Malam itu Yuna memenuhi janji nya mengajak Tiara pergi ke acara itu, Ia membawa mobil sesampai nya di tempat itu Tiara sangat senang karna ada banyak artis yang datang di acara itu.
"Gila seru banget," ucap Tiara kagum melihatnya.
"Tentu saja tiap tahun juga pasti kaya gini Ra, gimana di tempat lu?"
"Seru juga tapi ini luar biasa," jawab nya.
Mereka bertemu dengan Dena juga pacar nya, Tiara pun berkenalan dengan pacar dari teman baru nya itu.
Tiara merasa takut karna seperti yang Ia duga pria itu seperti nya mata keranjang.
Ia pun memilih sedikit menjauh dari mereka karna Ia merasa tidak nyaman bersama mereka.
Tanpa di sangka Ia pun bertemu lagi dengan Aldian di sana, pemuda itu datang bersama teman teman nya.
"Hay Ra ketemu lagi," ucap nya sambil tersenyum.
"Ah iya kamu di sini juga," ucap Tiara canggung.
"Kenalin temen gua Ra nama nya Dito dan Geri," ucap nya dan Tiara pun mengangguk dan menerima uluran tangan mereka satu persatu.
Ternyata rumah Dito satu komplek dengan Kak Alya pantas saja Dito merasa pernah melihat Tiara ternyata rumah mereka bertetangga.
Sejak saat itu Tiara berteman baik dengan mereka, dan Tiara juga merasa nyaman saat mereka main ke rumah Kak Alya.
🍀🍀🍀
"Kak aku berangkat ya," ucap Ara karna pagi ini Ara ada kelas pagi, sudah hampir satu bulan Ara kuliah di sana dan Ara pun lumayan betah berada di kampus itu.
"Iya kamu hati hati melintas jalan kereta api nya jangan melamun," ucap Kak Alya mengingatkan.
Memang kampus nya Ara dekat dengan rel kereta api kalo Ia naik kendaraan umum pasti Ia harus nyebrang dulu kesana.
"Ya Kak, Asalamualaiakum," ucapnya.
"Walaikumsalam," jawab Kak Alya.
Seperti biasa Ara akan berjalan beberapan meter ke jalan raya untuk menunggu kendaraan umum lewat, biasanya Ara akan berangkat dengan Kakak Ipar nya namun kali ini sang Kakak ipar sudah berangkat ke sekolah.
Ara terus saja menunggu bis namun belum juga datang Ia pum terus melirik jam tangan nya yang terus berputar.
"Lama benget sih bis nya, bisa telat nih," batinnya.
Saat sedang melamun Ara di kagetkan dengan suara kelakson motor untung saja Ia tidak jantungan.
"Astagfiruloh siapa sih," gumannya sambil mengusap dada,lalu dia memencingkan mata nya melihat motor yang tidak di kenal nya.
"Hay Ra tumben belum berangkat?" tanya pemuda itu membuka helm nya sambil tersenyum.
Ara tidak menjawab karna dia sedikit kesal dengan pemuda itu, entah mengapa suka sekali mengganggu nya.
"Kenapa sariawan?" tanya Al melihat Tiara diam saja.
Tiara pun terpaksa menjawab nya dengan sedikit ketus. "Lagi nunggu bis," jawab Ara.
Hati nya terus saja gelisah karna takut telat sedangkan bis tak kunjung datang, apalagi waktu sudah mepet banget
"Gua anterin deh dari pada nunggu bis lama, nanti lu malah telat lagi," ucap Aldian namun Ara nampak ragu, Ia menggelengkan kepalanya.
"Gak usah, nanti kamu sendiri lagi yang telat kalo nganterin aku, kampus aku kan jauh," ucap Ara karna memang sekolah Aldian kelewatan kalo mau ke kampus nya Ara.
Aldian memang masih sekolah Ia baru saja masuk kelas 12, namun badan nya jangan di tanya pemuda itu mempunyai tinggi 178 cm.
"Udah ayo naik," ucap nya membuat Ara terpaksa mengikuti pemuda itu karna Aldian menarik tangan nya agar segera naik ke motor nya.
"Ehh bentar mana helm nya?" tanya Ara saat sudah berada di atas motor nya,mana bisa pergi kalo gak pake helm.
"Gua lupa bawa," jawab Aldian membuat Ara melebarkan matanya, ah dasar gimana sih kok malah gak bawa pikir nya.
"Ya udah aku gak jadi ikut deh takut nya kena tilang polisi," ucap Ara ingin turun lagi namun Aldin melarang nya Ia menahan tangan Ara agar tidak turun.
