Alma menarik napas panjang dan dalam. Kemudian dia menghembuskannya perlahan. Garland hanya terdiam saat melihat apa yang dilakukan oleh Alma. Pemuda itu tak menuntut Alma untuk menjawab apa yang sedang ia tanyakan.
"Ada hal lain yang membuat gue bawa lo ke sini. Ada hal yang nggak boleh bokap gue dengar tentang Bara," ucap Alma.
Garland menautkan kedua alisnya. Pemuda itu merasa penasaran dengan apa yang akan dikatakan oleh Alma.
"Sebenarnya... sebenarnya gue sama Bara... udah...."
"Garland!" seru seseorang menyela obrolan mereka.
Garland dan Alma kompak menoleh ke asal suara. Garland memicingkan matanya guna melihat siapa yang memanggilnya itu.
Seorang gadis dengan kaus ketat dan celana pendek tampak berlari mendekat ke arah Garland dan Alma. Gadis itu tersenyum senang melihat Garland di taman itu.
"Kamu ngapain di sini? Kamu nungguin aku ya?" ungkapnya.
Garland memalingkan wajahnya. Pemuda itu terlihat sekali enggan untuk menatap gadis yang kini duduk di sebuah bangku di sampingnya.
Alma hanya bisa terbengong-bengong melihat tingkah Dania. Ya! Gadis genit itu adalah Dania, sepupunya.
"Al pulang gih. Aku mau berduaan aja sama Garland." Dania dengan entengnya mengusir Alma dari sana.
Alma memelototkan matanya. Dia tak Terima Dania mengusirnya bagai ayam.
"Kenapa gue yang harus pergi? Elo aja yang pergi?" kata Alma.
Dania melotot tajam. "Dasar nggak tahu malu. Elo mau godain pacar gue? Elo mau merebut Garland dari gue?" ujar Dania.
"Elo apa-apaan sih Dan? Gue yang ngajak Garland ke sini," ucap Alma.
"Enggak usah sok kecakepan deh lo Al. Emang lo pikir elo siapa hah? Elo tuh nggak ada apa-apanya dibandingin gue." Dania membanggakan dirinya sendiri.
Alma tersenyum mengejek saat Dania berkata seperti itu. "Hah! Apa lo bilang? Gue nggak ada apa-apanya dibandingkan elo?"
"Emang iya kan? Elo nggak pernah bisa bersaing sama gue. Elo selalu merebut apa yang gue punya. Dan sekarang elo mau merebut Garland dari gue, iya kan?" ujar Dania tak tahu malu.
Alma dan Garland ingin tertawa rasanya mendengar kehaluan Dania. Tapi Garland mencoba menahannya. Berbeda dengan Alma yang tertawa keras karena mendengar kehaluan Dania.
"Elo ngeremehin gue Al?" Dania terpancing emosinya saat melihat Alma tertawa keras.
"Siapa yang ngeremehin elo? Gue cuman ngerasa lucu aja. Denger elo ngomong serasa nonton stand up comedy tahu nggak!" sahut Alma.
"Tapi makasih ya udah menghibur gue. Gue jadi bisa ketawa lagi karena dengar lelucon dari lo." Alma berkata sambil menyunggingkan senyum miring. Kemudian dia beranjak dari tempat itu. Meninggalkan Garland dan Dania yang masih berdiri di sana.
...****************...
Hari ini Alma tampak sedang sibuk di stand-nya. Dia menata barang yang dia jual di atas booth. Destyan dan Melly, dua temannya turut membantu Alma.
"Kartu internetnya udah elo keluarin semua Al?" tanya Mia.
Alma mengangguk. "Tuh.Gue pajang di paling depan sendiri." Ucapnya sembari menunjuk deretan kartu internet.
"Oke. Sip... sip!" Sahut Mia sambil mengacungkan dua jempolnya. Kemudian dia kembali menata barang yang lain.
Setengah jam kemudian, semuanya telah selesai. Alma, Mia, dan Destyan tampak duduk di kursi yang mereka bawa dari kantor.
"Eh gue denger-denger elo habis dilabrak ya sama Dania?" tanya Destyan.
Alma mengerutkan keningnya. "Dilabrak? Lha ngapain dia ngelabrak gue?" tanya Alma heran.
"Katanya elo jalan sama cowoknya Dania. Dan dia mergokin kalian lagi mesra-mesraan di taman kompleks," jelas Destyan.
Alma sontak tertawa mendengar penjelasan Destyan. Dia tak kuasa menahan rasa geli yang menggelitik saat mendengar cerita Destyan barusan.
"Kenapa ketawa sih? Emang ada yang lucu ya?" tanya Destyan heran.
"Ops sorry... sorry! Gue jelasin ya. Jadi kemarin tuh gue sama Garland...."
Selanjutnya mengalir lah sebuah kisah dari mulut Alma. Dia menceritakan dari awal hingga akhir. Tak ada yang terlewat sedikitpun dari kejadian kemarin.
"Oh jadi gitu ceritanya," sahut Mia yang ikut mendengarkan kisah Alma.
Alma menganggukkan kepalanya. "Iya. Gue lagi cerita-cerita sama Garland. Eh tiba-tiba tuh nenek lampir dateng terus maki-maki gue," ucap Alma.
Mia dan Destyan tampak menahan tawa saat mendengar Alma menyebut nenek lampir.
"Eh tapi pas elo nggak masuk kemarin, Garland kayak orang galau gitu. Dia kayak nggak semangat gitu lho Al," ucap Mia.
"Terus? Hubungannya sama gue apa?" tanya Alma.
Mia melotot mendengar pertanyaan Alma yang terkesan cuek itu.
"Elo nggak peka banget sih jadi cewek Al. Garland tuh ada rasa sama elo," kata Destyan.
Alma hanya geleng-geleng kepala. "Ada-ada aja deh kalian berdua. Mana mungkin sih dia suka sama gue!"
"Lha buktinya. Pas elo nggak masuk, dia rela bolak balik telepon elo. Dia bahkan sampai nanya ke kita kenapa elo nggak masuk."
"Iya. Dia bahkan nggak nyari pengganti lho. Dia kayaknya emang ada rasa deh sama elo Al," timpal Destyan.
Alma terdiam mendengar pernyataan teman-temannya itu. Dia mulai berpikir apa benar yang dikatakan oleh teman-temannya itu? Tapi memang selama ini Garland selalu ada untuknya. Garland selalu menjadi orang pertama yang menghiburnya kala dirinya sedang dilanda gundah gulana.
TRING!!!!
Sebuah notifikasi pesan membuyarkan lamunan Alma. Gadis itu segera membuka pesan itu dan membacanya. Tiba-tiba dia bangkit dari duduknya.
"Mau ke mana Al?" tanya Mia.
"Ada urusan bentar," jawabnya pendek.
"Urusan apa?" tanya Destyan.
Alma hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan sahabatnya itu. Kemudian dia berjalan menjauh dari booth.
"Gue pergi dulu ya. Sebentar doang. Entar kalau ada yang nanyain, bilang aja beli makan. Oke!" pesan Alma pada kedua sahabatnya itu.
"Sip! Tapi jangan lupa dong uang keamanan," ucap Mia.
Alma mengerutkan keningnya. Sedetik kemudian dia mencebikkan bibirnya. "Dasar p****n lo. Kalian tenang aja deh. Entar gue bawain pizza deh," janji Alma.
Mendengar kata pizza, mata Destyan dan Mia berbinar terang. Mereka sudah bisa membayangkan betapa lezatnya makanan khas Italia itu.
"Beneran ya? Awas kalau lupa! Gue adukan ke Garland lo," ancam Mia.
Alma menggelengkan kepalanya. Kemudian dia melanjutkan langkahnya setelah berpamitan pada kedua. sahabat baiknya itu.
Alma memesan ojek online untuk mengantarkannya ke kafe yang tak jauh dari tempatnya open booth. Sesampainya di sana dia langsung masuk ke dalam dan berjalan menghampiri seorang pemuda yang telah menunggunya.
"Sorry telat." Ucap Alma setelah dirinya duduk di depan pemuda itu.
Pemuda tampan itu tersenyum. "Enggak apa-apa Al. Gue juga baru aja sampai kok."
"Jadi gimana? Elo tahu sesuatu tentang Bara?" tanya Alma langsung pada intinya.
Pemuda itu menghela napas panjang. "Kita ngobrol sambil makan ya. Elo mau pesan apa?" Dia menyodorkan buku menu pada Alma.
Alma tak begitu tertarik pada tawaran itu. Dia hanya ingin tahu sesuatu tentang Bara. Titik.
"Apa aja deh," jawab Alma tak bersemangat.
Pemuda itu kemudian memanggil seorang waiters. Dia memesan makanan dan minuman untuknya dan juga untuk Alma.
"Jadi gimana Gal? Elo tahu sesuatu tentang Bara?" tanya Alma semakin tak sabar.
Pemuda bernama Galih itu menghela napas sekali lagi. Kemudian dia berkata, "sebaiknya elo lupain Bara, Al. Dia udah berubah. Dia bukan lagi Bara yang dulu lo kenal."
Alma mengernyitkan keningnya. "Maksud lo apa ngomong kayak gitu Gal?"
Galih menghela napas panjang sekali lagi. "Dia sekarang udah jauh berubah. Dan gue bakalan ceritain semuanya ke lo sekarang. Termasuk rahasia besar yang dia simpan selama ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Gogot Puji
waduh rahasia apaan tuh?
2023-06-24
1