Bab 4 CCM - Boleh gak?

...-CCM-...

Setelah mendaftar OSIS, beberapa hari ini Maira dan Dewi di sibukkan dengan kegiatan pemilihan anggota osis. Dan hasilnya sudah di tetapkan, Maira dan Dewi terpilih sebagai anggota inti OSIS. Maira sebagai sekertaris dan Diwi sebagai bendahara.

Padahal Maira sama sekali tidak mengharapkan hal ini, tapi karena Dewi memaksanya terpaksa Maira harus mengikuti pemilihan OSIS hari itu. Maira malas untuk mengikuti banyak kegiatan, dia hanya ingin pergi sekolah, belajar dan pulang sudah itu saja. Tapi ternyata takdir berkata lain dan Maira harus menerimanya.

Seperti sekarang ia di tugaskan dengan bu Tuti selaku pembina OSIS untuk mencatat semua data anggota OSIS yang baru. Tapi untungnya ia di bantu oleh kakak kelasnya bernama Raka Azka Pratama kelas XI IPA 1, yang menjabat sebagai wakil ketua OSIS.

Maira meregangkan tubuhnya sudah hampir satu jam ia duduk, "Ha banyak juga ya kak, pegel tangan gue ngetiknya."

Raka memutar bola matanya malas, "Lelet si lo kayak siput."

"Ye emang tugasnya aja yang banyak, bukan gue nya yang lelet," ucap Maira sebal.

"Ya udah biar gue aja yang lanjutin, dikit lagi selesai nih," ucap Raka mengambil alih laptop yang ada di depan Maira.

Maira tersenyum lebar menatap Raka, selain tampan ternyata kakak kelasnya ini juga baik hati pikir Maira.

"Makasih banyak kak, padahal tadi lo ogah-ogahan mau bantu gue," sindir Maira, iya awalnya Raka memang tidak mau membantu Maira. Tapi bu Tuti bilang jika Maira kesulitan ia bisa meminta bantuan Raka.

Raka melirik Maira dan kembali menatap layar laptop di depannya, "Soalnya gue sibuk, ini juga kan memang tugas lo."

"Ya mau gimana lagi kan gue masih baru makany..." belum juga ia menyelesaikan kata-katanya, Raka sudah menempel jari telunjuknya di bibir Maira.

Raka mendekatkan wajahnya ke wajah Maira, hingga jarak mereka cukup dekat, membuat jantung Maira berdebar tak karuan. Sebenarnya apa yang ingin di lakukan kakak kelasnya ini.

"Lo mau cepat selesai kan? bisik Raka yang di balas anggukan kecil dari Maira, "Makanya jangan ribut, suara lo kayak toa soalnya."

Mata Maira membulat, ia menghembuskan tangan Raka dari bibirnya. Ia menatap lelaki itu kesal, bisa-bisanya suaranya di bilang seperti toa. Padahal merdu begini, kayak Raisa.

"Tangan lo tuh bau upil," ucap Maira kesal.

"Loh kok lo tau? Gue memang ada ngupil tadi tapi lupa cuci tangan," ucap Raka sok kaget, ia sudah menahan tawa saat melihat ekspresi wajah Maira yang menatapnya tak percaya.

"Kak Rakaaaaa!"

"Hahahaha."

____

Setelah sekian lama akhirnya Maira menyelesaikan tugas yang telah di berikan oleh bu Tuti, dengan di bantu oleh Raka. Ia keluar dari ruang OSIS dengan wajah yang masam dengan Raka di sampingnya yang terus mengatakan kata maaf.

"Maira gue cuma bercanda tadi. Gue gak ada ngupil beneran sumpah dah," ucap Raka, padahal niatnya cuma bercanda tapi Maira malah marah dengannya.

Maira melirik Raka sinis, "Apa sih kak, ganggu aja. balik sono ke kelas lo."

"Maafin gue dulu dong, jangan marah-marah. Janji deh gak gitu lagi," ucap Raka sambil mengembangkan senyum termanis nya.

Maira menghela nafasnya lelah, hari ini ia memang sedikit sensi. Karena hari ini hari pertama tamu bulanannya datang, byasalah perempuan pasti tahu.

