Tatapan semua orang terpaku pada pria dan wanita yang turun beriringan melewati beberapa anak tangga. Langkah kaki jenjangnya, dengan gaun indah yang melekat sempurna, dan kecantikan wajahnya. Tampak seperti sepasang pengantin yang baru saja menuruni pelaminan. Hanya saja itu hanyalah perumpamaan semata.
Tertulis jelas bahwa di sebelah Edward saat ini adalah Sarah Victoria, adik bungsu Edward yang ditemukan beberapa puluh tahun kemudian setelah dinyatakan menghilang. Mungkin bagi setiap orang terasa mustahil, tetapi kenyataannya seperti itu.
Dari sekian banyak klien yang kagum pada Sarah, Daniel seakan menjadi orang pertama yang langsung memindai wajah wanita itu dan merasa memiliki kecocokan. Ya, Daniel menyukai kecantikan.
"Daniel, turunkan pandanganmu!" tegur Brenda.
Brenda Caroline adalah mantan sekretaris di perusahaan Daniel yang dipecat tidak hormat. Bukan karena ingin memecat wanita itu, tetapi demi menutupi skandal yang mereka lakukan, Daniel terpaksa melakukan hal itu.
Setelah bercerai dari Catherine, Daniel mengumumkan ke publik bahwa dia telah menemukan pengganti Catherine. Walaupun belum berniat untuk menikah, tetapi Brenda adalah sosok yang dianggap berhasil membuat Daniel melupakan masa lalunya.
"Dia itu hanya adiknya Edward," kilah Daniel.
"Awas saja kalau sampai kamu jatuh cinta padanya." Brenda selalu memberikan ultimatum kepada Daniel saat bertemu dengan para wanita cantik di luaran sana.
Sayang, ultimatum itu tidak berpengaruh pada Daniel. Mungkin setahun terakhir ini Daniel menyetujuinya, tetapi untuk hari ini adalah sebuah pengecualian.
Sarah Victoria memiliki segalanya. Standar kecantikan yang tinggi, kekayaan, dan yang lebih mengesankan lagi bahwa dia adalah adik dari Edward Harrison. Pengusaha kaya yang bisnisnya berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir.
Daniel akan mendapatkan keuntungan besar saat bisa mendekati Sarah. Mungkin juga dia akan melepaskan Brenda lalu mengejar wanita itu. Tujuannya sebenarnya untuk kekayaan, tetapi pesona Sarah membuatnya jatuh cinta lagi.
"Tuan Daniel!"
Daniel sampai tidak sadar bahwa Edward dan Sarah telah sampai di hadapannya. Cukup dekat bahkan sampai membuat jantung Sarah berdetak hebat.
Pria di hadapannya itu pernah menjadi bagian terpenting dalam hidupnya. Pernah juga menyakitinya dalam satu waktu. Inilah pertemuan pertama kalinya Sarah dengan seorang wanita yang pernah dikenalnya. Tidak lain adalah mantan sekretaris suaminya.
Ya, Brenda Caroline. Sarah mengenalnya saat menjadi Catherine di masa lalu. Namun, dia tidak tahu bahwa keputusan Daniel memecat wanita itu dipikir karena dia melakukan kesalahan. Rupanya ada skandal di antara mereka.
"Oh, Tuan Edward. Maaf, kami terlalu fokus pada Nona ...."
"Sarah. Sarah Victoria!" Sarah mengulurkan tangannya lalu disambut oleh Daniel dengan sangat lembut.
Cukup lama mereka berjabatan tangan sampai membuat Edward merasakan cemburu di lubuk hatinya. Namun, dia harus bersabar sampai Brenda menarik tangan Sarah untuk bersalaman dengannya.
"Hai, Sarah. Aku Brenda. Senang rasanya bertemu denganmu," kata Brenda dengan tidak tahu malunya.
Rasanya Sarah ingin meludah di hadapan wanita itu. ****** sialan itulah yang telah merebut suaminya dulu. Harusnya dia malu padanya saat ini.
"Hai, Brenda. Selamat datang di kediaman kami. Semoga kamu menikmati pestanya."
"Terima kasih." Brenda merasa menjadi orang yang paling dihargai kali ini. Terlebih bisa begitu dekat dengan adik pemilik mansion mewah ini.
Acara begitu meriah saat Edward memperkenalkan adiknya kepada semua orang. Mereka menganggap itu sebuah keberuntungan bagi Edward karena memiliki adik yang begitu cantik. Banyak kolega dan beberapa klien yang berharap bisa menjadikan Sarah sebagai istri atau bahkan menantunya.
Sarah cuma tersenyum menanggapi semua itu. Sepertinya bukan itu tujuannya. Sosok tikus Daniel-lah yang harus masuk ke dalam perangkapnya.
