilkan senyum terbaiknya ia bernegosiasi dengan Mommy namun sayang sang mommy tak begitu saja mempercayainya.

"Gak ada nanti-nanti. Bangun sekarang atau mommy akan bilang ke Daddy untuk mencabut semua fasilitas yang kami berikan untukmu". Mommy menyeringai setelah mengancam anak tunggalnya itu untuk bangun segera.

"Ihhh, mommy. Kenapa coba harus pakai ngancem-ngancem gitu. Gak lucu ih tiba-tiba anak mommy jadi gembel. Iya-iya, Birru bangun sekarang". Berat hati birru bangun dan menuju kamar mandinya. Ia menutup pintu kamar mandinya dengan keras. BRAAAKKK

"Astaga, anak gadisku bertenaga layaknya seorang pegulat profesional. Untung sayang, kalau nggak udah aku ceburin tu anak ke kandang si Melly". Melly adalah singa peliharaan sang mommy yang dirawat sejak masih kecil saat ditemukan didalam hutan ketika mommy dan Daddy sedang mengadakan piknik.

Birru yang kini sudah di SMA Budi Sejahtera segera menuju ruang kepala sekolah. Ia berjalan santai sambil bersenandung ria dan tak lupa lolipop favoritnya yang selalu ada dalam mulutnya.

"Nanannanaa, lalalalalalaaaaa. Eh eh kelewatan. Hihi". Birru mundur beberapa langkah untuk sampai ke pintu kepala sekolah itu.

TOKK TOKK TOOOKKKK

"Masuk". Ya suara yang sangat berat keluar dengan mudahnya. Suara sang kepala sekolah yakni Dayyan Bramantio.

"Permisi pak. Saya murid baru, nama say...". Belum menyelesaikan ucapannya, Dayyan sudah lebih dulu mengucapkan kalimatnya

"Birru W. Ah ya sebentar saya akan mengantarkan kamu ke kelas XII IPA 1". Dengan cekatan Dayyan menekan tombol Yang ada dikursi rodanya menuju kelas birru. Ia memang terlihat sangat gagah meski dalam keadaan lumpuh.

"Hmm, pak. Izinkan saya untuk mendorong kursi roda bapak menuju kelas saya ya. Bapak arahkan saja saya harus jalan ke lorong sebelah mana". Birru berniat untuk membantu kepala sekolahnya itu.

Seketika Dayyan memencet tombol off pada kursi rodanya, ia berhenti tatkala birru menwarkan diri untuk membantunya. Dia perhatikan dengan seksama penampilan birru dari ujung rambut sampai ujung kakinya. Ya, penampilan culun, rambut kepang dua, baju yang sangat rapi, sepatu yang sangat bersih membuat orang yang melihatnya hanyalah seperti gadis culun yang tak memiliki keistimewaan. Siapa sangka Dayyan malah tertarik pada murid barunya ini karena tidak memungkiri Birru memiliki wajah yang sangat manis, kulit putih bersih, meskipun ia tak terlalu tinggi.

"Baiklah, kita lewat dari lorong sebelah kiri, lalu lurus melewati 4 kelas. Kelasmu ada di ruang kelas ke 5 dari situ". Dayyan mencoba untuk bersikap seperti biasanya, meskipun ntah mengapa ia sangat deg-degan sejak birru membantunya mendorong kursi roda. Ada rasa yang berbeda saat ia bersama birru.

   "Sial. Kenapa aku jadi deg-degan gak jelas gini sih cuma gara-gara bocil ini bantu aku. Gak mungkin aku suka dia secepat ini kan? Lihatlah penampilannya yang sangat dibawah rata-rata dari gadis pada umumnya meskipun ia terlihat manis. Eh eh apasih otakku ini. Udah-udah, dia muridmu woy, sadar Dayyan, sadar". Ia menggelengkan kepalanya untuk menetralisir pikirannya itu.

"Bapak kenapa pak? Bapak sakit? Kok kayak gelisah gitu". Birru berhenti sebentar untuk memastikan Dayyan baik-baik saja atau tidak.

"Pak, hey, pak. Pak Dayyan denger saya kan? HALLOOOOO". Dengan sedikit mengeraskan suaranya birru mencoba menyadarkan Dayyan yang terus menatapnya tanpa kedip sedikitpun.

"Ah, eh, anu. Iya saya baik-baik saja. Udah ayo, kita lanjutkan ke kelasmu". Sanggah Dayyan dengan gugupnya.

Sesampainya di depan kelas, TOK TOKKK

"Ah, pak Dayyan. Silahkan masuk". Ucap ramah guru Yang sedang mengajar dikelas itu.

Dengan gagahnya Dayyan berdehem untuk memulai pembicaraan, "hmm. Anak-anak, saya datang kesini untuk memberi tahukan bahwasannya kalian kedatangan teman baru. Birru, sini nak. Silahkan perkenalkan diri kamu".