"Iya iya gue maafin. Awas aja gitu lagi, gue kasih upil beneran ntar lo."

"Nah gitu dong. Iya gue gak gitu lagi tenang aja," ucap Raka senang.

"Maira!" panggil seseorang sontak membuat mereka menoleh ke sumber suara.

"Kak Bara?" ucap Maira saat melihat Bara berlari ke arahnya.

"Kenapa kak?" tanya Maira saat Bara sudah di depannya.

Bara menyodorkan ponselnya ke arah Maira, "Minta nomor Wa lo."

"Hah? Wa gue?" tanya Maira kaget, kali ini benaran nomor WhatsApp nya kan yang di minta. Bukan nomor Dewi ataupun temannya yang lain.

Bara mengangguk, "Iya nomor lo. Gimana mau gak?"

Bukannya menjawab Maira malah terdiam, ia masih tak percaya ada kakak kelas yang meminta nomor WhatsApp nya. Sedangkan Raka menatap tak suka ke arah Bara, entah apa yang sedang di pikirkan nya sampai menatap Bara seperti itu.

Bara mengernyit heran, kenapa gadis di depannya ini malah melamun.

"Maira," panggil Bara.

"Eh iya kak," ucap Maira yang baru tersadar dari lamunannya.

"Gimana, boleh gak gue minta nomor wa lo?" tanya Bara untuk yang kesekian kalinya.

"Oh, boleh kok kak," ucap Maira mengambil ponsel Bara dan mengetikkan nomor WhatsApp nya.

"Nih kak."

Bara menerima ponselnya dengan senang. Dari beberapa hari yang lalu ia memang ingin meminta nomor WhatsApp Maira, tapi ia takut Maira tak memberikannya. Dan untungnya Maira mau.

"Makasih ya."

Maira tersenyum manis, "Iya kak sama-sama."

"Ck," lirik Raka, saat melihat betapa senangnya Maira hanya gara-gara di mintai nomor WhatsApp nya.

"Ya udah, kalau gitu gue ke kelas dulu ya," ucap Bara.

"Iya kak," balas Maira mengangguk.

Setelah kepergian Bara, Maira masih saja tersenyum senang. Entah lah padahal hanya di mintai nomor WhatsApp tapi ia merasa senang.

"Se seneng itu lo di minta nomor nya sama Bara. Suka lo sama dia?" ucap Raka.

Maira melirik Raka sinis, "Dih siapa juga yang suka sama dia."

"Heleh di minta nomor wa nya aja seneng gitu lo," ledek Raka.

"Sewot aja lo. Ya udah deh mending gue ngumpulin nih tugas ke bu Tuti. Bye upil," Maira berjalan meninggalkan Raka sambil melambaikan tangannya.

"Ck upil," ucap Raka masih menatap Maira yang sudah berjalan jauh.

_____

Suara notifikasi WhatsApp mengalihkan fokus Maira yang sedang mengerjakan PR nya.

"Siapa nih?" ucap Maira saat melihat dua nomor tak di kenal mengirimkan pesan ke padanya.

Maira membuka pesan dari salah satu nomor terlebih dahulu dan membalasnya.

____

08312193...

online

|Test

^^^Iya siapa?|^^^

|Ini gue Bara

|Save ya

^^^Oh iya kak, save back ya kak😊|^^^

_____

Maira tersenyum senang, ia beralih membuka pesan dari nomor yang satunya lagi.

_____

0858208...

online

|Assalamualaikum

^^^Walaikumsalam|^^^

^^^Siapa?|^^^

|Raka, save nomor gue ya

^^^Oh iya kak, save back ya kak upil 😂|^^^

|Udah napa upil mulu lo😑

_____

Maira tertawa karena berhasil meledek Raka. Ia beralih ke chat room nya bersama Bara, karena Bara sudah membalas pesannya. Untuk sesaat Maira lupa bahwa ia memiliki PR ya'belum selesai, itu semua karena ia ke asikan berbalas pesan dengan Bara. Hingga pukul sembilan lewat Maira baru sadar akan PR nya. Dasar Maira.

"Astaghfirullah pr gueee."

...-CCM-...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!