Maira sedang berjalan sendirian, ia baru saja keluar dari toilet sampai tiba-tiba Kevin dan Bara yang sedang duduk di depan mereka memanggil Maira. Maira benar-benar tidak menyangka bisa berbicara dengan Kevin, ia sangat senang.
"Iya kenapa kak?" Tanya Maira dengan mengulas senyum manis di bibirnya.
Bara menunjuk kevin dengan telunjuknya, "Dia mau minta nomor wa," ucapnya.
Maira tidak salah dengarkan Kevin meminta nomor WhatsApp nya, oh Tuhan kalau ini mimpi tolong jangan bangunkan Maira dari mimpi ini.
"No nomor wa kak?" Tanya Maira gugup.
Kevin menganggukkan kepalanya, "Iya, lo punya kan nomor wa Dewi?"
Pertanyaan Kevin seketika membuat Maira membeku, ia kira Kevin meminta nomor WhatsApp nya tapi ternyata Kevin meminta nomor WhatsApp Dewi. Maira sudah sangat percaya diri, ini benar-benar sangat memalukan. Rasanya ada benda tajam yang menusuk dadanya sangat sakit.
Maira berusaha menenangkan dirinya, ia tidak boleh terlihat sedih, "Ada kok kak, tapi aku tanyain ke Dewi dulu ya. Soalnya dia gak suka nomor wa nya sembarangan di kasih ke orang,"
"Oke, nanti kalau dia mau bilang ke gue ya," ujar Kevin dengan senyuman di bibirnya, membuat jantung Maira berdegup kencang walaupun ia tahu Kevin tidak suka padanya.
"Ya udah kalau gitu saya ke kelas dulu ya kak,"
"Iya makasih banyak ya Maira,"
Tanpa menjawab Maira langsung meninggalkan Kevin dan Bara yang sedang tersenyum senang
karena akan mendapatkan nomor WhatsApp Dewi. Sedangkan Maira hatinya sekarang sangat sedih, padahal ini pertama kalinya ia menyukai seseorang tapi malah bertepuk sebelah tangan. Ha sangat menyedihkan ಥ‿ಥ.
Hari ini bukan hanya Kevin yang memanggil Maira, hanya untuk meminta nomor WhatsApp milik Dewi tapi ada beberapa kakak kelas bahkan yang seangkatan pun ada. Maira menjadi pusing menghadapi mereka, kenapa mereka tidak langsung memintanya saja dengan Dewi. Masa iya suka dengan perempuan tapi minta nomor WhatsApp nya saja tidak berani.
Jam pelajaran telah berakhir, Angkasa sudah duduk di atas motor Vario 125 berwarna merah miliknya. Menunggu sang adik tercinta, tadi Maira kebelet buang air jadi ia pergi ke toilet sebentar.
"Udah?" Tanya Angkasa ketika Maira berlari ke arahnya dengan air muka yang murung.
"Udah yuk pulang!" Ajak Maira yang langsung mendudukkan dirinya di atas motor.
"Lo kenapa?" Tanya Angkasa khawatir, ia rasa ada sesuatu yang terjadi dengan adiknya.
"Gapapa, ya udah yuk buruan pulang gue capek pengen rebahan," ucap Maira mengelak.
"Pakai helm dulu atuh neng," ucap Angkasa menyodorkan helm bogo berwarna hitam kepada Maira.
Cepat-cepat Maira memasang helm dan langsung melingkarkan tangannya di perut Angkasa, "Udah nih yuk jalan,"
Tanpa menjawab Angkasa langsung memutar kunci dan menjalankan motornya meninggalkan SMA Nusa Bangsa yang di penuhi murid-murid yang bersiap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing.
Tanpa mereka berdua sadari, banyak pasang mata yang menatap mereka. Banyak yang mengira Angkasa dan Maira adalah sepasang kekasih, kebanyakan dari kakak kelas karena mereka tidak tahu kalau Angkasa dan Maira adalah saudara mana kembar lagi.
"Idih mesrah banget tuh, gak tau malu mesra mesraan di sekolah," sinis salah satu murid, dia tidak tahu mereka berdua adalah kakak beradik.
___
Sesampainya di rumah Maira masuk ke dalam kamarnya, tanpa melepas seragam ia merebahkan tubuhnya di kasur. Saat ini ia merasa galau, tadi saat ingin ke toilet Maira melihat Kevin meminta secara langsung nomor WhatsApp Dewi. Dan yang membuat Maira makin sedih Dewi memberikan nomor WhatsApp nya. Maira menutup wajahnya dengan bantal, ternyata jatuh cinta seribet ini ya.
Setelah beberapa lama rebahan barulah Maira berniat mengganti bajunya, ia tidak memungkin lemah terus seperti ini. Lebih baik ia mandi agar pikiran dan hatinya menjadi dingin, setelah tadi terasa panas saat melihat Kevin dan Dewi. Setelah selesai mandi dan memakai pakaian Maira ke luar kamarnya sekarang ia merasa lapar sekali.
Tapi saat akan pergi ke dapur Maira mendapati Angkasa yang sudah berdandan rapi keluar dari kamarnya, sepertinya ia akan pergi.
Maira mengernyitkan dahinya, "Mau ke mana lo?" Tanya Maira.
Angkasa menoleh kearah Maira, "Mau keluar bentar. Kenapa? Mau ikut?"
"Emang boleh?"
"Boleh lah, emang pernah gue ngelarang ikut kalau gue mau pergi," balas Angkasa.
"Hehe gak pernah sih," ucap Maira cengengesan.
"Lagian Ayah kan lagi kerja. Walaupun kita cuma beda dua menit gue tetep kakak lo dan gue laki-laki. Jadi harus jagain lo," jelas Angkasa yang membuat Maira terharu mendengarnya. Saudaranya ini benar-benar perhatian.
"Ya udah deh gue ikut. Begini aja gapapa kan?" Tanya Maira melihat pakaian yang di kenakan nya. Ia hanya memakai baju kaus hitam dengan gambar kucing di depannya dan celana kulot berwarna navy.
"Gapapa yok jalan!" ucap Angkasa.
"Tapi gue belom makan,"
"Makan di luar aja ntar,"
"Oke brother."
___
Motor Angkasa berhenti tepat di depan kafe, setelah memarkirkan motornya ia dan Maira berjalan masuk dan menghampiri teman-temannya yang sudah ramai berkumpul. Di mana hanya ada dua orang perempuan dan sisanya laki-laki semua. Mereka semua adalah murid SMA Nusa Bangsa.
"Owalah ketemu temen-temennya ternyata," batin Maira.
"Angkasa dateng juga lo, sini duduk!" ucap Diwa sambil menepuk-nepuk kursi kosong di sebelahnya.
Angkasa menarik tangan Maira dan membawanya agar di duduk di sampingnya. Mereka yang melihat Angkasa membawa seorang gadis menatap Angkasa bertanya-tanya.
"Pacar lo Ang?" Tanya salah seorang temannya yang bernama Wahyu, mewakili mereka yang ada di situ. Karena mereka semua penasaran siapa kah gerangan gadis yang selalu bersama dengan Angkasa ini.
Angkasa melihat teman-temannya yang menunggu jawaban darinya, "Kenalin dia Maira adik sekaligus kembaran gue. Jadi lo pada jangan mikirin yang macem-macem,"
Setelah mendengar jawaban Angkasa mereka hanya ber oh ria, ternyata selama ini mereka semua sudah salah paham.
"Owalah gue kira pacar lo, sorry sorry gue salah paham," ucap Wahyu.
"Oh iya kenalin nama gue Wahyu," ucap Wahyu menjulurkan tangannya ke arah Maira.
Maira tersenyum canggung dan belum juga ia menjabat tangan Wahyu, sudah di dahului oleh Angkasa.
"Iya salam kenal ya," ucap Angkasa menjabat tangan Wahyu.
Maira menatap kakaknya datar, ia tahu kakaknya itu memang selalu seperti itu. Jika melihat laki-laki mendekati Maira.
Wahyu yang di perlakukan seperti itu hanya menatap Angkasa heran, ia melepaskan jabatan tangannya dari Angkasa dan berniat bersalaman dengan Maira. Namun dengan cepat Angkasa menepis tangan Wahyu pelan agar menjauh dari adiknya.
"Maaf a'a Wahyu, bukan mahram," ucap Angkasa yang membuat teman-temannya ya lain tertawa.
"Iya iya ah elah lu," ucap Wahyu kesal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ayleela
sangat teen sekali ya kak
semangat thor
mampur yuk ke berandaku
sehat selalu🌹
2023-08-22
1