CAMELLA 02

Pukul 05.00

Camella sudah siap dengan pakaian seragam sekolah nya pagi ini Camella berniat membeli sarapan diluar sejak kemarin dirinya tidak beri makan oleh keluarga nya sangat lah jahat tapi Camella tidak sebodoh yang mereka pikirkan.

KLEK....

" Sepi. "

Camella berjalan dengan perlahan tanpa menimbulkan suara apapun saat diujung tangga seseorang memanggilnya.

" Loh non Mella mau berangkat sepagi ini. " tanya bibi Ijah.

" Eh iya bibi Jah soalnya di sekolah lagi adakan lomba jadi harus pergi sekarang buat bantu-bantu. " jelas Camella.

" Ya sudah non hati-hati dijalan nya ini bibi bawakan roti kesukaan buat non , bibi tahu non belum makan sejak semalaman. " ucap bibi Ijah memberikan kotak makan berisikan dua roti.

" Terima kasih bibi aku pergi dulu kalau ada yang tanya bilang aja aku pergi jam 06.00. " ucap Camella.

" Iya non aman aja kalau itu. " ucap bibi Ijah.

...✿⁠ ✿⁠ ✿⁠ ✿...

Camella berjalan di samping koridor menyusuri sekolah yang masih tampak sepi.

" Hei sampah kamu ngapain disini. " suara seseorang yang Camella kenal, Camella sudah tidak kaget lagi dengan kata-kata itu.

" Ini kan jalan umum siapa saja boleh lewat dari sini. " ucap Camella sewot.

" Nih bawakan tas ku ke kelas. " ucap Lina menyodorkan tas dan beberapa paper bag ditangan nya.

" Aku tidak mau bawa saja sendiri. " ucap Camella berusaha menghindar.

" Mau kemana kamu hah. " dengan sigap Lina menarik tangan Camella yang hendak pergi.

" Bukan urusan kamu. " ucap Camella.

" Ingat tugas kamu itu sebagai babu di sekolah" ucap Lina dengan penuh penekanan.

" Tapi ini belum jam sekolah dimulai. " ucap Camella meringis.

" Aku gak mau tahu pokoknya bawakan tas ku dan belanjaan nya atau tidak aku bakal kasih tahu sama anak - anak lain kalau kamu udah berani melawan sama aku. " ancam Lina.

" Jangan. " ucap Camella terpaksa dari pada dirinya jadi tempat bullying bulan-bulanan.

" Ya sudah bawakan. " ucap Lina berlalu pergi.

Camella menerima tas dan beberapa paper bag di tangan nya dengan pasrah Camella berjalan di belakang Lina kenapa nasib nya begitu sial niatnya pergi pagi agar terhindar dari masalah tapi takdir berkata lain.

Setelah sampai dikelas Camella meletakan tas nya dan milik Lina di atas meja nya.

" Oke, tugas kamu jadi babu hari ini belum selesai tunggu sampai kita sudah kumpul semua. " ucap Lina.

Camella sebenarnya malas untuk mendengarkan tapi ya mau bagaimana lagi membela diri tetap di bullying juga.

Camella menghela napas berat dia melanjutkan langkahnya. keluar dari kelas menuju kearah kantin ia harus mengisi energi terlebih dahulu sebelum perang.

Hari ini sangat beruntung bagi Camella saat jam pertama dimulai semua guru-guru rapat dan semua murid diperbolehkan untuk pulang serta mendapatkan hari libur selama beberapa hari ini dirumah jadi Camella tidak perlu repot-repot membawa baju ganti setiap harinya ke sekolah.

KLEK....

Suasana rumah tampak sepi kemana semua orang.

" Eh non Mella sudah pulang ? ini masih jam 10.00 pagi non?. " ucap bibi Ijah melihat kedatangan anak majikan nya.

" Iya bi Ijah guru-guru nya rapat semua terus juga dikasih libur selama beberapa hari dirumah. " jelas Camella.

" Wah, enak dong non Mella bisa istirahat bersantai dirumah. " ucap bibi Ijah.

" Kemana semua orang bi Ijah? " tanya Camella celingak-celinguk.

" Em... begini non, tadi saat sarapan pagi nyonya dan tuan sama Non Misya pergi liburan ke paris. " ucap bibi Ijah tidak enak hati menyampaikan.

Camella hanya menganggukkan kepalanya saja.

" Berapa hari bi Ijah? " tanya Camella.

" Katanya tuan selama 1 minggu ke depan. " ucap bibi Ijah.

