Saat sedang berjalan tiba tiba saja Ara melihat mobil Hari yakni pacar nya Dena,ingin rasanya Ia meminta tolong pada pria itu namun Ia bingung saat melihat anak kecil berlari memanggil nya Papa.
"Astaga apa aku salah dengar?" gumannya.
Gadis itu pun tidak jadi mendekat Ia malah sengaja memeperhatikan mereka dari jauh, jujur Ia penasaran apa Heri seorang duda pikirnya.
Namun rasa penasaran nya langsung terjawab saat ada wanita yang menghampiri mereka, dan anak itu memanggil nya mama.
"Apa aku salah liat ya?" ucap Tiara membekap mulut nya Ia tidak percaya apa mungkin Dena adalah selingkuhan dari Hari pikirnya.
Tiara pun tidak mau ikut campur lalu Ia pun terus berjalan hingga sampai lah di jalan utama dekat halte bis tempat Ia menunggu.
Tiara pun bernafas lega ternyata sudah dekat dengan rumah kakak nya.
Tiara akhirnya sampai di depan rumah sang kakak, Ia melihat banyak orang di sana siapa pikir nya.
"Kamu baru pulang?" tanya Kak Alya membuat Ara kaget dan langsung menoleh ke asal suara.
"I.. iya Kak maaf tadi bis nya sedikit telat," bohong nya Ia tidak mungkin bercerita kalo tadi Ia pergi bersama Aldian, hanya itu alasan yang Ara punya karna Ia tidak mungkin berkata jujur.
"Ya sudah ayo mandi terus bantu kakak masak ada temen temen nya Mas Andi di atas," ucap kak Alya menunjuk ke arah tangga ternyata teman teman Mas Andi ada di atas semua.
"Iya kak," jawab nya.
Ara pun masuk ke dalam kamar Ia mengambil handuk dan juga baju ganti maklum kamar mandi di sana hanya ada satu jadi Ia harus keluar kamar dulu agar bisa sampai ke sana.
Setengah jam kemudian Ara pun sudah bersih dan rapi, Ia pun kemudian membantu kakak nya mamasak ikan yang tadi di bawa oleh Mas Andi dan kawan kawan, mereka habis memancing dan berniat makan makan di rumah itu.
Setelah selesai memasak Ara pun menyiapkan nya.
"Aku ke rumah Mamah deh malu kalo di sini," bisik Ara meminta izin ke rumah mertua dari kakak nya itu.
"Ya sudah sekalian bawa ini buat Mamah," ucap Kak Alya memberikan Ara sebuah tempat makan berisi ikan goreng bersama sambal dan lalaban untuk mertuanya karna rumah mereka tidak terlalu jauh cukup jalan kaki juga sampai namun Tiara malas karna harus melewati rumah Aldian sehingga Ia pun terpaksa bawa motor.
"Oke," jawab Ara.
Lantas gadis itu membawa motor menuju rumah Yuna,selama beberapa minggu ini Tiara memang belajar membawa motor namun jika ke jalan raya Ia pun masih belum berani.
Setelah itu Ara pun lantas membuka pintu rumah Yuna sambil mengucap salam, terlihat Bapak nya Yuna baru saja pulang dari mesjid membawa satu piring nasi putih.
"Loh bawa apa nak?" tanya pak Dani.
"Ini ikan goreng," jawab Ara meletakannya di atas meja, Pak Dani pun tersenyum lalu makan dengan lahap seperti nya pria tua itu sudah lapar.
"Makan sini sama bapak," ajak pak Dani namun Ara menggelengkan kepalanya.
"Nanti saja pak aku masih kenyang. Yuna kemana?" tanya Ara membuka pintu kamar Yuna nampak kosong.
"Oh dia lagi beli martabak ke jalan cagak sama Sean," ucap Pak Dani.
"Kalo Mama kemana?" tanya Ara bingung karna tidak ada siapa siapa di sana.
"Ke rumah bu rt gak tahu lagi apa, kalo gak salah sih ada promosi gitu tapi bapak gak tahu promosi apa," ucap pak Dani dan Ara pun menganguk Ia pun duduk di sofa terlihat mas Feri baru saja pulang.
Pemuda itu adalah adik Mas Andi yakni anak pak Dani, Feri juga masih lajang dan Ia bekerja sebagai security di sebuah bank swasta.
"Baru pulang Mas?"
"Iya, tumben sediri mana Yuna?" tanya Mas Feri sambil membuka jaket nya.
"Lagi keluar katanya," jawab Ara dan Feri pun mengangguk segera naik ke tangga masuk ke dalam kamar nya yang ada di atas.
Sedangkan Ara nampak bosan Ia pun membuka ponsel nya terlihat beberapa chat masuk ke dalam ponsel nya ternyata dari Aldan nampak pemuda itu meminta maaf padanya karna sudah meninggalkan nya tadi.
(Maaf ya Ra tadi aku sedang emosi jadi ninggalin kamu, kamu baik baik saja kan?)
(Bales dong Ra kenapa cuma di baca doang aku beneran nyesel udah ninggalin kamu tadi)
(Plis jangan marah ya. Aku liat kamu tadi ke rumah Yuna apa kamu masih di sana?) tanya Aldian membuat Ara bingung apa mungkin tadi Aldian melihat nya lewat tapi dimana kenapa Ia tidak melihat nya.
Ara tidak membalas namun Aldian yakin kalo Tiara masih di sana sehingga Ia pun mengirim pesan lagi.
(Tunggu bentar aku kesana sekarang)
Aldian dengan cepat keluar dari pintu dapur yang langsung menyambung ke taman samping rumah Yuna.
Tak sampai lima menit Aldian pun sudah berdiri di depan rumah Yuna Ia mengirim pesan pada Ara agar gadis itu keluar.
Ara pun keluar dari rumah terlihat Aldian tersenyum manis padanya, pemuda itu nampak sangat rapi dengan hoodie putih berjifer yang sengaja menutupi kepala.
"Lagi apa?" tanya Aldian mereka duduk di kursi di samping rumah Pak Dani.
"Ngapain kesini?," tanya Tiara sambil membenarkan baju nya Ia mulai merasa kedinginan karna angin malam mulai terasa.
"Aku mau minta maaf sama kamu," ucap Aldian membuat Ara menatap wajah pemuda itu.
Tampak penyesalan di mata Al dan itu membuat Tiara tidak tega melihatnya.
"Apa kamu lagi ada masalah?"
Aldian pun diam ingin rasanya Ia bercerita namun Ia malu dan bingung dari mana memulai nya sehingga Ia pun memilih diam hingga ponsel Ara berdering membuat mereka berdua kaget, Ara pun langsung mengangkat nya karna itu panggilan yang Ia tunggu dari tadi yakni dari pacar nya.
"Aku angkat telpon bentar ya," ucap Ara dan Aldian pun mengangguk.
Ara pun sedikit menjauh sehingga membuat Aldian penasaran dengan apa yang sedang mereka bahas karna Ara terlihat bahagia sekali.
"Sebenarnya Ara sedang bicara dengan siapa ya kok seneng banget kaya nya, dan dia malah cuekin gua kek gini," gumannya kesal.
Entah mengapa Ia merasa kesal dan cemburu saat Tiara menyebut sayang.
"Apa jangan jangan Tiara sudah punya pacar dan yang menghubungi nya itu adalah pacarnya?" gumannya lagi.
Sambil menunggu Aldian pun memilih bermain games di ponsel nya Ia benar benar melampiaskan pada ponsel nya itu karna seperti nya Tiara masih lama berbincang di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments