CAMELLA 04

Camella berdiri tepat didepan pintu rumah . Camella menghembuskan napas pelan dan dalam semoga semua orang sudah tidur ia tidak sempat lagi untuk berlari kebelakang rumah karena memang Tari menurunkan dirinya tepat didepan pintu gerbang dan pak satpam sedang mengawasi dirinya.

TOK...

TOK...

TOK...

Camella mengetuk pintu dengan pelan dan hati-hati.

" Mama. " panggil Camella.

Tidak ada jawaban.

" Papa, kak Misya. " panggil Camella lagi.

Masih tidak ada jawaban sama sekali.

" MAMA...." teriak Camella.

Camella jongkok dan menyandarkan tubuhnya di pintu.

" Mama tolong buka aku takut. " ucap Camella lirih memejamkan matanya.

Seseorang membuka pintu terdengar dari bunyi dari dalam dan lampu ruang utama yang menyala.

KLEK..

" Mama aku takut. " ucap Camella yang hendak memeluk Clara.

" Apaan sih kamu. " Clara menepis pelukan Camella dengan kasar.

" Dari mana saja kamu hah ? jam segini baru pulang ? masih ingat rumah rupanya ku pikir sudah jadi gadis gelandangan diluar sana. " ucap Clara menusuk hati.

" Tadi aku habis dari rumah teman ku ma. " ucap Camella mencoba menguatkan hatinya.

" Aku tidak percaya apa jangan-jangan kamu.... " ucap Clara menggantungkan perkataanya sejenak.

" Apakah aku seburuk itu dimata mama " ucap Camella mengerti arah pembicaraan Clara sungguh sangat menyakitkan disaat dituduh yang tidak pernah dibayangkan oleh seorang anak.

" MAMA CAPEK SAMA KAMU , KAMU MAU JADI ******, JUAL DIRI TERSERAH AKU JUGA TIDAK PERDULI LAGI DENGAN MU MAU KAMU MATI , MASIH HIDUP , TINGGAL DISINI ATAU TIDAK AKU BODO AMAT " ucap Clara lantang segera masuk kedalam rumah meninggalkan Camella yang menatapnya dengan pandangan tidak dapat diartikan lagi.

Kini air matanya jatuh membasahi pelupuk kedua matanya Camella terisak pelan.

" Aku juga capek tinggal di sini selalu di salahkan selalu di perlakukan buruk dan di tuntut harus sempurna. " gumam Camella terisak pelan.

Camella segera menaiki anak tangga setelah itu ia kembali menangis sejadi-jadinya di bawah selimut.

...✿ ✿ ✿ ✿...

tepat pukul 06.00 pagi

" CAMELLA. " teriak Aska dari lantai bawah.

Camella yang masih tertidur terlelap dari tidurnya buru-buru membuka kedua matanya dengan paksa teriakan Aska memanggil namanya terdengar kembali tanpa ada adegan membersihkan tubuh Camella berlari menuruni anak tangga ia tidak boleh sampai melewatkan panggilan dari Aska ia bisa mendapatkan hukuman.

" Ada apa pa? " tanya Camella saat tepat berada di hadapan Aska.

Aska hanya diam sebentar menatap kearah Camella diikuti oleh tatapan Clara dan Misya yang berdiri tidak jauh dari Aska dan Camella.

PLAK....

Tamparan yang cukup keras dan kuat membuat sudut bibir Camella kembali mengeluarkan darah dan terasa panas suara bunyi tamparan terdengar sampai arah dapur belakang rumah bibi Ijah yang kebetulan berada di dapur belakang berlari ke ruang utama ia sudah tahu itu pasti hukuman dari sang majikan.

" Kemana kamu semalam hah jawab saya. " ucap Aska membentak tepat di hadapan Camella yang tertunduk sembari memegang pipi nya.

" A-aku sudah bilang sama mama a-aku h-habis dari rumah t-teman. " ucap Camella tergagap.

" Kau pikir aku percaya sialan hah? Misya kakak kamu melihat bahwa kamu habis keluar dari hotel bersama pria semalam. " bentak Aska tajam.

" Itu tidak benar kakak bohong semalam aku habis dari rumah teman ku pa percayalah padaku. " ucap Camella membela dirinya.

" Hey kenapa kau menuduh ku , aku mengatakan yang sebenarnya pa, dia yang berbohong memfitnah ku sekarang. " ucap Misya menangis.

" Aku tidak pernah berbohong pa kakak yang memfitnah ku. " ucap Camella.

" Berani sekali kamu menuduh putri ku seperti itu hah? tidak mungkin putri ku berbohong pada kami tidak seperti dirimu. " ucap Clara tidak terima ia mengambil balok kayu yang ada di bawah meja.

" Karena kamu berani melawan papa kamu harus papa beri hukuman " ucap Aska diambilnya balok kayu ditangan Clara.

" Tidak papa hentikan aku tidak mau. " lirih Camella saat balok kayu itu mengenai belakang punggung nya dengan keras.

BUGH...

" ARSGHHHHH..." Camella merintih kesakitan.

PLAK....

Clara menampar wajah Camella dengan keras emosi kedua nya sangat-sangat tersulut sekarang

BUGH...

Napas Clara mulai tidak teratur dia panik.

" Sakit papa " ucap Camella merintih lirih.

Mendengar suara itu semakin keras bibi Ijah menambah kecepatan lari nya di usianya yang sudah tidak tua lagi.

" Tuan nyonya hentikan lah " ucap bibi Ijah menengahi di peluk tubuh ringkih Camella yang sudah mulai kehilangan kesadarannya.

" Ijah buat apa kau melindungi anak sialan itu lepaskan dia adalah tanggung jawab kami. " ucap Clara geram ditariknya tubuh Ijah secara paksa.

" Tidak nyonya sebelum tuan , dan yonya berhenti memukuli nona Camella. " ucap bibi Ijah berkeras hati.

" Hais,pembantu sialan kau buat mood ku hancur di pagi hari saja. " ucap Clara berlalu pergi disusul Misya hanya diam tanpa bisa berkata apapun sembari mengikuti Clara.

PAK....

Balok kayu dihempaskan diatas lantai marmer dengan kuat. tanpa berkata apa-apa Aska pergi begitu saja seolah tidak merasa bersalah sama sekali setelah apa yang dilakukannya.

" Non, non masih kuat berdiri kan. " tanya bibi Ijah.

Camella menganggukkan kepalanya pelan dibawa nya Camella kedalam kamar nya serta diobati beberapa bekas luka yang mulai memar dan terbuka kembali.

" Kasihan non Mella. " batin bibi Ijah saat melihat semua luka di sekujur tubuh Camella yang mulai mengering sendirinya.

" Terima kasih bibi. " ucap Camella lirih ia tidak mampu mengeluarkan suaranya sekarang.

" Non tidak perlu berterima kasih sama bibi , bibi sudah anggap non sebagai anak bibi sendiri. " ucap bibi Ijah.

" Bibi ke dapur dulu non mau masak sarapan pagi nanti bibi kesini lagi. " ucap bibi Ijah lagi.

Camella hanya mampu menganggukkan kepalanya saja yang mulai berdenyut pelan.

" Ternyata masih ada yang perduli sama aku. " gumam Camella melihat kepergian bibi Ijah dari jauh.

...✿ ✿ ✿ ✿...

10.00 pagi

KLEK...

Seseorang masuk kedalam kamar Camella dengan perlahan diamatinya wajah terlelap Camella wajah yang menunjukkan guratan sedih tanpa orang itu merasa terenyuh melihat nya.

Hujan mulai turun membasahi bumi yang ikut bersedih dengan keadaan Camella yang begitu menyedihkan ia menekuk lututnya diatas tempat tidur.

" Dingin. " lirih Camella.

Dia tidak tega segera menarik selimut sebatas dada Camella sembari mengelus pelan kepala Camella dengan lembut.

Wanita itu meletakan nampan berisi makanan yang masak oleh bibi Ijah khusus untuk Camella meletakkannya diatas meja belajar Camella.

Dia memperhatikan sekitar kamar milik Camella menatap kearah langit-langit kamar. dia tidak bisa berhenti memikirkan keadaan Camella sejak pagi apakah selama ini mereka terlalu kejam kepada Camella.

" Maaf aku bukan kakak yang baik untukmu. " gumam Misya.

" Aku tidak bermaksud membuat papa dan mama membenci mu , dan maaf tidak bisa membela mu didepan mereka. " gumam Misya lirih.

Misya kembali menuju kearah Meja belajar Camella diambil nya beberapa buku disana dilihat satu demi satu dibuka nya buku catatan pribadi milik Camella ia tersenyum ketika melihat tulisan Camella yang begitu bagus dan rapi.

" Semangat belajar nya Camella aku menunggu kesuksesan mu dimasa depan. " batin Misya meletakkan kembali bubu catatan ketempat semula.

Misya membuka lemari pakaian milik Camella tidak ada yang istimewa di dalamnya semuanya hanya baju-baju bekas dari Misya.

" Mella, aku sebenarnya kasihan sama kamu tapi rasa takut didalam diriku mengubahnya menjadi kebencian aku takut kasih sayang mama dan papa berkurang sama aku. aku memang egois maaf. " batin Misya air matanya membasahi pipi nya.

" Jangan menangisi keadaan jalani saja seperti biasanya. " Misya menghapus air matanya dengan kasar.

diwaktu bersamaan senyuman Camella tidak pernah luntur dari wajahnya ia bermimpi bahwa kakaknya begitu peduli dengan ya selama ini, membelai wajahnya, mengusap rambut nya dengan lembut seandainya ini nyata Camella tidak ingin segera terbangun dari mimpi indahnya.

" Aku tahu kok kalau kak Mella sebenarnya sayang sama aku. " batin Camella dalam mimpi indahnya.

Terpopuler

Comments

Dewi Kesumawati

Dewi Kesumawati

hmm.. sayang tapi ngefitnah

2023-07-27

1

Zuraida Zuraida

Zuraida Zuraida

orang tua gila plus laknat

2023-06-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!