Sore itu Ara sudah pulang dari kampus Ia berjalan kaki dari halte bis menuju rumah kakak nya yang masuk ke dalam gang sudah biasa bagi gadis itu berjalan beberapa meter setiap harinya.
Banyak taxi namun Ia ingin mengirit ongkos, walau bagaimana pun Ia tidak mau menambah beban orang tua nya karna Ia masih mengandalkan pemberian dari mereka.
"Asalamualaikum," sapa nya.
"Walaikumsalam Ra kamu baru pulang," ucap Kak Alya yang sedang menyisir rambut Salsa seperti nya balita itu baru saja mandi karna tercium wangi kayu putih di sana.
"Iya kak tadi nunggu bis nya lama jadi sedikit telat," jawab nya meletakan tas di atas meja belajar di kamar nya.
"Mandi sana terus makan, kakak mau pergi sebentar sama Mas Andi jadi titip anak anak ya," ucap Kak Alya dan Ara pun mengangguk saja karna memang sudah biasa dia jadi beby sister mereka.
Setelah mandi dan makan Ara pun sholah magrib dulu lalu Kak Alya pun pergi meninggalkan Ara dan anak anak nya.
"Anty gendong," ucap Salsa yang memang sudah pasih berbicara.
"Mau kemana sayang?" tanya Ara melihat Salsa merengek ingin di gendong.
"Main," jawab nya sambil menunjuk ke luar rumah yang sudah mulai gelap.
"Di rumah aja ya main nya sama teteh Nadia besok main luar sekarang udah sore," bujuk Ara sambil menggendong nya.
Sedangkan sang kakak Nadia sangat tenang mewarnai di depan televisi.
Ara pun tersenyum, seandainya nanti Ia punya anak pasti repot nya seperti itu.
"Hayo melamun apaan lu?" tanya Yuna yang tiba-tiba datang mengagetkan nya.
"Astagfiruloh Yun kamu tuh kebiasaan ya suka ngagetin," ucap Ara sedikit kesal.
Sedangkan Yuna hanya terbahak mendengar nya, Ia duduk di sofa sambil meletakan sebuah kotak.
"Apaan nih?" tanya Ara penasaran.
"Tuh Martabak telur special makan lah," ucap Yuna, namun Ara bingung tumben gadis itu mambelikan nya makanan.
"Dari siapa?" tanya Ara penasaran.
"Ya dari gua lah, aneh lu," jawab nya.
"Tapi-
"Asalamualaikum," sapa seseorang di depan rumah.
"Eh ada tamu Yun bukain, aku lagi pw," ucap Ara yang memang masih menggendong Salsa yang sudah mulai terlelap dalam gendongan nya.
Yuna pun tersenyum setelah membuka pintu ternyata pacar nya yang datang, hmm pantas saja Yuna membawakan makanan untuk nya ternyata ada sang pacar.
"Eh Mas Sean kapan datang?" tanya Ara bersalaman dengan pemuda itu.
Ara memang sudah mengenal pacar Yuna karna selama satu bulan tinggal di sana Tiara sering bertemu dengan Sean.
"Baru setengah jam yang lalu, ikut sholat isya dulu sama bapak eh pas ke rumah Yuna nya malah gak ada, tau nya ada di sini," ucap Sean duduk di sebelah Yuna yang hanya cengengesan.
"Ya elah kan Mas tahu aku gak ada teman di rumah jadi kesini," jawab Yuna.
"Yun bikinin minum kali Mas nya," ucap Ara sedangkan Yuna langsung bangkit dari duduk nya mengambil air minum di dapur.
"Sama siapa Mas kesini nya?" tanya Ara, karna memang Mas Sean kalo ngapel suka bawa teman nya.
"Sama Mas Heri dan Yoga, tuh ada di rumah Dena," jawab nya.
"Oh begitu ya," jawab Ara.
"Yoga nanyain kamu lho Ra, dia titip salam buat kamu," ucap Sean.
"Iya bilangin walaikumsalam," jawab Tiara.
Setelah berbincang lama mereka pun pulang meninggalkan Ara dan anak anak, Ara pun tertidur bersama mereka.
***
Satu minggu berlalu seperti biasa Ara selalu di antarkan ke kampus oleh Aldian, meski Ia menolak namun pemuda itu selalu saja memaksa seperti hari ini Ara terpaksa pulang bareng karna Aldian sudah menjemput nya di depan kampus.
"Kenapa repot repot jemput sih aku bisa pulang sendiri," ucap Ara.
"Kenapa gak suka di jemput sama cowok ganteng kaya aku?" Aldian malah balik bertanya.
Karna Tiara selalu bicara aku kamu pada nya Aldian pun terbiasa dengan aku kamu juga.
"Bukan gitu aku cuma gak enak aja, bukannya kamu harus segera pulang ya?" tanya Ara namun Aldian tidak menjawab nya.
Ara pun naik di jok motor yang lumayan tinggi itu, badan Ara memang kecil sehingga sedikit susah naik nya tinggi nya pun hanya 160 cm.
"Al..!!"
"Hmm," jawab Aldian.
"Kita mau kemana sih, ini kan bukan jalan pulang?" tanya Ara bingung karna Aldian berbelok ke jalan lain bukan yang biasa.
"Udah diem nanti juga sampe rumah," jawab nya.
Ara pun hanya diam Ia tidak tahu ada jalan lain yang bisa di tempuh menuju rumah kakak nya itu, karna selama tinggal di sana Ara tidak pernah main kemana mana.
Aldian pun memberhentikan motor nya di dekat sebuah danau buatan dan sontak saja Ara bingung hati nya bertanya tanya.
"Kok malah berhenti, ada apa?" tanya Ara mengerutkan kening nya.
"Udah ayo turun aja," ajak nya.
Ara pun turun dan mengekori pemuda yang masih berseragam SMA itu, jujur saja Ara takut karna sudah sore takut nya hari makin gelap bisa di marahi dia oleh sang Kakak kalo pulang telat.
"Kita ngapain kesini?" tanya Ara.
"Beli baju," jawab Aldian asal.
Ara pun menepuk pundak Aldian kesal, badan Aldian yang tinggi membuat Ara harus sedikit mengangkat kepala nya agar bisa menatap wajah itu.
"Kamu tuh ya aku tanya baik baik juga," ucap nya namun Aldian hanya diam saja lalu memeluk erat tubuh sang gadis.
Sontak saja Ara kaget dan langsung mendorong tubuh pemuda itu.
"Kamu tuh apaan sih Al," ucap Tiara menatap sekeliling takut ada orang yang liat.
"Kenapa kamu gak mau di peluk sama aku?"
Tiara pun tidak menjawab namun beberapa saat kemudian Tiara mengajak nya pulang karna Ia bingung mau apa di sana.
"Ayo pulang," ucap Ara membuat Aldian menatap gadis itu.
Ara pun hanya menunduk Ia merasa gugup sekali berada di sana berdua, Ia juga sangat takut pikiran nya bercabang kemana mana.
"Lu kenapa sih Ra cuma peluk doang kok marah, gua lagi kesal nih jangan nambah masalah," ucap nya membuat Ara mengerutkan kening nya.
"Aku buat masalah aps?" tanya Ara sambil menunjuk dirinya.
"Bukan gitu maksud gua Ra, lu tuh ah entah lah gua malah tambah kesal," ucap nya segera naik ke atas motor dan meninggalkan Ara sendiri.
Sedangkan Ara terus berteriak memanggil pemuda itu, Ara berjalan sambil menangis Ia tidak tahu daerah itu kemana Ia harus pergi.
"Aldian brengsek banget sih kamu, aku takut," ucap nya lirih sambil terisak.
Ingin menghubungi kakak nya namun Ia takut sang kakak nanti pasti akan bertanya sedang apa Ia di sana, sehingga Ara pun memilih berjalan kaki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments