CAMELLA
Camella Veronica putri kedua dari pasangan Aska dan Clara . Camella dipanggil sebutan dengan Mella mempunya seorang kakak perempuan bernama Misya Zeline Queen mereka terpaut satu tahun.
" Kali ini kamu peringkat terakhir lagi? " tanya Clara menatap anak bungsu nya tajam.
Camella tidak berani berkata apa-apa. Camella hanya bisa menganggukkan kepalanya pelan.
" Mella.... mau sampai kapan kamu akan seperti ini? " bentak Clara melempar Raport kearah Camella berada.
BUGG....
" Maaf ma. " ucap Camella menundukkan kepalanya mencoba menyembunyikan air matanya saat Clara membentaknya.
" Kamu bisa tidak buat mama bahagia, sekali saja ? apa sulit bagimu hah? " ucap Clara.
" Maaf ma. " sesal Camella.
" Makanya kamu itu belajar, contoh kakak kamu itu sudah pintar ,cantik, prestasinya banyak , sedangkan kamu gak pernah mama dengar sekalipun nama mu disebutkan di atas panggung. " jelas Clara.
" Tapi mama, aku selalu belajar agar yang terbaik ma. " ucap Camella membela diri
" Melawan terus kerjaan nya anak ini, pergi belajar sekarang juga siang ini kamu tidak boleh makan sama sekali sebelum kamu sudah mengerjakan semua pr mu sendirian. " ucap Clara berlalu pergi meninggalkan Camella tertunduk dihadapan nya.
Camella menatap kepergian sang mama dari kejauhan.
" Tapi... tadi pagi aku juga belum makan. " lirih Camella air mata nya mulai membasahi pipi.
Camella langsung berlari menaiki anak tangga dia bergegas menuju kearah kamarnya dan melempar asal ransel yang dibawanya.
Ditatapnya langit-langit kamar yang tampak gelap.
" tuhan , kenapa aku selalu dituntut menjadi sempurna ? kenapa aku tidak dilahirkan menjadi anak pintar seperti yang lain ? kenapa aku terlahir bodoh dan kekurangan seperti ini? apa salah ku tuhan. " Camella menangis memukuli dadanya yang tampak sesak.
Camella berharap peringkatnya akan naik di tahun kedepannya ia akan membuktikan itu sebelum tuhan merenggutnya dari dunia ia ingin sekali saja melihat senyuman mama dan papa nya khusus untuk Camella bukan untuk Misya.
Camella merebahkan tubuhnya yang kurus tidak terawat di atas ranjang Camella memejamkan matanya berharap ada keajaiban yang datang padanya.
" MELLA......" teriak Clara dari lantai 1
Baru saja Camella memejamkan mata Clara sudah berteriak memanggilnya dari bawah sudah Camella tebak pasti mama nya akan menyombongkan diri atas prestasi anak tersayang nya Misya.
" Ada apa ma? " tanya Camella bergegas menuruni anak tangga dia tidak mau masalahnya semakin rumit.
" Kenapa ma? " tanya lagi Camella tepat dihadapan Clara dan Misya.
" Lihat , anak bunda yang satu ini dapat peringkat satu dong. " bangga Clara menunjukkan isi rapot anak sulung.
" Hebat dong, kakak dapat peringkat satu selamat ya. " ucap Clara tersenyum kecut dan terpaksa.
" Kamu pasti iri sama aku kan? " tanya Misya dengan angkuh
Camella menggelengkan kepalanya tidak setuju walaupun dalam lubuk hatinya yang terdalam mengiyakan.
" Tidak aku harusnya bangga dong kakak dapat juara buat apa aku iri " jelas Camella.
" Bagus deh kalau kamu tidak iri tapi nilai mu pasti jelek lagi kan ? mama udah cerita sih sama aku " ucap Misya.
Camella menundukkan kepalanya sendu.
" Kenapa kamu? nangis? " tanya Misya mengangkat dagu Camella dengan kasar.
" Gitu doang baper banget makanya belajar yang rajin kayak aku biar dapat kasih sayang orang tua gak kayak kamu teman aja gak punya apalagi prestasi mustahil. " ucap Misya dihempaskan nya dagu Camella dengan kasar.
" Sudah Sya biarkan aja dia renungkan kesalahannya nanti kalau papa pulang kita harus rayakan. " ucap Clara.
" PAPA PULANG. " terdengar suara Aska dari luar sana.
" Papa. " teriak Misya berlari kecil kearah Aska.
" Papa , coba tebak kakak dapat peringkat berapa. " tanya Misya menggandeng tangan Aksa.
" Peringkat 1. " tebak Aska.
" Ya, papa benar banget. " ucap Misya senang.
" Siapa dulu dong...." ucap misya menggantungkan ucapannya.
" Anak kesayangan dan kebanggaan papa tentunya. " ucap Aska.
" Bukan, anaknya mama. " ucap Clara tidak mau kalah.
" Aku anak papa dan mama biar adil. " ucap Misya menengahi.
Mereka bertiga sibuk bercanda dan tertawa ria mereka melupakan keberadaan Camella pemandangan yang sudah biasa Camella saksikan sejak dulu tanpa kehadiran dirinya yang selalu tidak pernah dianggap Camella hanya bisa tersenyum kecut melihat kebahagiaan mereka senyuman yang sulit diartikan .
Camella kembali memasuki kamarnya ia tidak ingin menyakiti kedua matanya.
" Papa punya hadiah buat kamu. " ucap Aska.
" Hadiah apa pa?. " tanya Misya dengan semangat.
" Ini dia....." ucap Aksa menunjukkan kunci mobil.
" Yey makasih papa emang yang terbaik. " ucap Misya memeluk Aksa.
" Ingat, nanti jangan bawa ugal-ugalan. " nasihat Clara.
" Oke, mama cantik. " ucap Misya memeluk Clara.
" Dimana Mella? , dia dapat peringkat berapa. " tanya Aska melihat kearah sekeliling.
" Sepertinya sudah dikamar papa, memang sangat tidak sopan sekali dia pa. " ucap Misya.
" Seperti biasa dia dapat peringkat terakhir lagi udah tidak usah bahas anak itu lagi mood mama bisa hilang. " ucap Clara.
" Papa, kita jalan-jalan yuk, pakai mobil baru dari papa , mama juga harus ikut. " usul Misya mengalihkan pembicaraan seputar tentang Camella.
" Ayo. " ucap Aska.
" Sebentar aku siap-siap dulu. " ucap Misya berlalu pergi sembari bersenandung meninggalkan ruang tengah.
" Apa kita ajak Camella juga sayang. " tanya Aska.
" Buat apa ajak dia biarkan saja dia didalam kamar mas merenungkan kesalahan nya cukup kita saja yang pergi menyenangkan anak mu mas. " ucap Clara berlalu pergi.
Aska menarik nafas gusar melihat kepergian sang istri.
Di sisi lain Camella menatap sendu kearah jendela kamarnya menampilkan kepergian papa dan mama nya bersama anak sulung pergi jalan-jalan tanpa dirinya apakah kehadiran Camella tidak diinginkan lagi?.
" Aku tidak boleh sedih lagi , mereka pasti akan sayang sama aku suatu hari ini. mereka tidak bolehkan aku ikut karena takut aku kecapean. " batin Camella berusaha berpikir positif setiap harinya tapi air matanya setetes demi tetes mengalir di pelupuk matanya.
" Jangan nangis Camella kamu kuat. " gumam Camella memukul kepalanya frustasi.
Camella berdiri didepan cermin cantik. rambut yang acak-acakan mata sembab badan kurus dan tidak terawat namun terlihat cantik. Camella mengikat rambutnya asal dia mengambil tas selempang yang tergeletak di atas ranjang.
Dilirik nya jam menunjukan pukul 15.00 karena rumah keadaan sepi tanpa harus bersembunyi Camella pergi keluar rumah tanpa meninggalkan jejak.
sebelum itu Camella sudah memesan gojek untuk pergi.
KRET....
" Eh kirain kamu tidak masuk kerja hari ini. " ucap Toni melihat kedatangan Camella.
" Tidak lah aku harus bekerja kalau tidak bagaimana aku beli kebutuhan dan makanan. " jelas Camella.
" Kamu sudah makan?. " tanya Risa dari arah dapur.
Camella menggelengkan kepalanya sembari memasang apron merah marun dan pakaian karyawan nya.
" Kebetulan aku bawa 2 bekal ambil satu untuk mu. " ucap Risa menyodorkan kotak makan.
" Terima kasih kalian sangat baik padaku. " ucap Camella tersenyum ramah.
Setelah pembicaraan selesai mereka kembali melakukan aktivitas masing-masing
Camella bekerja sejak usia 14 tahun di cafe Merium dari sanalah ia dapat membeli makanan kalau mama nya tidak memberinya makan serta kebutuhan peralatan sekolah dan kebutuhan lainnya semua Camella beli sendiri kecuali pembayaran sekolah orang tua Camella yang bayar.
Pukul 23.00.
" Kau mau ku antar pulang. " tanya Toni.
" Tidak perlu ton aku bisa sendiri sebentar lagi gojek nya datang. " ucap Camella menolak.
" Kalau begitu aku duluan. " ucap Toni melajukan motor nya.
Di saat tengah malam seperti ini biasanya Camella akan lewat pintu rahasia dibelakang rumahnya setiap hari Camella selalu pulang pergi kerja lewat jalan rahasia itu yang berada di area gudang yang terhubung ke kamarnya langsung. sebab itulah tidak ada yang mengetahui sejauh ini kalau Camella pekerja part time .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments