5. Sebuah Rahasia

Galih menceritakan semua yang dia tahu. Tak ada lagi yang dia tutup-tutupi. Tak ada lagi yang dia sembunyikan dari Alma. Dia berharap setelah ini Alma bisa melupakan Bara dan kembali menjalani hari-harinya dengan lembaran yang baru.

"Makasih ya Gal. Makasih udah mau berbagi cerita sama aku. Sekarang aku jadi tahu alasan Bara mutusin aku," ucap Alma.

"Sama-sama Al. Gue harap setelah elo dengar ini semua, elo bisa membuka lembaran baru dalam hidup lo," jawab Galih.

Alma hanya tersenyum mendengar jawaban Galih. Dalam hatinya dia memang berniat untuk melupakan kisah cintanya dengan Bara. Dia ingin memulai semuanya dari awal. Menata kembali hidup dan hatinya yang porak poranda.

"Selama ini gue memang mencari tahu kenapa Bara berubah. Tapi semua teman dan keluarganya nggak ada yang mau ngasih tahu gue. Semuanya kompak tutup mulut," ucap Alma.

"Cuman elo yang mau ngasih tahu gue. Cuman elo yang mau cerita banyak ke gue," lanjutnya.

Galih tersenyum. "Gue lakuin itu semua karena gue kasihan sama elo. Gue nggak tega aja ngelihat elo tiap hari harus bertanya-tanya kenapa Bara berubah," jawab Galih.

Mata Alma berkaca-kaca saat mendengar jawaban Galih. Dia tak menyangka lelaki itu begitu peduli padanya.

Galih lantas melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Oke. Gue harus balik kerja lagi," ucap Galih.

Alma mengangguk. "Iya. Gue juga harus balik ke booth. Makasih ya Gal. Makasih udah mau berbagi cerita sama gue," ucap Alma sekali lagi.

"Iya Al. Sama-sama. Kalau gitu gue balik dulu ya," pamit Galih.

Alma mengangguk. "Iya. Hati-hati. Salam buat Regina," ucapnya.

Galih tersenyum sembari mengacungkan kedua jempolnya. Dia kemudian melangkahkan kakinya keluar dari kafe itu.

Sepeninggal Galih, Alma kembali merenung. Hatinya seolah menolak fakta yang dikatakan oleh Galih tadi. Hatinya menolak kenyataan yang harus ia terima.

"Jadi selama ini gue cuman selingkuhan doang? Jadi selama ini Bara cuman jadiin gue sebagai pelampiasan doang," ucap Alma dalam hati.

Air matanya menetes perlahan. Hatinya terasa teriris perih kala mendengar perkataan Galih tadi. Dia tak menyangka jika sosok lelaki yang amat ia cintai, justru menjadikannya sebagai selingan. Dia juga tak menyangka jika Bara telah memiliki anak dan istri.

Lamunan Alma buyar ketika ponselnya berdering nyaring. Ternyata Garland yang menelepon dirinya.

"Iya gue balik sekarang. Tadi gue buru-buru jadi nggak sempat izin sama elo," ucap Alma.

"Share location kafenya sekarang. Gue jemput elo ke sana," ucap Garland.

"Enggak usah. Enggak usah Land. Gue naik ojol aja," tolak Alma. Dia tak ingin gosip tentangnya dan Garland semakin berkembang liar.

"Gue nggak nerima penolakan. Sekarang elo share location. Gue tunggu!" Garland mematikan sambungan teleponnya. Kemudian dia segera menuju tempat parkir motor.

Alma tak ada pilihan lain kecuali menuruti apa kata Garland. Karena dia tahu betul bagaimana sikap Garland. Dia akan terus memaksa jika dirinya menolak tawarannya.

Alma menunggu Garland di depan kafe. Sesekali dia melirik jam tangannya. Saat itulah tiba-tiba dia melihat seseorang yang amat dia kenal sedang berjalan menuju ke arahnya.

"Bara!" pekiknya tertahan.

Alma segera menyembunyikan wajahnya. Dia tak ingin Bara melihatnya di sini. Tak lama kemudian Garland datang dengan senyuman khasnya.

"Sorry lama. Tadi gue mampir dulu ke pom bensin. Biasalah si hitam. minta minum," jelas Garland. Pemuda itu lantas memberikan helm pada Alma.

Alma tersenyum sembari menerima helm. itu. "Enggak apa-apa. Maaf ya jadi ngerepotin elo," ucap Alma.

Garland membalas senyuman Alma. "Enggak apa-apa Al. Gue malah senang elo mau ngerepotin gue," sahut Garland.

"Yuk cabut sekarang!" ajak Alma.

Garland mengangguk. "Pegangan yang kencang. Entar elo jatuh lagi," goda Garland.

Alma tertawa mendengarnya. Dia kemudian berpegangan pada pinggang Garland.

Bara tampak celingukan saat mendengar suara tawa Alma. Lelaki itu tampak mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kafe untuk mencari keberadaan Alma di sana.

"Cari siapa Pa?" tanya seorang perempuan cantik yang datang bersama dengannya tadi.

"Eh enggak. Enggak cari siapa-siapa kok," jawab Bara. Suaranya sedikit bergetar karena gugup dan juga kaget.

"Oh... kirain lagi nyariin seseorang," ucap perempuan itu lagi.

Bara menatap perempuan itu dan memaksakan senyumnya.

"Enggak Sayang. Aku nggak nyari siapa-siapa kok. Jangan cemberut gitu dong. Kasihan kan dedeknya kalau mamanya cemberut gini." Bara mengelus perut perempuan itu dengan lembut.

Perempuan cantik itu tersenyum manis melihat perlakuan Bara padanya. Dirinya serasa di ratukan oleh sang suami.

...****************...

Matahari sudah bergulir menuju tempat peraduannya. Mia, Alma, dan Destyan tampak bersiap-siap untuk membereskan booth nya dan pulang.

"Mas Andi, tolong dong booth nya diangkat ke mobil," pinta Alma pada salah seorang tekan kerjanya.

"Siap nona manis," ucap seorang pria bernama Andi itu.

"Kartu-kartunya udah lo simpen semua Al?" tanya Mia.

"Udah. Udah gue masukin ke kotaknya masing-masing," jawab Alma.

"Penjualan hari ini lumayan banyak. Makasih buat kalian yang udah berjuang untuk hari ini. Sekarang sebelum kita pulang, mari kita berdoa menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing. Berdoa mulai," ucap Destyan memimpin doa.

"Amin. Berdoa selesai," ucapnya.

"Besok Alma sama Mia jaga di depan istana graha ya," ucap Destyan.

Mia mengacungkan kedua jempolnya. Sedangkan Alma hanya menganggukkan kepalanya saja.

"Gue besok mau liburan dulu ya. Jangan iri ya bestie," ucap Destyan lagi dengan tingkah konyolnya.

Alma dan Mia memutar bola matanya dengan malas. Namun sedetik kemudian mereka tertawa bersama.

"Ya udah yok balik kampung eh balik kantor, absen, terus kita pulang deh," ajak Mia.

Ketiganya lantas berjalan menuju mobil. Setelah semuanya masuk ke dalam mobil, Andi segera melajukan mobilnya menuju kantor mereka.

Sepanjang perjalanan, Alma lebih banyak diam. Gadis itu masih memikirkan ucapan Galih tadi. Ditambah lagi saat dirinya menunggu Garland, dia melihat Bara datang bersama dengan seorang perempuan yang tengah hamil besar.

"Apa itu istrinya Bara ya?" tanya Alma dalam hati. Dia terus memikirkan hal itu sampai-sampai dia tak merespon saat Mia bertanya padanya.

"Lagi mikirin apa sih? Serius banget deh?" ujarnya.

"Hah apaan Land eh sorry Mia," ucap Alma dengan suara gugup.

Mia dan Destyan tampak saling lempar pandang. Mereka berdua lantas tersenyum penuh arti saat Alma salah menyebut namanya.

"Elo lagi ngelamunin Garland ya? Hayo ngaku?" tebak Mia.

Wajah Alma kontan memerah. "Ih enggak. Siapa juga yang lagi ngelamunin dia. Orang aku lagi mikirin...."

"Mikirin apa hayo?" Kali ini Andi ikut-ikutan menggoda Alma. Membuat wajah gadis itu semakin memerah karena malu.

"Cie... cie... Dia malu-malu mau lho!" Destyan tak tahan juga untuk tak menggoda Alma.

Mereka terus bercanda dan menggoda Alma hingga sampai di halaman parkir kantor mereka.

"Heh! Cewek halu! Dasar nggak tahu malu lo!" hardik seseorang saat tiga serangkai itu tiba di halaman parkir kantor.

Terpopuler

Comments

Gogot Puji

Gogot Puji

mending gitu dah. nggak usah mikirin bara lagi. btw ada typo ya Thor. harusnya kisah cintanya dengan bara. bukan kisah cintanya pada bara. kalau mau pakai kata pada mending kalimatnya diganti gini Alma ingin mengubur dalam-dalam rasa cintanya pada bara

2023-06-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!