"Hay, semua. Namaku Birru. Aku murid pindahan dari kota Z. Semoga berkenan untuk menjadi temanku ya. Terimakasih". Dengan senyum yang merekah, Birru memperkenalkan dirinya.

"Birru, saya Bu Mega. Guru kesenian di sekolah ini. Nah sekarang kamu bisa duduk di bangku yang kosong sebelah sana ya". Seraya menunjuk bangku yang kosong disebelah murid laki-laki yang menatapnya tajam.

Galang Bagaswara, anak dari Suseno Bagaswara dan Nindia Amara. Putra tunggal pemilik perusahaan BN group yang bergerak di bidang material.

Sambil berjalan menuju tempat duduknya, birru tetap mengulas senyumnya. "Hai, aku birru". Dengan menyodorkan tangannya ia berniat untuk kenalan dengan teman sebangkunya itu.

"Galang". Dengan datarnya ia menjawab tanpa menyodorkan kembali tangannya untuk bersalaman dengan birru.

 "Aneh banget ni orang, dingin, datar, matanya berasa kayak ujung belati yang siap menusuk siapa aja yang mengusiknya. Pengen banget ku congkel matanya itu. Eh eh tapi bila matanya cakep juga keabu-abuan gitu, hihi". Monolog birru dalam hatinya.

Bel istirahat pun berbunyi, semua murid berhamburan menuju kantin. Tapi tidak dengan birru dan juga Galang. Mereka tetap ada ditempat duduknya tanpa ada yang berbicara sedikitpun.

"Wesss, boss. Punya cemceman baru ni, hahaha". Revan meledek Galang. Revan xalendri adalah anggota geng motor Galang yang diberi nama G'BER TEAM.

G'BER TEAM adalah geng motor yang diketuai oleh Galang, dengan keempat anggotanya yaitu Revan, Danu, Netra, dan Saras. Mereka geng motor yang selalu dinilai baik oleh masyarakat karena sering melakukan aksi donasi dan pemberian bantuan kepada yang membutuhkan.

"Yaahh, dicuekin. Punya ketua kek kulkas 100 pintu gini ya serba salah sih ya". Revan bermonolog dalam hatinya. "Hai, aku birru. Salam kenal ya teman-teman". Biruu memecah keheningan dikelas tersebut dengan memperkenalkan diri pada anggota Galang.

"Hai, gue Revan. Cowok terganteng dan terseksi disekolah ini". Narsis Revan dengan gaya sombongnya. "Ciihh, najis beeeeuuttt. Sadar woy, tinggi Lu aja cuma seketek gue ni ni ni". Sanggah Netra sembari memiting Revan kedalam ketiaknya.

"Hai, kakak cantik. Gue Saras. Satu-satunya anggota wanita di geng motornya Galang. Btw gue panggil lu kakak karena gue masih di kelas X". Saras berkenalan dengan birru dengan memberikan senyumannya.

"Hai, Saras. Salam kenal kembali ya. Wah kalian anak geng motor ya. Kereeenn, bisa dong lain waktu ajak aku gabung, kebetulan aku juga suka bal..". Birru segera membungkam mulutnya sendiri sebelum menyelesaikan ucapannya. "Kenapa kak? Kakak juga suka apa?" Tanya Saras kebingungan.

"Aduh, bego banget sih aku hampir keceplosan bilang kalau aku juga suka balapan" . Ucap birru dalam hatinya. "Eh anu maksudku, aku juga suka liat orang balapan ditv. Iya itu. Geng motor kalian kayak gitu kan?" Jawab birru sekilat mungkin.

"Oh, iya kit...". Belum menyelesaikan berbicara Dayyan memotong kalimat Saras "kantin". Dan berlalu pergi meninggalkan anggotanya juga birru.

Sesampainya di kantin, birru yang belum memiliki kemampuan ikut gabung dengan Galang team. Tak lama kemudian datang Julian, gadis sok cantik dan sombong disekolah itu. Ya, dia juga sering melakukan perundungan disekolah.

"Wah wah wah, sayang. Gak salah ni kamu punya anggota team yang culunnya tujuh turunan tujuh tanjakan 16 pengkolan gini. Ya ampun sayang, perhatiin deh gayanya. Gak banget tau". Julian mencoba memprovokasi Galang. Ya, dia juga mengaku-ngaku Galang adalah pacarnya. Jadi siapapun yang mencoba mendekatinya akan ia habisi bersama gengnya, Riri dan Della.

Dengan tatapan tajamnya, birru menatap lekat mata Julian. Ia memperhatikan gerak-gerik dari murid yang sok itu. "lu liat aja nanti, *****. Lu bakalan nyesel udah ngehina gue tadi". Birru tersenyum remeh pada julian dan memilih untuk diam meski dalam hatinya ia bersumpah akan melenyapkan manusia-manusia yang tak berguna dimuka bumi ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!