CAMELLA 03

Dari kejauhan Camella melihat seorang anak kecil kisaran usia 9 sampai 10 tahun tengah bermain bersama ibunya tetapi ada yang berbeda saat diperhatikan lagi dari raut wajah sang ibu terlihat begitu sendu dan tatapan tidak bisa diartikan saat melihat kearah putrinya yang sedang asik bermain lari-larian.

" Hey sayang hati-hati kau akan menabrak seseorang didepan mu nanti " teriak sang ibu memperingati anaknya yang asik berlari menghiraukan ucapan sang ibu dan benar saja dan benar saja anak perempuan itu menabrak tepat di kedua lutut Camella yang duduk di kursi taman.

DUG...

" Aww" meringis anak kecil itu memegangi kepalanya

Sang ibu berlari kearah anak nya Camella hanya terkekeh pelan walaupun sesekali meringis karena benturan yang lumayan sakit.

" Sudah ibu peringatkan kalau kau ingin bermain lihat kearah sekitar mu Arsya " ucap sang ibu.

" Apa kau baik-baik saja nona? " tanya wanita itu memperhatikan tampilan Camella dari atas sampai bawah.

" Ah... aku tidak apa-apa " ucap Camella.

" Maafkan anak ku nona dia memang seperti itu walaupun sudah aku kasih tau berulang kali" sesal wanita itu.

" Aku tidak masalah nyonya dan putri mu sangat cantik berapa usianya " tanya Camella mengalihkan pembicaraan.

" Saat ini usia nya menginjak 10 tahun " jelas nya.

" Sayang minta maaf sama kakak nya " ucap Tari.

" Maaf kakak aku tidak sengaja " ucap Arsya menundukkan wajahnya.

" Tidak apa-apa sayang aku memaafkan mu siapa namamu manis ? " tanya Camella.

" Nama aku Arsya Miranda " ucap Arsya gemas.

" Nama yang cantik secantik dirimu " ucap Camella gemas.

" Kenalin nama kakak kak Mella " ucap Camella.

" Bolehkah kita berteman ? " tanya Arsya saat mereka berjabat tangan.

" Tentu saja boleh dong " ucap Camella tersenyum senang.

" Yey, aku punya teman sekarang ibu " ucap Arsya senang berlari sambil loncat-loncatan.

" Sayang hati-hati awas jatuh " teriak Tari.

"Nama ku Tari kau bisa memanggilku kak Tari " ucap Tari.

" salam kenal kak Tari putri mu sangat cantik aku menyukai nya " ucap Camella jujur.

" Terima kasih " ucap Tari.

1 jam mereka mengobrol satu sama lain jam sudah menunjukkan pukul 10.00.

" Seperti aku harus pergi dulu " Tari.

" Kau mau ikut ? aku akan mengantar mu pulang " ucap Tari.

" Apakah boleh ? " tanya balik Camella.

" Tentu saja aku tidak mungkin membiarkan teman baru ku sendirian disini " ucap Tari.

...✿⁠ ✿⁠ ✿⁠ ✿...

DI MOBIL

" Apa kau bisa menunggu beberapa menit di mobil Mella ? " tanya Tari.

" Tentu saja kalau kau ada urusan mendesak silahkan saja aku tidak akan mengganggu " ucap Camella memangku Arsya.

" Apa kau yakin? aku tidak tahu ini akan lama atau tidak sebenarnya aku akan membawa Arsya kerumah sakit " jelas Tari.

" Sakit apa Arsya kak? aku lihat dia sehat-sehat saja " jawab Camella.

" Sakit Pneumonia " ucap Tari.

bertepatan mobil mereka telah sampai dihalaman rumah sakit.

Camella terdiam sesaat diperhatikan wajah terlelap Arsya dalam pelukan nya anak sekecil ini harus merasakan sakit.

" Apa kau ingin ikut masuk " tanya Tari saat mereka sudah berada diluar mobil dengan Arsya di gendongan Tari yang sudah membuka kedua matanya.

" Aku mau kak Mella ikut ibu " ucap Arsya menatap kearah sang ibu.

" Baiklah aku ikut kalian masuk " ucap Camella tidak enak hati menolak permintaan Arsya.

" Nanti saat masuk kedalam Arsya harus pintar ya tidak boleh cerewet dan nangis " jelas Tari.

" Iya bu tenang saja aku tidak akan menangis lagi " ucap Arsya.

Mereka masuk kedalam rumah sakit.

Camella duduk di kursi rumah sakit sambil menunggu Arsya diperiksa oleh dokter. Tari ikut masuk kedalam untuk menemani Arsya sejak tadi Camella hanya menatap sedih kearah Arsya anak usia yang masih kecil harus menanggung penyakit yang sangat berbahaya yang seharusnya mereka sedang bahagia nya bermain bersama teman seusianya.

Pintu ruangan terbuka secara Camella beranjak dari duduknya.

" Bagaimana , apa kata dokter? " tanya Camella.

" Kata dokter kondisi tubuh Arsya baik-baik saja dengan cara di vaksin penyakit nya akan sembuh " jelas Tari.

" Lalu kenapa kau tidak membawa nya vaksin diusianya yang sudah cukup untuk vaksin kan? " tanya Camella.

" Sebenarnya selain penyakit Pneumonia Arsya memiliki penyakit lain Arsya tidak bisa menanggung efek obat jenis apapun itu yang masuk kedalam tubuhnya sering sekali kondisi nya drop dan lemah tanpa sebab " jelas Tari.

" Apa kau sudah memberitahu dokter akan hal itu " tanya Camella.

" Aku sudah memberitahu nya sebab itulah dokter sedang membuat obat untuk Arsya konsumsi jadi disaat ada obat-obatan yang masuk kedalam tubuhnya itu tidak akan membuat tubuhnya Drop dan lemah " ucap Tari.

" Aku turut sedih kak mendengarnya tapi aku yakin Arsya pasti bisa sembuh " ucap Camella memberi semangat.

" Terimakasih Mella " ucap Tari tersenyum.

" Ayo kita pulang bu " sahut Arsya.

Mereka langsung menuju kearah parkiran mobil.

" Rumah kamu dimana Mella? " tanya Tari yang masih sibuk menyetir mobil sesekali menatap kearah samping.

" Antar sampai depan taman saja kak rumah ku tidak terlalu jauh dari sana " ucap Camella.

" Kakak Mella tidak mau mampir kerumah kami ? " tanya Arsya.

" Lain kali saja ya sayang kakak nya pasti capek " bukan Camella yang menjawab melainkan Tari.

" Aahh.... ayolah...." Arsya merengek.

" Emang tidak merepotkan kak Tari " tanya Camella.

" Tidak dong, kakak senang malahan " ucap Tari.

" Kak Mella jadi mampir kan " tanya Arsya.

" Iya boleh " ucap Camella.

" Asik......." ucap Arsya bersorak gembira.

Tari memarkirkan mobilnya didepan restoran makanan khas indonesia.

" Sekarang kita makan siang dulu sebelum pulang " ajak Tari.

Mereka masuk ke dalam mencari tempat yang masih kosong untuk di isi.

" Kamu mau pesan apa Mella " tanya Tari membolak-balik buku halaman menu.

" Em... tapi aku tidak bawa uang ku , kakak dan Arsya saja yang makan" ucap Camella tampak malu.

" Hahahaha... kamu ini tidak usah malu hari ini aku yang traktir " ucap Tari gemas dengan gadis yang berada dihadapannya.

" Beneran kak " tanya Camella memastikan.

" Tentu saja pesan sepuas mu " ucap Tari.

Camella memesan beberapa menu yang lumayan murah ia tidak ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan kebaikan orang lain.

Setelah selesai makan mereka melanjutkan perjalanan menuju kerumah Tari dan Arsya.

" Mama kamu tidak akan mencari mu nanti ? " tanya Tari.

" Tidak kak aku sudah berpamitan dengan mereka " ucap Camella berbohong karena tidak akan ada yang perduli jika dirinya pulang atau tidak.

" Oh bagus lah kalau begitu " ucap Tari.

Mereka turun dai mobil dilihat nya sekeliling rumah Tari di penuhi dengan tanaman hijau yang begitu asri dan indah.

" Kakak suka berkebun dirumah" tanya Camella saat melihat beberapa tanaman sayuran dan bunga-bunga.

" Ya seperti itulah kalau tidak ada aktivitas saat dirumah " ucap Tari seadanya.

" Ayo masuk " ajak Tari mempersilahkan Camella untuk masuk kedalam rumah sederhana nya.

Camella duduk di sofa ruang tengah disini Camella merasa nyaman tetapi sedikit suram. dan yang paling penting Camella tidak mendengar suara keributan tidak seperti dirumahnya.

" Kakak Mella ayo aku ajak ke kamar dan kebun belakang rumah " ajak Arsya sembari menarik tangan Camella.

" Sayang kamu harus banyak istirahat kata dokter jangan terlalu capek " cegah Tari.

" Ya, tidak asik dong bu " ucap Arsya sedih.

" Iya Arsya sayang lebih baik kamu istirahat saja nanti kalau sudah sembuh kita main sampai kamu puas " ucap Camella.

" Janji ya? " ucap Arsya.

Camella tersenyum menanggapi ucapan Arsya ia tidak berani mengiyakan takut janji itu tidak akan pernah terpenuhi suatu hari nanti.

Tari segera membawa Arsya kedalam kamar di temani sang baby sister yang akan membantu Arsya tidur siang.

" Makasih ya sudah mau mengobrol dan berteman dengan anak ku , sejak ia masih TK tidak ada satu pun anak yang ingin berteman dengan nya kamu tahu sendirikan bagaimana para orang tua itu memberitahu tentang keadaan anakku kepada anak mereka " ucap Tari.

" Buat apa kakak berterima kasih sama aku ? aku senang banget bisa berteman dengan Arsya aku sudah menganggapnya sebagai adik aku sendiri " ucap Camella.

" Kamu emang gadis yang baik hati aku bersyukur bisa bertemu dengan gadis seperti mu " ucap TAri memeluk hangat Camella.

" Hei kenapa nangis kak " ucap Camella melepaskan pelukan mereka.

" Aku senang saja bisa melihat senyuman anak ku yang setulus itu " jelas Tari.

" Aku berdoa semoga kamu mendapat kebahagiaan yang setimpal Mella " batin Tari tulus.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!