" Ya sudah kalau begitu aku pergi ke kamar dulu ya bi Ijah. " ucap Camella berlalu pergi.

Bibi Ijah hanya menatap punggung Camella yang ringkih dari kejauhan ada guratan sedih di pahatan wajah tirus milik Camella walaupun tidak terlalu terlihat.

" Semoga non Mella diberi kebahagiaan suatu hari ini. " batin bibi Ijah.

Sudah 2 hari berlalu sejak liburnya sekolah dan kepergian keluarga harmonis mereka tanpa dirinya kini Camella menghabiskan waktu nya hanya sekedar dirumah dan bekerja dia tidak diperbolehkan ikut bukan? saat liburan terbukti mereka tidak mengajaknya dan langsung pergi begitu saja sama seperti beberapa tahun sebelum nya bukan suatu hal yang baru lagi buat Camella.

Pukul 02.00.

Camella membolak balik bantalnya berusaha mencari posisi yang paling nyaman. tapi rasa kantuk belum juga menyerang nya Camella bangkit dari kasur berjalan menuju balkon kamar. tidak ada bintang sama sekali . kelam , sama seperti kehidupan nya.

" Sekarang ini tidak ada yang perlu ditangisi" gumam Camella mencoba menguatkan diri.

Camella berjalan kearah meja belajarnya.

" Lebih baik aku belajar saja sampai pagi. " ucap Camella mengambil beberapa bukunya.

" Hm, jika nanti aku sudah pintar dan mendapat prestasi mama pasti bakalan bangga sama aku. " ucap Camella semangat belajar.

...✿⁠ ✿⁠ ✿⁠ ✿⁠...

BYUR....

Air dingin membasahi tubuh Camella.

" Mau sampai kapan kamu tidur hah. " emosi Clara memuncak.

" Sejak kapan mama pulang?. " ucap Camella menghiraukan badan nya yang basah kuyup bahkan bukunya juga ikutan basah.

" Berani sekali kamu bertanya padaku seperti itu, apa kau tidak suka melihat ku pulang hah anak sialan. " ucap Clara menarik rambut Camella kebelakang.

" AUW.... maaf ma aku tidak bermaksud begitu. " ucap Camella terkejut.

" Tidak usah banyak alasan kamu emang anak tidak berguna, bodoh!, " ucap Clara.

PLAK...

Satu tamparan mendarat di pipi mulus Camella saat tarikan rambutnya dilepas.

" Sekarang kamu sudah berani melawan padaku? sudah merasa hebat. " bentak Clara.

" T-tapi memang bukan salah ku ma. " lirihnya pelan.

" Jadi kamu mau salahkan mama? harusnya mama tidak pernah melahirkan kamu ke dunia. " tunjuk Clara tepat dihadapan Camella.

Sakit, tentu saja hati anak mana yang tidak sakit saat dikatakan seperti itu anak mana yang ingin dilahirkan seperti ini kalau kehidupan nya akan berakhir kelam.

PLAK...

Tamparan kedua telah berhasil lolos membuat sudut bibir Camella mengeluarkan percikan darah.

" Tampar, tampar saja lagi aku ma tampar sampai mama puas. " ucap Camella sakit hati.

PLAK...

PLAK...

PLAK...

Clara meluapkan semua emosinya dengan cara menampar kedua pipi Camella bergantian sampai mengeluarkan darah di sudut bibir Camella dan kedua pipi Camella terasa kebas.

" Puas ? mama puas sudah bikin aku terluka selama ini. " ucap Camella saat tidak mendapat tamparan lagi untuk kesekian kalinya.

Camella berdiri dari duduknya diatas lantai sembari memegangi pipi nya yang merah telah mati rasa dan sudut bibir mengeluarkan darah Clara hanya diam melihat kepergian Camella didalam lubuk hati yang paling dalam Clara merasa bersalah telah menekan Camella selama ini tapi rasa bersalahnya ditutupi oleh rasa ego dan benci yang teramat dalam.

" Mama kenapa. " tanya Misya melihat Clara mengambil segelas air dan duduk di samping nya di ruang makan.

" Masalah Mella lagi ya?. " tebak Misya.

" Tidak usah dipikirkan anak itu lagi ayo kita sarapan bersama. " ucap Clara.

" Iya ma. " ucap Misya.

di tempat lain

Camella menendang beberapa batu kerikil kecil di taman komplek perumahan sembari menghapus air matanya yang menetes tanpa henti Camella terus berjalan berkeliling taman dan ia sudah mengobati luka nya sebelum pergi dari rumah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!