"Udah lu tenang aja gua tahu jalan pintas kok yakin gak bakalan kena tilang," ucap Aldin perlahan menacap gas melajukan motor nya.
Ara pun hanya bisa diam karna tangan nya di pegang oleh Aldian agar memeluk perut pemuda itu.
Aldian melajukan motor nya dengan kencang setelah Ara berpegangan erat pada perut pemuda itu.
Sehingga tak sampai 10 menit mereka sudah sampai di depan kampus, Ara pun perlahan turun dari motor itu sambil merapihkan rambut nya yang berantakan.
"Makasih banyak ya," ucap Ara merasa bersyukur bertemu dengan pemuda itu, walau dalam hati nya waswas karna takut nanti pacar nya Al marah dan salah paham padanya.
"Iya santai aja, gua langsung cabut ya," ucap Aldin mengacak ngacak rambut Ara yang memang sudah kusut terkena angin.
Ara mengerucutkan bibirnya kesal dengan perlakuan pemuda itu, namun Aldian sendiri hanya terkekeh.
"Kaya bocah aja lu," ucap Aldian membuat Ara melebarkan matanya tidak terima,harus nya yang bocah kan Al bukan dia pikirnya.
"Hey siapa yang bocah di sini aku lebih tua dari kamu ya," ucap Ara kesal sedangkan Aldian hanya terbahak.
"Umur kita sama jadi gak usah protes ya, ulang tahun gua lebih awal dari lu jadi gua lebih tua di sini, " ucap Aldin menyebutkan tanggal lahir nya yang memang hanya berbeda beberapa bulan saja dengan Ara namun di tahun yang sama.
Mungkin karna Ara pintar sehingga Ia bisa masuk sekolah lebih awal jadi di umur nya yang masih kecil sudah kuliah sedangkan Aldian umur segitu memang normal masih sekolah.
Umur Ara memang baru mau menginjak 18 tahun, umur Alvin ternyata lebih tua beberapa bulan darinya dan sudah berulang tahun beberapa bulan yang lalu.
Setelah Aldian pergi Ara pun berjalan menuju kelas nya yang lumayan jauh dari sana, Ia memilih Ekonomi bisnis karna memang Ia ingin menjadi orang yang sukses kelak.
"Hey kok malah bengong? kenapa?" tanya Luna teman satu kelas nya.
Mereka bertemu saat pertama masuk kampus dan Ara merasa cocok berteman dengan gadis itu.
"Aku gak papa kok," jawabnya.
"Lu diantar siapa? adik lu?" tanya Luna membuat Ara mengerutkan kening nya adik siapa pikir nya.
"Itu yang tadi bukannya adik lu, gua liat dia masih SMA," ucap Luna.
"Oh bukan itu temen, kebetulan aja tadi ketemu di jalan," jawab nya dan Luna pun menganggukan kepalanya.
Mereka pun mengikuti kelas seperti biasa setelah Dosen masuk.
Di sisi lain Aldian baru saja sampai di sekolah nya Ia terpaksa manjat pagar belakang karna gerbang sekolah sudah di tutup.
"Telat lagi lu? bukannya tadi lu berangkat duluan ya, kok bisa telat?" tanya Dito karna biasa nya mereka akan berangkat bersama.
"Gua habis antarin Ara dulu," ucap Aldin meletakan tas nya di atas meja.
"Wih pacar baru nih?" tanya Reno yang tahu sahabat tidak pernah dekat dengan gadis mana pun selama di sekolah.
Aldian adalah anak yang pendiam dan tidak banyak bicara saat berada di sekolah namun entah mengapa saat bersama Ara pemuda itu menjadi cerewet.
"Bukan cewek gua kok tadi cuma temen," jawab nya membuat mereka bingung.
"Temen apa temen gak mungkin kan cuma temen sampe bela belain telat masuk sekolah," ucap yang Angga.
"Tetangga baru gua puas kalian," jawab Aldian membuat mereka melongo termasuk Dito.
"Gak mungkin kalo cuma tetangga sampe bela belain kaya gitu," timpal Reno lagi..
Guru pun masuk membuat mereka berhenti berbicara hingga waktu istirahat tiba, untung saja Alvian siswa yang pintar sehingga Ia bisa dengan cepat menjawab soal yang guru berikan.
Aldian hanya senyum- senyum sendiri melihat poto Ara yang sengaja Ia ambil saat gadis itu melamun tadi.
'Lucu banget sih wajah nya kalo lagi kesal kek gini,' batinnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments