Bunyi ponsel berdering membuat Arfan mendengus raut wajah nya terlihat malas untuk mengangkat telepon. Pria itu langsung menonaktifkan ponsel nya.
"Tok, tok, tok,"
bunyi pintu diketuk dari luar.
"Masuk." jawab Arfan menyuruh sosok yang mengetuk pintu masuk ke dalam ruangannya.
"Fan, lo nggak pernah angkat telponnya ya?" tanya sosok itu pada Arfan. Sembari menunjukan ponsel yang sedang berdering menampilkan nama si penelepon.
Arfan hanya melirik sekilas dan menggelengkan kepala nya.
"Kemarin, dia menelpon gw katanya lo nggak pernah angkat telepon, bahkan lo udah lama ngga pulang." ucap sosok tersebut.
"Malas gw Yan." ungkap Arfan pada Riyan, sosok yang duduk di depan nya adalah Riyan sahabat sekaligus sekretarisnya kepercayaan Arfan.
"Sebagai Sahabat … Gw cuma mau ngasih saran sama lo, sesibuk apapun urusan lo. Sesekali tengoklah nyokap lo kasihan dia." Sambung Riyan.
Bunyi ponsel Riyan kembali berdering. Rian menyodorkan ponselnya kepada Arfan.
"Angkat Fan," pinta Riyan penuh harap.
Akhirnya Arfan mengambil ponsel sahabat nya itu dan menerima panggilan telponnya.
"Halo Riyan, kenapa teleponku tak diangkat?" tanya wanita di dalam panggilan telepon.
"Ini aku, ada apa?" jawab Arfan.
"Arfan … benarkah ini kamu Nak?" tanya wanita tersebut.
"Iya ini aku." Pria itu pun menjawab dengan singkat.
Lama terdiam akhirnya wanita itu pun berbicara.
"Dasar, Anak nakal. Kenapa tidak pernah mengangkat telepon dari Mama? Apa mama harus terbaring sakit dulu baru kamu mau pulang kerumah!" Sindir wanita itu di dalam panggilan tersebut.
"Sudah dua bulan, aku tidak melihat batang hidungmu, pulang lah. Sebelum Mama hapus nama kamu dari kartu keluarga!" ancam mama nya Arfan. Wanita itu tau anak nya tidak akan pulang kalau dia tidak diancam.
"Aku sibuk, Mama pasti tau salah satu Restoran cabang sedang bermasalah, Aku harus membereskan semuanya dalam waktu singkat." jawab Arfan dia mencoba menjelaskan masalah yang membuat akhir-akhir ini malas pulang ke rumah utama.
Padahal sebenarnya itu adalah alasan. Penyebab Pria itu malas pulang dan jarang menerima panggilan dari mamanya karena dia tidak tahan dengan omelan sang mama.
Buktinya baru dia menjawab tiga kata. Wanita itu sudah mencecar nya dengan dengan banyak kata-kata mengancam.
"Alasan saja, yang paling banyak bekerja itu Riyan. Mama tau semuanya." Jawab mama.
"Setidak nya, jangan menolak telepon dari Mama, apalagi sampai mematikan ponsel demi menghindari Mama." sindir Wanita tersebut.
"Akhir pekan … pulang lah kerumah Mama ingin bertemu." perintah Mama pada Arfan.
"Iya Mah, nanti aku pulang. Sudah ya masih banyak pekerjaan yang belum selesai nanti Arfan telepon mama lagi." timpal pria tersebut.
Panggilan pun langsung diakhiri tanpa mengucap salam terlebih dahulu.
*
*
*
Zahra sedang merapikan barang-barang yang ada di toko dia sudah masuk kerja kembali. Tak mau menyia-nyiakan liburnya gadis itu berkeliling kota jakarta bersama Sari teman kecil nya.
Semenjak Zahra bekerja. toko semakin ramai pembeli. Pemilik toko pun sering memuji kinerja Zahra kepada pegawai yang lain. Tanpa Zahra sadari para pegawai sangat iri dan tidak suka padanya. mereka berfikir Zahra pandai mencari muka sampai mendapat bonus penjualan, padahal wanita itu baru beberapa bulan bekerja.
Seiring berjalannya waktu. Zahra menyadari sikap teman kerja nya sangat berbeda tidak seperti sebelum nya.
Zahra pun bertanya-tanya dalam hati dia tidak tahu kesalahan nya Apa sampai teman kerja nya sangat berubah.
Hanya Sari yang tidak berubah dia selalu baik padanya.
Siang menjelang sore Zahra sedang tugas berjaga melayani pelanggan.
Dia melihat wanita paruh baya cantik dan elegan. Wanita itu mengapit lengan Pria tampan nan gagah dengan kaos polos dan celana jins panjang.