Selagi Brenda mengambil beberapa gelas anggur, rupanya Daniel memanfaatkan kesempatan ini untuk berbincang. Agak rikuh, tetapi Daniel masih berusaha.
"Kamu beruntung memiliki Edward. Dia pria yang baik. Sayang sekali dia belum menikah." Daniel memang tidak tahu bahwa Catherine-lah yang menyebabkan Edward memutuskan untuk tidak menerima wanita mana pun.
Keyakinan Edward pada kesempatan kedua membawanya bisa sedekat itu dengan Sarah, adiknya dalam dunia nyata.
"Kamu lebih beruntung memiliki Brenda. Kurasa dia sangat nyaman berada di dekatmu. Apakah kalian sudah menikah?"
Daniel menggeleng.
"Kenapa?" tanya Sarah.
"Aku belum siap membangun komitmen dengannya."
"Oh, memangnya sudah berapa lama kalian menjalin hubungan? Maaf, bukan maksudku untuk ikut campur. Sebagai wanita tentunya akan mempertanyakan, kapan komitmen itu akan dilangsungkan? Bukan begitu?"
"Dua tahun."
Cukup jelas di telinga Sarah bahwa hubungan Daniel dan Brenda sudah terjalin sebelum perceraian itu. Daniel benar-benar jahat.
"Wow, dan Anda bertahan sejauh ini! Itu luar biasa, Tuan Daniel." Entah, itu semacam pujian atau hinaan. Namun, yang pasti bahwa Sarah benar-benar muak pada pria di hadapannya saat ini.
"Ehm, aku punya pertanyaan sedikit pribadi. Itu pun jika Anda berkenan menjawabnya, Tuan."
"Panggil saja Daniel. Mungkin itu lebih baik."
Melihat perubahan sikapnya yang begitu cepat membuat Sarah yakin kalau pria itu sudah termakan pesonanya. Sejauh ini Sarah tidak perlu merayu. Cukup dengan gaun seksi yang menunjukkan lekukan tubuh dan wajah cantik alaminya. Butuh sedikit sentuhan make up untuk membuatnya semakin bersinar seperti malam ini.
"Oh, oke, Daniel. Apakah Anda pernah menikah sebelumnya? Maaf, kalau pertanyaanku mungkin agak terlalu pribadi."
"Tidak masalah, Nona Sarah. Aku senang mendengar wanita bertanya seperti itu." Mata Daniel terlihat sekali berusaha menggoda Sarah.
Sarah segera menangkap maksudnya, tetapi dia tetap tenang. Beruntung sekali karena Edward datang lalu berdiri di sampingnya. Mungkin bisa dikatakan bahwa Edward adalah nyawanya saat ini, sedangkan pria di hadapannya adalah tidak lebih dari seekor kecoa yang siap dilenyapkan dengan sekali semprot obat pembasmi hama.
"Wow, sepertinya kalian cukup akrab!" seru Edward.
Sebenarnya dinner malam itu sudah berjalan dengan lancar. Beberapa tamu ingin menikmati suasana yang santai dengan mendengarkan musik klasik, meminum anggur, dan beberapa jamuan manis sebagai penutup dinner luar biasa itu.
"Tuan Daniel hanya menceritakan bagaimana dia berhasil dengan perusahaannya, Kak. Aku jadi tertarik ingin mempelajari bisnis darinya," ucap Sarah berbohong. Ini hanyalah sebuah kunci untuk masuk ke perusahaan dan mengambil alih semuanya.
Agaknya pembicaraan itu hampir gagal karena kedatangan Brenda dengan dua gelas anggurnya.
"Maaf, aku pergi ke toilet sebentar. Aku hampir tersesat di mansion sebesar ini, tetapi para maid mengarahkan aku sampai kembali ke sini lagi," ucap Brenda gugup.
"Tidak masalah, Nyonya. Semoga Anda menikmati acaranya," balas Edward.
"Brenda, adik Tuan Edward ingin belajar bisnis di perusahaanku. Bagaimana menurutmu?" Seolah Daniel meminta persetujuan dari kekasihnya.
"Kakakku kurang piawai mengajari bisnis. Padahal dia juga pengusaha, tetapi sangat payah!" Sarah sengaja merendahkan Edward untuk mengambil simpati Daniel.
"Oh, tentu saja, Nona. Anda bisa datang ke tempat Daniel kapan pun yang Anda inginkan," ucap Brenda yakin. Dia tidak berpikiran bahwa Sarah adalah bidadari berhati iblis yang akan menghancurkan mereka semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
SEPTi
si Brenda cemburu dan takut Daniel berpaling
2023-06-14
1