Bab 5 CCM - DEWI PUNYA PACAR?

...-CCM-...

"Mairaaa!" Dewi berlarian dengan wajah yang sumringah menghampiri Maira yang sedang duduk di kursinya.

"Selamat pagiii," ucap Dewi masih dengan senyuman manis yang terpatri di wajahnya.

Maira mengernyitkan dahinya heran, "Kenapa lo senyum-senyum begitu?"

Dewi melirik Maira sambil menyematkan rambutnya ke samping telinga, "Gue udah punya pacar," ucapnya malu-malu.

"Hah? Serius lo? Siapa?" tanya Maira beruntun sedikit kaget.

"Coba tebak," jawab Dewi.

Maira memasang tampang berpikir, "Hhm siapa ya?"

"Oh gue tau siapa pacar lo," ucap Maira semangat.

"Siapa siapa?" tanya Dewi tak kalah semangatnya.

Maira menatap Dewi dan tersenyum, "Pasti orang nomor tiga di tanda pesawat kan?"

Seketika senyum di wajah Dewi luntur, jawaban macam apa itu. Di kiranya Dewi sedang main Instagram, masa pacaran sama orang nomor tiga di tanda pesawat.

"Salah bukan orang nomor tiga di tanda pesawat, tapi..," Dewi menatap Maira dengan serius, "Orang nomor tujuh di tanda pesawat."

Mereka saling diam sampai beberapa saat kemudian tertawa terbahak-bahak. Karena kegilaan mereka sendiri. Hal ini di perhatikan oleh Khoirul yang sedari tadi duduk di depan mereka. Ia menatap dua gadis itu prihatin.

Khoirul menggeleng-gelengkan kepalanya, "Kasian mana masih muda."

"Hahaha," Dewi menghentikan tawanya, "Udah-udah serius nih gue, malah ngajak bercanda."

Maira mengelap air mata yang keluar sedikit dari matanya akibat tertawa, "Ya udah siapa pacar lo?"

Dewi tersenyum senang, "Kak kevin."

Untuk sesaat Maira merasa sedikit terkejut, akhirnya yang ia pikirkan selama ini terjadi juga. Kevin dan Dewi berpacaran. Mereka berdua memang cocok, apalagi yang Maira harapkan. Lagi pula Maira kan sudah move on, jadi tidak perlu di pikirkan lagi.

"Selamat ya, jangan lupa pajak jadiannya," ucap Maira ikut senang.

"Sip, tenang aja nanti gue traktir lo di kantin," balas Dewi.

"Gue juga ya," ucap Khoirul tiba-tiba.

Maira dan Dewi melirik Khairul sinis, "Yang botak gak di ajak."

"Gue botakin pala lo berdua ntar."

...🐒🐒🐒...

Jam istirahat seperti janjinya, Dewi mentraktir Maira di kantin. Mereka berdua dengan lahap memakan nasi goreng buatan ibu kantin. Mata Maira mengikuti pergerakan Raka yang baru saja tiba di kantin.

"Kak upil!" panggil Maira sedikit teriak sambil melambaikan tangannya.

Raka hanya memutar bola matanya jengah, sampai kapan adik kelasnya itu akan berhenti memanggilnya kak upil. Ah sudahlah dari pada memikirkan hal itu, lebih baik ia memesan makanan karena perutnya sudah sangat lapar.

"Eh Ra temenin gue yuk!" ajak Dewi seraya menatap layar ponselnya.

"Kemana?" tanya Maira sambil memakan nasi gorengnya yang tinggal sedikit.

"Nonton kak Kevin main basket."

Maira hanya menghela nafas pasrah, memang ya kalau lagi berbunga-bunga dan jatuh cinta pasti gak mau jauh-jauh. Maunya nempel terus kayak prangko.

Dewi mengangkat kepalanya menatap Maira senang, "Sekarang. Yuk!"

"Ya udah bentar. Sesuap lagi nih nasi goreng gue," ucap Maira, ia membersihkan semua nasi yang ada di piringnya sampai tidak ada sebutir pun. Karena guru agamanya pernah berkata 'ambil berkahnya' dan makanannya itu semua berkah jadi harus di habiskan. Setelah itu ia meneguk habis, es teh miliknya.

Maira mengelap bibirnya yang basah, "Udah yuk!"

"Let's go."

...🐒🐒🐒...

Dewi menarik Maira dengan semangat untuk pergi menonton sang pacar bermain basket.

"Duduk di sini aja kita," ucap Dewi selesai menemukan tempat yang lumayan dekat dengan lapangan.

"Okay," ucap Maira menurut.

Maira memperhatikan para lelaki yang sedang bermain basket, ia menatap Kevin yang terlihat dua kali lebih tampan saat bermain basket. Untuk sejenak ia terpesona dengan ketampanan itu, sampai tiba-tiba ia menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha untuk menyadarkan diri.

"Sadar Maira, dia itu pacar temen lo," batin Maira.

Tak lama netra nya menangkap sosok Bara yang juga ikut bermain basket. Maira tersenyum memperhatikan lelaki itu. Dari pada memperhatikan Kevin lebih baik ia memperhatikan Bara pikirnya.

Maira melirik temannya itu yang berteriak memberi semangat kepada Kevin.

"Semangat kak Kevin" pekik Dewi, Kevin menoleh dan memberikan senyuman manis ke arahnya.

"Ra," Dewi menoleh ke arah Maira sambil memegang dadanya, "Kak kevin ganteng banget, gue gak kuat."

Maira memegangi temannya itu, "Eh eh jan pingsan sekarang, gue gak mampu gendong lo soalnya."

Selang beberapa saat akhirnya Kevin selesai bermain basket, ia tak lupa juga di ikuti oleh bara pergi menghampiri Dewi dan Maira. Dewi langsung memberikan sebotol minuman dingin yang memang ia siapkan untuk kevin.

"Makasih ya," Kevin meneguk air itu sampai habis karena ia benar-benar harus sekarang.

"Pelan-pelan kak," ucap Dewi mengingatkan.

"Kamu udah makan belum?" tanya Kevin.

"Udah tadi bareng Maira di kantin."

Kevin memasang wajah kecewa, "Yah padahal aku mau ngajak kamu makan bareng."

"Gapapa aku temenin kakak aja makan di kantin. Mau gak?" ucap Dewi yang langsung di balas anggukan kecil dari Kevin. Bisa-bisanya Kevin jadi menggemaskan seperti ini.

Sedangkan Maira dan Bara hanya menatap mereka canggung, tidak tahu harus berbuat apa.

Maira menatap sebotol air dingin yang ada di tangannya, tadi dia membelinya untuk ia minum di kelas.

"Nih kak," ucap Maira menyodorkan air minum miliknya.

"Untuk gue?" tanya Bara menunjuk dirinya sendiri.

"Maira mengangguk, "Iya. Kakak pasti haus kan habis main basket?"

Bara tersenyum dan mengambil air itu, "Makasih ya. Lo memang sengaja beli untuk gue?"

"Oh gak tadi gue iseng aja beli takut tiba-tiba haus di kelas," jawab Maira polos yang membuat Bara sedikit kecewa.

"Gapapa nih?"

"Gapapa minum aja."

Setelah itu mereka berempat pergi ke kantin. Sebenarnya Maira tidak ingin ikut tapi Dewi memaksanya untuk menemaninya. Ha yang pacaran siapa yang ribet siapa. Dewi Dewi. Ya setidaknya Maira bisa dekat-dekat dengan Bara kan hehe.

...🐒🐒🐒...

Jam tanda pulang sekolah telah usai beberapa menit yang lalu. Murid-murid yang lain sudah berhamburan keluar sekolah sekolah untuk pulang. Tidak dengan Maira, sekarang ia sedang berjalan menuju lapangan voli di mana Angkasa dan teman-temannya sedang berlatih. Jadi Maira harus menunggunya.

Di perjalanan menuju lapangan voli Maira tak sengaja bertemu dengan Bara yang baru keluar dari kelasnya.

"Hai Ra. Gak pulang?" tanya Bara.

"Gak. Lagi nungguin Angkasa latihan dulu. Sebentar lagi ada sparing katanya," jawab Maira.

"Oh gitu. Mau pulang bareng?" tanya Bara menawarkan.

Maira menggeleng, "Ah gak usah kak makasih tawarannya. Gue nungguin Angkasa aja."

"Oh ya udah kalau gitu gue pulang dulu ya."

"Iya kak. Hati-hati."

Setelah kepergian Bara, Maira kembali berjalan untuk mendatangi saudara kembarnya itu. Bukan tanpa alasan ia menolak ajakan Bara tentu saja karena Angkasa akan marah. Pasti dia akan bilang 'Dasar gak setia saudara'.

...-CCM-...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!