"Selamat datang di toko kami," ucap Zahra sambil tersenyum dengan mengatupkan kedua tangan nya.
Wanita paruh baya itu mengangguk dan membalas dengan senyuman.
Sekilas Zahra melirik pria itu dan berfikir
"Sepertinya aku pernah melihat nya dimana ya? Wajah nya terlihat familiar." ucapnya dalam hati.
Setelah Zahra membantu memilihkan pakaian yang dibeli wanita paruh baya itu dan mengantarkannya ke kasir. Zahra pun izin pergi ke toilet karena mendadak mendapat panggilan alam. Dia bergegas lari ke arah toilet yang ada di dalam mall
"Brugh"
Dia terburu-buru sampai tidak menyadari menabrak seorang pria yang berjalan di depan nya.
Zahra pun mendongak dan ternyata pria itu. Ya dia pria yang bersama wanita paruh baya.
"Maaf … Tuan, saya tidak sengaja." kata Zahra sambil mengatupkan kedua tangan nya.
Pria itu melirik nya dengan tatapan tidak suka.
"Lain kali kalau jalan matanya dipakai." sindir pria tersebut sambil berlalu melewati Zahra.
"Astagfirullah … Padahal aku tidak sengaja dan sudah minta maaf." gumam Zahra sambil berlalu masuk kedalam toilet.
*
*
*
Setelah dari toilet Arfan pun menghampiri mamanya yang sedang mengantri di kasir. Ya seharian ini dia menamani mamanya pergi jalan-jalan dia tidak berani membantah apalagi menolak wanita itu.
Wanita itu langsung memanggil Arfan.
"Fan kesini sebentar," panggil mamanya sambil melambaikan tangan.
"Ada apa Ma, sudah belanja nya?" tanya Arfan sembari menghampiri mamanya.
"Ini loh, kamu gantiin Mama ngantri Mama udah kebelet pengen ke toilet dari tadi, kamu Mama tungguin malah baru nongol." jawab mamanya sambil berganti posisi dengan Arfan wanita itu pun langsung bergegas pergi meninggalkan anaknya.
Setelah membayar barang belanjaan Mama nya Arfan pun keluar dan menunggu di tempat duduk tidak jauh dari toilet.
***
Zahra hendak keluar dari toilet tiba-tiba dia mendengar suara jeritan wanita mengaduh kesakitan.
"Aaaaaaah, sakit sekali," jerit wanita itu di dalam toilet.
Gadis itu langsung membalikkan badan dan menghampiri suara tersebut. Dia mengetuk-ngetuk pintu dan pintu pun langsung dibuka dari dalam. Gadis itu terlihat sangat terkejut melihat wanita yang terduduk di bawah kloset.
"Astagfirullah, apa Ibu baik-baik saja?" tanya Zahra. Dia langsung menghampiri wanita itu dan membantunya nya berdiri.
"Aduh … kakiku sakit sekali," rintih wanita paruh baya itu.
"Mari, saya bantu keluar, ibu pegang pundak saya," ucap Zahra sambil mencondongkan badannya ke sebelah wanita paruh baya tersebut.
Mereka pun keluar dari toilet. Wanita itu terlihat sangat kesakitan.
Dengan badan yang kurus dan mungil membuat Zahra sedikit kesulitan memapah wanita itu.
"Terima kasih ya Nak kamu baik sekali bantuin Tante," ucap wanita paruh baya itu pada Zahra.
"Sama-sama Bu," sambung Zahra sembari sekilas menampilkan senyum manis nya.
"Kamu yang kerja di toko pakaian tadi kan yah, nama kamu siapa Nak?" Tanya wanita paruh baya tersebut.
"Nama saya, Zahra Buk."
"Nama yang cantik, seperti orang nya. Maaf tante mau bertanya boleh?"
"Boleh Buk, mau tanya apa?"
"Apa Nak Zahra sudah menikah?" tanya wanita itu pada Zahra.
Mendapat pertanyaan yang tak terduga membuat Zahra terdiam sejenak.
"Belum … Buk." jawab Zahra dia tidak pernah menyangka mendapat pertanyaan seperti itu.
"Wah… kebetulan sekali, boleh tante minta nomor ponsel kamu Zahra?" pinta wanita tersebut
Zahra tidak langsung memberikan nomor ponsel nya. Gadis itu terdiam cukup lama.
Setelah wanita paruh baya itu membujuknya agar diberi nomor ponsel Zahra dengan alasan ingin menanyakan model terbaru pakaian dari toko tempat dia bekerja. Akhirnya Zahra memberikan nomor ponsel nya pada wanita paruh baya tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Ig:@saffana219
bener pake banget😂
2023-07-10
2
El
nomerku aja tante, ini aku kasih cuma-cuma 😅
2023-07-09
0
El
emak-emak semuanya sama aja 🤣🤣🤣
2023-07-09
0